Tradisi Pengobatan Masuk Angin, Dikerok dan Minum Jamu Tolak Angin

Gambar sampul Tradisi Pengobatan Masuk Angin, Dikerok dan Minum Jamu Tolak Angin

Kerokan dan minum jamu Tolak Angin. Keduanya amat berhubungan dengan tradisi pengobatan etnis di Jawa untuk mengatasi masuk angin.

Begitu lumrah kita lihat dan dengar ketika seseorang etnis Sunda dan Jawa (Jawa tengah dan jawa timur) ketika masuk angin akan kerokan dan meminum jamu Tolak Angin.

Kebiasaan etnis Jawa ini saya lihat sendiri saat keluarga ada yang merasa masuk angin maka akan meminta kerokan dan membuat larutan jamu Tolak Angin ditambahkan perasan jeruk nipis setengah buah.

Begitupun ketika tetangga etnis Jawa merasakan masuk angin akan melakukan hal yang sama. Bila anggota keluarganya sedang tidak ada di rumah, maka mereka akan datang ke tetangga sesama etnis Jawa untuk minta dikerok, dan dibuatkan larutan jamu Tolak Angin Sido Muncul plus perasan jeruk nipis.

Tentu bila kita bicara masuk angin, merupakan istilah yang dikenal oleh orang awam yang beretnis Jawa saat kondisi tubuh sedang terasa tidak enak badan, seperti greges (demam), pusing, hidung tersumbat, flu disertai mual dan lain sebagainya. 

Dalam dunia kesehatan (medis), gangguan kesehatan tubuh yang memiliki gejala yang mirip dengan masuk angin ini sebenarnya bernama flu. Bisa juga karena masalah pencernaan bahkan gejala tipes.

Istilah masuk angin ini sudah sangat umum digunakan oleh masyarakat, bahkan secara turun-temurun yang entah kapan itu pertama kali didengungkan.

Secara medis, sebetulnya gangguan kesehatan masuk angin tidak ada. Penjelasan medis tidak ada mengenai penyebab, gejala, dan pengobatan masuk angin.

Namun,warga etnis Jawa sebagian mempercayai bahwa angin masuk kedalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit. Secara medis, tidak masuk logika ketika tiba-tiba "angin" masuk dan terperangkap di dalam tubuh.

Kemungkinan yang paling dekat sepertinya sekumpulan gejala flu like symptoms. Gejala serupa flu ini patut dipahami dari awal yang merupakan gejala awal dari infeksi virus.

Untuk menanggulangi masuk angin, biasanya warga etnis Jawa sebelum pergi ke fasilitas kesehatan akan kerokan terlebih dahulu dan minum jamu Tolak Angin. 

Mereka berharap tradisi pengobatan ini akan dapat menyembuhkan, dan mencegah mereka sakit lebih parah. Itu kenapa paket tradisi pengobatan tradisonal ini dipilih.

Kerokan merupakan cara pengobatan tradisional dengan menggesekkan benda pipih keras di permukaan kulit.

Kerokan saat masuk angin I Sumber Foto : reezky Pradata
Kerokan Saat Masuk Angin I Sumber Foto : Reezky Pradata  - Canva

Saat mengerok kulit, benda pipih keras (coin atau batu) diolesi oleh minyak, tapi ada juga yang mengolesi minyaknya di tubuh.

Cara pengobatan tradisional kerokan banyak diminati oleh banyak warga etnis Jawa karena dirasa praktis dan murah meriah.

Bila melihat dari sisi medis, ada penjelasan berdasarkan penelitian dari Tamtomo dalam Sri (2012), yang menunjukkan bahwa seseorang yang sering melakukan kerokan akan mengalami peningkatan kadar endorfin. 

Hormon endorphin mampu menimbulkan perasaan nyaman, senang, hingga membuat seseorang bersemangat.

Selain itu keerokan dapat mempengaruhi kadar prostaglandin yang dapat mengatur sekresi asam lambung, mempengaruhi penurunan tekanan darah, meredakan nyeri otot dan suhu tubuh.

Namun, patut pula memperhatikan kondisi tubuh dan kesehatan dari seseorang yang akan diaplikasikan dengan cara tersebut.

Terdapat kondisi atau kesehatan tubuh yang tidak dianjurkan untuk dilakukan kerokan, diantaranya penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, wanita hamil, penderita penyakit diabetes tingkat lanjut dan penderita penderita penyakit kulit.

Bagaimana dengan jamu Tolak Angin ?

Sama halnya dengan kerokan, Jamu juga merupakan warisan budaya yang sudah digunakan secara turun menurun hingga kini.

Indonesia telah mengembangkan jamu dari sekitar 9.000an jenis tanaman obat yang dapat nantinya digunakan sebagai bahan dasar produksi jamu.

