Kisah Inspiratif ASN : Kejadian Yang Merubah Segalanya

Gambar sampul Kisah Inspiratif ASN : Kejadian Yang Merubah Segalanya

Puskesmas Maliku yang berada di Desa Maliku Baru Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah, di sinilah tempatku mengabdi menjadi ASN selama hampir 10 tahun ini. Sejak diangkat menjadi CPNS pada tahun 2014, banyak suka duka dan pengalaman berharga yang ku dapatkan di tempat ini bahkan sampai sekarang.

Pertama ditugaskan sebagai Bidan Desa di Desa badirih di wilayah kerja Puskesmas Maliku yang pada saat itu memiliki akses jalan yang sulit, bahkan jaringan sinyal operator selulerpun tidak ada dengan kondisi menyeberang sungai Kahayan tidak membuatku kecil hati untuk mengabdi. Tiga bulan pertamaku bertugas, tidak ada satupun pasien yang datang ke pustu untuk memeriksakan diri ataupun berobat dengan alasan bidannya terlalu muda. Ya, pada saat itu usiaku baru menginjak 22 tahun. Di mata masyarakat, aku hanyalah anak ingusan yang belum berpengalaman.

Sampai suatu malam, ada kejadian yang mengubah persepsi masyarakat tentang diriku. Pintu pustu di ketuk pada dini hari dan seorang ibu paruh baya memanggil dengan nada panik. Ternyata ada ibu hamil yang melahirkan namun ari-arinya belum keluar juga. Dengan sigap aku mengambil peralatanku, mempersiapkan obat-obatan yang diperlukan mengikuti ibu tersebut ke rumahnya. Sesampainya di sana nampak seorang dukun bayi sedang menggendong bayi dengan ibu bayi yang tersungkur lemah bersimbah darah. Dalam hati aku berdoa,”Tolong bantu aku Tuhan.”. Kulakukan pertolongan sesuai dengan ilmu yang ku dapatkan di bangku kuliah dan terpujilah Tuhan semesta alam, ibu berhasil selamat.

Setelah kejadian tersebut, pandangan masyarakat berubah. Hampir 3 bulan bertugas dan tidak mendapatkan kunjungan pasien, hari itu pustuku ramai. Kabar bahwa aku berhasil menolong ibu melahirkan sampai ke ujung desa yang tidak seberapa besar itu dan membuat masyarakat percaya bahwa meskipun masih muda tapi aku bisa bekerja. Selama 2 tahun mengabdi menjadi Bidan Desa Badirih, menjadikanku lebih memahami kehidupan masyarakat di daerah tersebut.

Pada tahun 2016, aku ditarik ke Puskesmas Induk untuk membantu memberikan pelayanan dikarenakan ada bidan yang mutasi ke tempat lain. Saatnya berpamitan dengan warga Desa Badirih, yang selama 2 tahun ini sudah menjadi keluarga dan banyak kebaikan warga selama aku bertugas dipustu membuatku berat untuk berpisah tetapi jika tetap di Desa Badirih, aku tidak akan berkembang. Sehingga aku memutuskan untuk tetap pergi ke Puskesmas Maliku.

Beradaptasi dengan lingkungan baru dan suasana baru. Ketika sebelumnya selalu kerja sendiri, di Puskesmas diwajibkan bekerja dalam tim. Beruntungnya aku mempunyai rekan kerja yang solid dan memiliki kekeluargaan tinggi sehingga segala suka duka dapat terlewati dengan baik. Kasus persalinan pertama yang ku hadapi adalah seorang ibu yang melahirkan dengan dukun di rumah. Ibu datang ke Puskesmas sudah dengan perdarahan hebat, dan rahim yang keluar bersamaan dengan ari-ari yang masih menempel. Aku tercengang dan menenangkan diri melihat kejadian tersebut. Bersama dokter dan perawat kami merelokasi rahim, memasang infus dan mencoba memperbaiki keadaan umum ibu yang pada saat datang sudah dalam keadaan yang jelek. Ibu mengalami syok dan saat perjalanan rujukan ke Rumah Sakit meninggal dunia. Kejadian ini membuatku sedikit terguncang karena merupakan pengalaman pertama mendapatkan kasus yang untukku cukuplah berat. Menyiapkan berkas untuk audit kematian maternal membuatku berulang kali mengingat kembali kejadian yang menyesakkan dada.

Waktu yang menyembuhkan luka. Ungkapan ini benar adanya terjadi denganku. Sekarang setelah hampir 10 tahun mengabdi menjadi pelayan masyarakat di Kecamatan Maliku, aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa Tuhan tetap yang berkuasa atas hidup manusia. Kita sebagai manusia hanya tetap harus berusaha memberikan yang terbaik semampu kita dan tentunya sesuai dengan prosedur yang ada. Pengalaman merupakan guru yang paling berharga dan itu membuatku terus tumbuh dan semakin tumbuh menjadi bidan dan pribadi yang lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Tetap semangat untuk semua tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Pengabdian kita untuk masyarakat memang kadang tidak selalu terlihat dan dihargai, tapi itu akan menjadi bekal kita dalam menapaki kehidupan selanjutnya. Salam sehat dan tetap berbahagia.

Bagikan :