Wujud Bela Negara Anak Muda sebagai Calon Pemimpin Bangsa

Gambar sampul Wujud Bela Negara Anak Muda sebagai Calon Pemimpin Bangsa

Generasi muda merupakan bekal sumber daya manusia Indonesia untuk kehidupan yang akan datang. Indonesia diharapkan menjadi negara yang maju dan sejahtera merata. Hal ini menjadi tanggung jawab lanjutan bagi ank muda Indonesai untuk berkiprah di tanah air sesuai dengan passion yang dimilikinya. Cita-cita yang mereka ingin wujudkan, sedikit banyak juga akan berdampak bagi kehidupan negara.

Anak muda sering berubah-ubah wujud cita-cita yang mereka impikan. Namun, hal yang baik akan tetap mereka dapatkan jika menggapainya dengan sungguh-sungguh. Jiwa kesungguhan inilah yang akan membawa mereka menuju nasib yang lebih baik. Jika kehidupan bertumbuh generasi muda baik maka negara juga akan merasakan manfaatnya. Sebab negara maju ada karena sumber daya manusianya juga maju. Seperti masa saat ini, di era perkembangan teknologi yang berkembang pesat generasi muda dibutuhkan karena mereka mudah melalui masa transisi untuk beradaptasi juga dengan cepat. Generasi muda yang melek teknologi dapat mereka gunakan sebagai bekal dalam bela negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan cinta tanah air.

Wujud bela negara sangat beragam wujudnya, terkhusus sebagai generasi muda adalah berpendidikan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Generasi muda yang berpendidikan adalah golongan pelajar dan mahasiswa yang belajar setinggi-tingginya dan berprestasi di bidangnya. Mereka dapat memaksimalkan apa yang mereka miliki dan pemikiran untuk memberi contoh dalam kebaikan baik dalam sikap dan perbuatannya sesuai dengan jati diri bangsa yaitu Pancasila (Mukhtadi, 2018).

Bela negara sesuai profesi memiliki proporsi lebih besar daripada bela negara secara fisik karena bela negara sesuai profesi adalah pengabdian secara profesional dan unggul sesuai kode etik bidang masing-masing sehingga bangsa Indonesia mampu mandiri, berdikari, unggul, berkepribadian, dan berdaulat dalam pergaulan bangsa-bangsa yang berperadaban tinggi. Contoh pengabdia sesuai profesi yaitu dengan menjadi ASN muda yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif. Mereka dapat membawa perubahan untuk Indonesia agar lebih maju dengan mengutamakan penyelesaian masalah yang banyak terjadi di masyarakat. Dengan pesat nya teknologi, sistem yang konvensional mulai menjadi digital dan terautomasi. Peran generasi muda sebagai golongan yang melek teknologi akan membawa kemudahan dalam berjalannya sistem.

Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra dalam pernyataannya, menekankan bahwa generasi muda harus memiliki sikap patriotik dalam membela negara Indonesia. Salah satu unsur dari bela negara adalah mengembangkan sikap disiplin dan rajin belajar agar tidak meninggalkan kelompok “generasi yang hilang” atau the lost generation. Kedisiplinan diri dengan semangat belajar yang tinggi akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas, membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, membentuk mental maupun fisik yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa serta patriotisme sesuai dengan kemampuan diri. Hal yang sama juga dijelaskan oleh kak Ferdion Firdaus dalam kuliah FutureSkill X AbdiMuda, bahwa anak muda yang memiliki kecerdasan emosional, spiritual, serta intelegensi secara psikis

dan memiliki kondisi kesehatan dan ketrampilan jasmani mendukung kemampuan awal generasi muda dalam bela negara. Selain itu, anak muda yang memiliki rasa kecintaan terhadap Indonesia, sadar dan rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta yakin Pancasila sebagai ideologi negara merupakan bentuk bela negara dan nasionalisme bagi generasi muda.

Daftar Pustaka

Biro Humas Setjen Kemhan. Wamenhan : Generasi Muda Harus Memiliki Sikap Patriotik Dalam Membela Negara Indonesia. Diakses pada 2 Juni 2023, link: https://www.kemhan.go.id/2021/07/28/wamenhan-generasi-muda-harus-memiliki- sikap-patriotik-dalam-membela-negara-indonesia.html

Mukhtadi dan Komala, R.M. (2018). Membangun Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Milenial Dalam Sistem Pertahanan Negara. Manajemen Pertahanan, Vol. 4 No. 2. Hal: 64-83

Bagikan :