Arahan Presiden tentang efisiensi anggaran perjalanan dinas telah memicu banyak diskusi dari berbagai sudut pandang. Jelas ada pro dan kontra terhadap kebijakan ini, hal yang lumrah.
Meski sudah berlalu beberapa bulan, saya ingin berbagi sebuah sudut pandang yang mungkin sudah pernah dibahas. Namun, rasanya tidak ada salahnya jika saya mengelaborasinya dalam tulisan ini. Pun, sebenarnya saya tidak terlalu berhak untuk mewakili sudut pandang ini.
Menurut keyakinan saya, ada satu pihak yang bahagia dengan efisiensi perjalanan dinas ini: anak-anak dari ASN yang selama ini kurang mendapatkan waktu untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang tua mereka yang sering bepergian karena Surat Tugas. Saya yakin, anak-anak yang sebelumnya di akhir pekan mungkin tidak bisa bertemu sang ayah karena dinas luar kota akan senang dengan pembatasan ini. Saya juga yakin, anak-anak yang sebelumnya hanya bisa bertemu dengan sang ibu selama beberapa menit di malam hari—karena ibunya baru pulang selepas magrib setelah menyelesaikan administrasi perjalanan dinas—akan lebih bahagia. Selama ini, anak-anak tersebut lebih sering melihat ayah dan ibu mereka di layar gawai daripada di rumah.
Saya tidak memiliki bukti empiris utama atas klaim ini. Meski berstatus ASN dan cukup sering melakukan perjalanan dinas, hingga saat ini belum ada anak-anak yang menunggu kami (istri dan saya) di rumah, karena kami memang belum diberi kepercayaan tersebut oleh Sang Maha Pencipta. Namun, beberapa rekan di kantor saya tidak membantah ketika sudut pandang ini saya bagikan kepada mereka.
Penjelasan sederhananya adalah: jika tidak ada perjalanan dinas, maka tidak ada waktu yang terpakai untuk bepergian keluar rumah maupun untuk menyelesaikan administrasi perjalanan dinas. Waktu yang sebelumnya digunakan untuk perjalanan dan pekerjaan administrasi dapat dialihkan menjadi waktu berkualitas bersama anak-anak, baik di rumah maupun di luar. Pastinya, anak-anak tersebut akan lebih bahagia dibandingkan sebelum arahan Presiden ini dikeluarkan.
Namun demikian, ayah dan ibu yang terkena dampak efisiensi anggaran perjalanan dinas mungkin akan termenung dengan kebijakan ini. Kita sama-sama tidak bisa memungkiri bahwa, meskipun jumlahnya hanya ratusan ribu, uang harian perjalanan dinas sering menjadi penyambung hidup hingga gaji berikutnya masuk ke rekening. Untuk bagian ini, saya tidak bisa beropini lebih jauh.
Yang pasti, efisiensi ini telah terjadi dan mungkin akan ada gelombang berikutnya. Dengan segala ketidaknyamanan yang muncul, mari kita berikan lebih banyak kebahagiaan bagi anak-anak kita melalui waktu berkualitas yang lebih banyak bersama mereka.