Tolak Angin Sido Muncul yang merupakan salah-satu produk jamu, memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan untuk mengatasi masuk angin dari meriang, pusing, mual, gejala kembung, sakit perut, dan tenggorokan kering. Jamu jenis ini baik diminum saat kecapaian, perjalanan jauh, dan kurang tidur.

Komposisi Jamu Tolak Angin I Sumber Foto : dokpri
Komposisi Jamu Tolak Angin I Sumber Foto : dokpri

Komposisi dari Jamu Tolak Angin yang berasal dari tanaman obat terdiri dari: Oryza Sativa (padi) 20%, Foeniculum vulgare Fructus (adas) 10%, Helicteres isora Fructus (kayu ules) 10%, Eugenia caryophyllata Folium (daun cengkeh) 10%, Mentha arvensis Herba (poko-poko / bijanggut), Zingiber officinale Rhizoma (jahe merah), Amomum compactum Fructus (kapulaga), Myristica fragrans Semen (pala), Cinnamomum burmannii Cortex (kayu manis), Centella asiatica Herba (pegagan), Parkia roxburghii Semen (kedawung), Usnea misaminensis Thallus (kayu angina).

Untuk itu, saya sebagai Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit pun mencari tau empat komposisi tanaman obat, dengan proporsi terbanyak (persentase) pada jamu Tolak Angin, yang memiliki manfaat kesehatan bagi kita yang sedang masuk angin.

Oryza Sativa (beras) terdapat beberapa jenis, tapi secara umum beras selain sebagai sumber utama karbohidrat juga dapat sumber antiinflamasi alami.

Padi selain sebagai sumber energi juga dapat memberikan efek kesehatan I Sumber Foto : nmapower-Canva
Padi selain sebagai sumber energi juga dapat memberikan efek kesehatan I Sumber Foto : nmapower-Canva

Mengonsumsi beras putih akan amat bermanfaat bagi Anda yang sedang morning sickness, diare, hingga radang usus.

Kemudian Adas yang memiliki memiliki kandungan asam organik, protein, kolin, trigonelin senyawa antioksidan berupa flavonoid yang dapat mencegah terjadinya mekanisme peroksidasi lipid yang disebabkan oleh stres oksidatif.

Adas dapat digunakan sebagai pencegah gastritis I Sumber Foto TommyIX - Canva
Adas dapat digunakan sebagai pencegah gastritis I Sumber Foto TommyIX - Canva

Pemanfaatan bahan tradisional adas merujuk jurnal ilmiah Kesehatan Sandi Husada (2019) sebagai pencegahan terjadinya gastritis yang memiliki efek samping yang lebih minimal.

Kayu Ules memberikan manfaat keshatan sebagai analgesik I Sumber Foto : Alihapatty
Kayu Ules memberikan manfaat keshatan sebagai analgesik I Sumber Foto : Alihapatty - Canva

Bila membaca hasil penelitian Indonesia One Search dengan metode potensiasi petidin terhadap ekstrak kayu ules (Helicteres isora L) menunjukkan memiliki efek analgesik. Penggunaan tanaman obat kayu ules (Helicteres Isora) dapat digunakan sebagai obat sakit gigi dan obat radang.

Daun Cengkeh memberikan efek kesehatan I Sumber Foto : Agus Subianto - Canva
Daun Cengkeh memberikan manfaat kesehatan obat herbal karena kaya akan senyawa aktif I Sumber Foto : Alihapatty - Canva

Adapun daun cengkeh (Eugenia caryophyllata Folium) kaya akan senyawa aktif yang memberikan manfaat kesehatan. Beberapa senyawa tersebut meliputi asam galat, eugenol, flavonoid, dan tannin. Senyawa tersebut ini memberikan sifat obat herbal, sifat anti bakteri, dan anti-inflamasi.

Sedangkan tanaman obat lainnya yang terdapat pada jamu Tolak Angin juga memberi manfaat kesehatan, ada yang sebagai antioksidan, antiinflamasi, penyembuhan luka, mengatasi kembung dan sakit perut, anti kejang, rematik, hingga impoten.

Pada tanggal 27 Mei akan diperingati Hari Jamu Nasional yang merupakan bentuk penghargaan terhadap warisan budaya dan kekayaan alam tanaman obat yang dimiliki oleh bangsa ini.

Jamu, tidak hanya sebagai obat tetapi sudah menjadi minuman tradisional yang kaya akan manfaat kesehatan.

Minuman khas Indonesia ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat sejak ribuan tahun yang lalu, sebelum Indonesia lahir.

Yuks lestarikan Jamu sebagai warisan bangsa yang memberikan khasiat kesehatan. (AM)

#jamukeluargaindonesia #menjamudunia #budayasehatjamu

Bagikan :