Warkop DKI : Grup Lawak Jadul Yang Menginspirasi Seorang ASN Di Era Modern

Gambar sampul Warkop DKI : Grup Lawak Jadul Yang Menginspirasi Seorang ASN Di Era Modern

Noufal Rizky Kurniawan (28 tahun) seorang ASN di Kejaksaan Agung Republik Indonesia mungkin tidak menyangka bahwa dia akan menjadi penggemar berat sebuah grup lawak terkenal di Indonesia yaitu Warung Kopi atau lebih disingkat sebagai Warkop. Awalnya dia hanya sekedar pengen tahu-tahu saja dari film mereka yang biasanya sering tayang di sebuah stasiun televisi swasta saat libur lebaran & nataru.  Namun lama-kelamaan dia sangat tertarik untuk menikmati film-film Warkop dan ingin mengetahui lebih jauh perjalanan grup lawak yang dulu pernah mengisi kejayaan dunia komedi di Indonesia ini. Dan pada saat itu juga mulailah dia untuk menonton hampir semua film-film Warkop termasuk versi sinetronnya yang kini menjadi bahan hiburan dia sehari-hari dan sebagai pelepas stress menghadapi kerjaan yang sangat banyak di unit kerja instansinya. Bahkan mungkin saja dia adalah satu-satunya ASN yang menyukai grup lawak yang terdiri dari (Alm) Wahjoe Sardono (Dono Warkop), (Alm) Kasino Hadiwibowo (Kasino Warkop), Indrojoyo Kusumonegoro (Indro Warkop), (Alm) Nanu Moeljono dan (Alm) Rudy David Badil tersebut.  Itu bermula sejak mendekati akhir tahun lalu tepatnya sekitar November 2024 silam.

 

Seperti yang kita sudah ketahui, grup lawak Warung Kopi berdiri pertama kali pada September 1973 ketika mereka pertama kali mengisi sebuah acara di suatu wilayah di Jakarta dan tampil di salah satu stasiun radio ternama yaitu Prambors. Awalnya grup lawak ini bernama Warkop Prambors yang ketika itu baru beranggotakan 3 orang yaitu Kasino Hadiwibowo, Nanu Moeljono dan Rudy David Badil.  Lalu pada 1975 Wahjoe Sardono bergabung dengan grup lawak ini disusul oleh Indrojoyo Kusumonegoro setahun kemudian yang artinya personel grup lawak ini berjumlah 5 anggota personel. Setelah sukses pada acara radio, kemudian mereka memutuskan terjun ke layar lebar. Sayangnya salah satu personel mereka yaitu Rudy David Badil memilih keluar dari grup lawak ini karena demam panggung sehingga tidak ikut tampil di layar lebar. Maka tersisa 4 personel yang akhirnya tampil di layar lebar yaitu Dono, Kasino, Indro dan Nanu lewat film pertama mereka yang berjudul "Mana Tahaan" yang dirilis pada 1979. Tetapi setelah film pertama mereka yang sukses besar, mereka kembali ditinggalkan salah satu personelnya yaitu Nanu Moeljono yang memilih untuk bersolo karir dan tidak pernah muncul lagi sampai dia meninggal pada 22 Maret 1983 di usia 30 tahun karena penyakit gagal ginjal. Setelah itu Warkop Prambors tampil dengan formasi 3 personel yaitu Dono, Kasino dan Indro yang kemudian berganti nama menjadi Warkop DKI pada 1986 setelah kontrak mereka dengan Prambors habis pada 1985 lampau dan seperti yang dikenal orang banyak sekarang. Kadang mereka bertiga kalau main film sering mengundang pemeran lain salah duanya adalah (Alm) Dorman Borisman yang tampil di 3 film Warkop dan (Alm) Mat Solar di film Dongkrak Antik yang rilis pada 1982. 

 

Tercatat mereka telah merilis sekitar 34 serial film rentang 1979-1995 dan telah meraih keuntungan besar dengan meningkatnya penonton yang ingin menyaksikan lawakan mereka di layar lebar. Tapi di balik kesuksesan mereka, pasti ada masalah & konflik yang terjadi pada grup lawak ini. Contohnya ketika kedua personel mereka Dono dan Kasino sempat bermusuhan selama 3 tahun pada rentang 1988-1990 hanya karena perbedaan strategi & visi misi mereka terkait masa depan Warkop. Untungnya mereka masih menjaga profesionalitas mereka karena ada Indro yang menjadi jembatan mediator mereka dan masih tetap aktif syuting film walaupun sedang bermusuhan sampai keduanya kembali berbaikan pada 1990. Setelahnya mereka kembali merilis beberapa film sampai tahun 1995 ketika sebuah keadaan mengubah situasi dan kondisi perfilman Indonesia waktu itu.

