Sub-Tema : Kesiapan Psikologi, Sosial dan Ekologi Lingkungan
Salah satu regulasi tentang UU ASN bahwa aparatur sipil negara harus siap ditempatkan dimana saja di wilayah NKRI. Sesuai bunyi UU ASN No. 5 Tahun 2014. Pintar saja tidak cukup, namun aparat juga harus memilki integritas dan mental tangguh di perantauan, seperti ditempatkan di wilayah Ibukota Negara Nusantara. Kita tahu bahwa lokasi IKN berada di lokasi geografis yang jauh dari ibukota yang kita kenal selama ini yakni DKI Jakarta. Selama ini Pulau Jawa dikenal sebagai pulau yang memiliki pusat pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, pendidikan, kesehatan, logistik maupun infrastruktur transportasi.
Sebut saja DKI Jakarta yang sudah padat penduduk, kawasan perkantoran dan pemukiman hingga padatnya kemacetan arus kendaraan. Kurang lebih ada terdaftar 11,34 juta jiwa penduduk DKI Jakarta berdasar data dilansir BPS Provinsi DKI Jakarta. Namun secara de facto, total DKI Jakarta dipadati 14 juta penduduk pada siang hari. Hal ini dikarenakan banyaknya para komuter yang mengadu nasib dan berkarir di ibukota DKI Jakarta. Mereka datang dari pelbagai kota satelit, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor hingga Provinsi Banten.
Nah, dibutuhkan strategi pendekatan psikologi dan sosial bagi para ASN yang ingin berkarir di Otorita Ibukota Negara Nusantara (OIKN). Seperti strategi adaptasi psikologi, adaptasi sosial (social adjustment) dan konsep ekologi lingkungan yang harus dipahami serta ditindaklanjuti dalam kehidupan bekerja dan berkeluarga di IKN. Helson dan Wohlwill (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) menguraikan dengan sangat baik terkait tingkat adaptasi antara organisme dengan lingkungan. Mencakup langkah adaptasi dan adjustment di wilayah baru yang akan dimasuki dan ditempati. Dengan demikian, ASN wajib mengedepankan karakter STA, yaitu Smart Talenta dan Adaptif agar bisa sukses mengemban tugas di IKN Nusantara.
Adaptasi Psikologi ASN dengan IKN
Lalu, para aparatur sipil negara yang bertugas di IKN harus melakukan proses penyesuaian diri yang cepat dan tepat di IKN. Para pegawai negeri sipil tentu tidak hanya berinteraksi dan bekerja dari kota tempat tinggal yang relatif sama dengan lingkungan mereka selama ini, bukan?
Artinya para ASN harus siap bekerja dan berkolaborasi dengan 2500 orang ASN yang siap pindah ke IKN Nusantara. Mereka datang dari Sabang sampai Merauke dengan aneka ragam latar belakang dan kondisi psikologi di Indonesia. Lalu harus siap berkoordinasi dengan aparat dan masyarakat lokal di wilayah IKN dan sekitarnya, seperti Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota Balikpapan hingga Kota Samarinda. Artinya mereka harus mulai memahami varian kondisi psikologi masyarakat yang kaya dan sangat beraneka ragam karakter.
Budaya negara kita sangat kaya. Belum lagi tradisi, adat kebiasaan, dialek hingga makanan minuman lokal yang harus kita pelajari. Karena masing-masing daerah memiliki kearifan lokal dan keunikan tersendiri. Artinya para abdi negara khususnya yang selama ini berdomisili di kota besar dan pindah ke IKN, harus memperhatikan strategi adaptasi psikis tersebut. Mereka harus siap berakselerasi penuh dan belajar serta bekerja dengan cepat sesuai kebutuhan #IKNdanASN menuju Indonesia Emas 2045.
Social Adjusment; Suatu Metode Adaptasi Sosial ASN dengan IKN
Para abdi negara harus siap dengan paradigma kehidupan IKN. Baik iklim cuaca, air, bentang alam, budaya, bahasa hingga makanan minuman. Tentu IKN bukanlah Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung atau Jogjakarta yang notabene adalah kota besar di Indonesia. Aparatur harus siap berbaur dan beradaptasi sosial dengan para aparat dan masyarakat di IKN yang hadir dengan beraneka latar belakang sosial budaya dan karakteristik masing-masing.
Intinya, ini IKN bukan DKI Jakarta bung! Para birokrat harus siap menanggalkan kemapanan yang mereka rasakan di ibukota atau kota besar yang selama ini mereka tinggali. Siap berubah, siap belajar, siap beradaptasi demi pengabdian yang jauh lebih besar manfaatnya bagi bangsa dan negara.
Disinilah pentingnya social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial oleh para abdi negara. Tentu mereka harus paham dan tajam membaca situasi serta pandai untuk melakukan penyesuaian diri baik dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam setempat di IKN.
Adaptasi ASN secara Ekologi Lingkungan dengan IKN
Adaptasi Psikologi dan Social Adjustment sudah dilakukan, namun masih ada satu aspek lagi yang harus diperhatikan, yakni adaptasi ekologi lingkungan. Secara praksis, ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Ada perubahan respon perilaku yang harus diubah oleh para aparatur dengan pola perubahan kondisi lingkungan di IKN. Agar terjadi titik ekuilibrium atau keseimbangan antara umat manusia dengan lingkungan di IKN
Jadi, para ASN harus tetap memperhatikan kelestarian dan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan di wilayah IKN Nusantara. Para ASN wajib bekerja optimal sesuai peraturan perundangan yang berlaku, namun tetap harus mengedepankan daya dukung lingkungan IKN Nusantara. Artinya pola kerja ASN wajib memperhatikan aspek ekologi lingkungan yang berkelanjutan.
Contoh konkritnya bagi ASN adalah wajib mempergunakan sumber daya air dan energi listrik dengan seefisien mungkin. Tidak membuang sampah secara sembarangan. Dan mempergunakan material ramah lingkungan dalam interaksi sosial mereka sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik dan lain sebagainya. Informasinya disediakan pula kendaraan listrik untuk menunjang mobilitas para aparatur di OIKN.
Hal ini tentulah kabar baik untuk menekan tingkat polusi udara serendah mungkin di wilayah IKN. Salah satunya dengan inovasi kendaraan listrik tersebut. Dengan demikian terwujudlah alat transportasi rendah emisi. Dan inovasi seperti ini perlu dibiasakan dan dibudidayakan menjadi gaya hidup para ASN di IKN.