SNI Perkuat Daya Saing Produk Hilirisasi

Gambar sampul SNI Perkuat Daya Saing Produk Hilirisasi

Pada tanggal 20 Oktober 2024, secara resmi Indonesia telah memiliki presiden dan wakil presiden yang baru yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Dengan dilantiknya pemimpin baru untuk Republik Indonesia tersebut, tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, pelantikan tersebut juga menjadi titik awal mula pelaksanaan visi misi presiden dan wakil presiden yang akan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2025-2029 melalui Program Asta Cita. Program Asta Cita yang digaungkan oleh Prabowo - Gibran terdapat 8 misi yang menjadi agenda prioritas nasional dalam pemerintah pada tahun 2025-2029.

Asta Cita 2025-2029 (Sumber : Bappenas, 2024)

Dalam asta cita tersebut telah tersusun prioritas – prioritas dari berbagai macam sektor. Salah satunya yang menjadi fokus dan prioritas yaitu dalam sektor Industri. Sektor tersebut tertuang pada asta cita nomor 5 yaitu Melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Sektor tersebut dinilai sangat potensial untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan yaitu sekitar 8%.

Dalam sidang kabinet pertama tanggal 23 Oktober 2024, Prabowo dengan tegas meminta kepada para Menteri terkait yaitu Menteri Investasi dan Hilirisasi /Kepala BKPM Rosan P Roeslani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto segera menginventarisir proyek penting dalam hilirisasi di Indonesia. "Dalam 26 komoditas harus dihilirisasi, segera dirumuskan, bikin daftar dan segera mencari dana sehingga kita bisa mulai hilirisasi dalam waktu singkat," ungkap Prabowo (www.cnbcindonesia.com,2024)

Lalu, apakah yang dimaksud dengan hilirisasi tersebut?

Menurut Patunru (2015), Hilirisasi adalah proses meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui pengolahan dan pemurnian sebelum dilakukan adanya ekspor. Jika memang harus mengekspor, maka yang diekspor adalah barang jadi, hasil dari olahan bahan baku itu. Dengan kata lain bahwa hilirisasi adalah suatu strategi untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang dimiliki oleh suatu negara dengan mengolahnya menjadi barang setengah jadi atau jadi yang memiliki nilai pasar lebih tinggi. Strategi ini sangat penting bagi Indonesia, karena negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk-produk industri yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam dunia bisnis, hilirisasi sangat penting karena dapat meningkatkan nilai tambah produk dan membuka peluang pasar yang lebih luas. Supaya produk hilirisasi tersebut berkualitas dan dapat diterima oleh pasar negara lain maka diperlukan berbagai dukungan untuk hiliirsasi tersebut, salah satunya yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI merupakan Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNI sangat diperlukan dalam proses hilirisasi melalui peningkatan kualitas produk – produk inovatif dari hasil hilirisasi. Selain untuk perlindungan konsumen terhadap penggunaan produk tersebut, SNI juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai daya saing produk tersebut dalam  pelaksanaan ekspor produk hilirisasi.

Terdapat hasil produk inovasi baru dari hilirisasi di Indonesia yang sudah mendapat dukungan SNI yaitu minyak makan merah. Minyak makan merah adalah minyak makan merah atau disebut juga sebagai refined palm oil merupakan produk turunan dari minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak ini memiliki warna terang mencolok dan aroma yang kuat. Warna mencolok dari minyak makan merah berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua. Minyak makan merah mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh dibanding minyak goreng biasanya karena lebih banyak mengandung Pro vitamin a, vitamin e, fitosterol, squalene, beta karoten, tokotrienol. Sehingga manfaat dari minyak makan merah ini bisa untuk meningkatkan perkembangan otak, meningkatkan kesehatan mata, mencegah terjadinya stunting pada anak, dan lain sebagagainya (indonesia.go.id)

Salah satu industri yang memproduksi minyak makan merah yang terdapat di Pagar Merau, Deli Serdang, Sumatera Utara. Produk minyak makan merah tersebut sudah mendapatkan sertifikasi SNI 9098:2022. Dengan telah mendapatkan sertifikasi SNI, maka minyak makan merah tersebut terjamin kualitasnya, aman dikonsumsi dan berpotensi untuk diekspor.

Minyak merah dinilai sebagai contoh dari produk hilirisasi yang inovatif dan telah mendapatkan SNI, maka seharusnya BSN melalui SNI juga dapat mendukung produk – produk hilirisasi lainnya melalui berbagai sektor.

 

BSN dapat mendukung untuk mengembangkan dan menerapkan SNI pada bidang agro. Sektor – sektor yang diprioritaskan untuk dilakukan hilirisasi yaitu sektor perkebunan, seperti industi kelapa sawit yang menghasilkan minyak goreng, sabun, kosmetik, biodiesel, dan pelumas. Industri hilir kelapa yang menghasilkan kertas selulosa, nata de coco, bioavtur, santan kelapa, arang batok, kelapa parut, dan minyak kelapa. Sementara itu di sektor perikanan, seperti ikan asin, fillet ikan beku, atau produk makanan laut yang lebih kompleks seperti sarden kalengan. Selain itu juga hilirisasi pada produk rumput laut seperti karagenan, agar – agar, jelly dan kerajinan lainnya.

Selain program hilisasi industri berbasis agro,  BSN dapat juga mengembangkan dan menerapkan SNI pada industri berbasis tambang dan mineral, seperti produk jadi dari bauksit seperti alumunium. Produk olahan minyak bumi, seperti bahan bakar, produk kimia, hingga pelumas. Produk turunan nikel digunakan sebagai bahan baku stainless steel,  batu baterai, untuk berbagai paduan logam, paduan nikel, serbuk nikel, lapis nikel, dan senyawa nikel perlu dikenali dan dikaji potensi hilirisasinya. Selain itu, terdapat juga produk dari pengolahan bijih tembaga menjadi katoda tembaga, perunggu, alat elektronika, peralatan otomotif dan lain lain.

Harapannya dengan diterapkannya SNI pada produk – produk hasil hilirisasi di berbagai sektor, maka dapat meningkatkan keamanan dan kualitas produk serta potensi menembus ekspor ke pasar global untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

 

Sumber referensi

Ariyanto,A. Patunru. 2015.Hilirisasi.Kompas 24 Januari 2015

https://www.cnbcindonesia.com/news/20241024081157-4-582596/10-poin-penting-arahan-prabowo-ke-menteri-di-rapat-perdana diakses pada Oktober 2024

https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8096/minyak-makan-merah-kurang-populer-tapi-sarat-manfaat?lang=1 diakses pada Oktober 2024

https://www.vibrasi.co/16475/03/2024/mengenal-minyak-makan-merah-dan-bedanya-dengan-minyak-goreng-biasa/

Bagikan :
Tag :