 

Setelah film terakhir mereka yaitu "Pencet Sana Pencet Sini" dirilis sekitar 1994/1995, industri perfilman Indonesia mulai memasuki titik terendahnya yaitu ketika munculnya banyak film-film impor, salah duanya dari Hollywood dan Bollywood. Ditambah dengan hilangnya sejumlah bioskop-bioskop di Indonesia yang kemudian dihancurkan dan menjadi mall atau pusat komersil itulah yang membuat bisnis perfilman Indonesia menjadi suram & kehilangan arah. Maka dari situlah Warkop DKI memilih untuk banting setir ke layar kaca atau lebih tepatnya disebut sinetron. Sinetron musim pertama mereka yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta yaitu Indosiar pada 1 Maret 1996 kemudian mendapat rating tertinggi dan kemudian dilanjutkan pada musim keduanya pada 1997. Sayangnya sepanjang penayangan sinetron musim keduanya ini salah satu personel mereka, Kasino justru sudah mulai sakit-sakitan bahkan sempat absen beberapa episode karena menjalani pengobatan. Ya beliau saat itu terkena tumor otak yang memaksanya untuk menjalankan pengobatan kemoterapi dan ketika tampil kembali saja beliau sudah memakai wig atau rambut palsu untuk menutup kebotakannya sebagai hasil dari kemoterapi tersebut. Hingga akhirnya sakit yang diderita pelawak kelahiran 15 September 1950 tersebut sudah semakin parah dan akhirnya meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada 18 Desember 1997. Beliau dimakamkan di TPU Giritama, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat sehari kemudian.

 

Dengan meninggalnya Kasino, grup lawak Warkop DKI menyisakan 2 personel yaitu Dono dan Indro. Sedikit cerita ketika terjadi Reformasi 1998, Dono pernah terlibat di dalamnya yaitu saat beliau ikut rapat orasi di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, ikut kumpul dengan sejumlah mahasiswa yang ikut aksi demo 1998 di kampus-kampus atau bahkan dengan berani dia mencoba menghadang aparat keamanan dengan menggunakan selang hidran yang tersedia di kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta untuk menyelamatkan mahasiswa yang kemudian lari tunggang langgang di area kampus waktu itu. Beliau juga yang mengatur kunjungan DPR, menyiapkan kerangka acuan untuk seminar dan juga menyiasati aksi demo mahasiswa waktu itu. Tidak lama setelah aksi 1998 usai, mereka berdua kembali membuat sinetron yang kemudian disebut Warkop Millenium dan tayang kembali di Indosiar sama seperti sinetron mereka sebelumnya ketika masih lengkap bertiga. Lagi-lagi sinetron ini kembali laris di musim pertama dan kemudian mendapat musim keduanya pada 2000. Namun sepanjang sinetron musim keduanya ini tayang, giliran Dono yang mulai sakit-sakitan ketika beliau divonis terkena kanker paru-paru yang ternyata sudah memasuki stadium akhir. Meskipun sakit tapi beliau masih sempat ikut syuting bersama Indro hingga sakit yang diderita pelawak kelahiran 30 September 1951 tersebut semakin parah sampai akhirnya beliau menyusul Kasino yang telah meninggal 4 tahun sebelumnya tepat pada 30 Desember 2001 di RS Saint Carolus, Jakarta dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dengan demikian Warkop hanya tinggal menyisakan Indro sendirian sampai sekarang.

 

Bicara soal menginspirasi ASN di era modern ini, menurut penulis artikel ini, dia sangat mengidolakan ketiga tokoh personel grup lawak jadul ini yang kemudian menjadi inspirasinya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di masyarakat luas terutama dalam pengabdiannya sebagai ASN. Selain itu pemuda kelahiran Jakarta, 18 November 1997 ini juga mengaku kalau lagi stress menghadapi kerjaan yang sedemikian banyaknya di unit kerja instansinya atau sedang kangen teman-temannya baik teman sekolah, teman kuliah, maupun teman seprofesinya bahkan sedang berpergian sekalipun dia selalu mengisi candunya itu dengan menonton beberapa serial film & sinetron Warkop dimanapun dan kapan saja dia mau. Noufal, begitu panggilannya juga pernah mengakui jika Warkop ini terkenal dengan lawakannya yang sering menyindir pemerintahan Orde Baru saat itu dan juga menyampaikan kritik sosial secara halus lewat lawakan mereka di layar lebar maupun layar kaca. "Ya bagusnya dari Warkop itu sih karena mereka adalah orang yang berintelektual, cerdas, pandai, jujur & terpelajar. Lawakan khasnya sering banget membuat saya sendiri jadi terhibur di tengah kesibukan yang saya jalani sekarang. Hampir semua anggotanya itu kan dulunya mahasiswa Universitas Indonesia sama seperti saya, kecuali Om Indro saja yang dulunya mahasiswa Universitas Pancasila. Terutama Om Dono yang kebetulan juga seorang dosen di FISIP UI. Yang lucu itu pas Om Kasino sering sekali memparodikan lagu-lagu yang sudah terkenal menjadi lagu yang berbau jenaka di serial filmnya. Makanya itu kenapa saya sangat menyukai grup lawak yang memang dulu terkenal banget di negeri ini" kata Noufal.

 

"Memang sekarang ini Warkop cuma ada Om Indro saja soalnya Om Kasino dan Om Dono sudah lama berpulang. Tetapi karya-karya mereka semua pastinya diingat oleh hampir semua orang, termasuk saya sendiri yang berprofesi sebagai Abdi Negara ini. Jadi seolah-olah saya merasa ketiganya masih lengkap begitu menonton mereka di layar kaca." katanya lagi.

 

"Mereka bertiga ini tidak hanya sekedar tokoh idola saya saja tetapi juga tokoh yang menginspirasi saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, utamanya dalam menjalankan tugas saya sebagai ASN sekarang ini. Apalagi saya orang yang juga sebetulnya terpelajar, cerdas, jujur & punya intelektual tinggi seperti mereka" lengkap pemuda yang kini bertugas di Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung Republik Indonesia sekaligus mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka Jakarta menambahkan statementnya.

Bagikan :