Efisiensi, sebuah kata yang saat ini menjadi hits di telinga para Aparatur Sipil Negara (ASN). Kebijakan ini dikeluarkan oleh Pemerintah RI untuk penghematan dan memangkas pengeluaran yang konsumtif.
Kebijakan ini pun berimbas ke salah-satu pelayanan kepada masyarakat yaitu Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Tentu ASN yang bertugas harus berfikir kreatif agar program yang dijalankan secara rutin tidak layu dan kemudian mati.
Saya yang berprofesi sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat bersama rekan kerja Penyuluh Kesmas di PKRS sudah dikabari bahwa efisiensi berdampak pada program Promosi Kesehatan di tempat kerja ku di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta.
Kami di PKRS RSKO Jakarta pun menerima atas keadaan ini, karena ini terjadi di semua institusi Pemerintah RI yakni efisiensi anggaran.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya terorganisir, terprogram yang dilakukan oleh pihak rumah sakit secara menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan pasien, keluarga, pengunjung, dan tenaga kesehatan melalui edukasi, perubahan perilaku, serta penciptaan lingkungan yang sehat.
PKRS memiliki beberapa peran yang amat bermanfaat bagi masyarakat diantaranya ;
Ada beberapa metode PKRS yang perlu dijalankan agar program pelayanan kepada masyarakat terpenuhi, meliputi :
✅ Penyuluhan kesehatan secara individu ataupun kelompok.
✅ Penyebaran informasi melalui media seperti, brosur, leaflet, poster, dan video
✅ Konseling kesehatan
✅ Kampanye kesehatan baik berupa cek kesehatan gratis, imunisasi, dsb
✅ Pelatihan tenaga kesehatan untuk bagian dari edukasi pasien
Metode PKRS itu tidak dilaksanakan hanya oleh yang berprofesi penyuluh kesehatan masyarakat saja di rumah sakit, tetapi juga tenaga medis, para medis, tenaga kesehatan lainnya, dan manajemen rumah sakit.
Sebagai contoh pelibatan multi profesi, pertama, pelaksanakan penyuluhan kesehatan dan konseling secara individual dilaksanakan oleh petugas pemberi asuhan (PPA) seperti dokter, perawat, tenaga farmasi, tenaga gizi, nakes lainnya yang di dokumentasikan di rekam medik.
Kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan yang pelaksanaannya di lakukan oleh para nakes ini didokumentasikan dalam buku rekam medik.
Aturan terbaru mengenai rekam medik meminta semua rumah sakit sudah tidak berupa buku cetakan, sudah mulai menggunakan rekam medik elektronik, ini sangat mendukung efisiensi.
Kedua, edukasi kesehatan kelompok di dalam rumah sakit berupa senam sehat, profesional sessi, edukasi massa di poliklinik juga melibatkan multi profesi baik itu dokter, perawat, nakes lainnya hingga petugas rumah tangga dalam penyiadaan sarana prasarana.
Senam kesehatan juga merupakan bagian dari prevensi kesehatan. RSKO Jakarta secara rutin menyelenggakan senam yakni bagi masyarakat dan pasien.
Tetapi senam kesehatan kepada warga disekitar RSKO Jakarta dari januari sampai bulan februari 2025 ini belum bisa dilaksanakan, bahkan sampai akhir tahun belum ada kejelasan, apakah ada atau tidak ?
Tapi untuk pasien rawat inap masih dijalankan dengan mengurangi pemberian komsumsi snack kepada peserta senam.
Pembiayan kegiatan baik ini mengandalkan pendapatan BLU (Badan Layanan Umum) RSKO, bukan dari anggaran rupiah murni APBN.
Karena jumlah subsidi APBN dikurangi, berimbas anggaran BLU yang sebelumnya untuk senam warga sekitar RSKO Jakarta dialihkan untuk membiayai kegiatan opersional yang dianggap lebih penting. Kami pun menerima situasi ini, dengan lapang dada.
Ketiga, penyebaran informasi seperti media cetak dan elektronik dilakukan dengan berkolaborasi antara unit kerja PKRS, Humas dan Diklat.
Efisiensi pada kegiatan edukasi kesehatan melalui media cetak dan elektronik diupayakan dikurangi, lebih fokus melalui media sosial (Instagram, Thread, dan Facebook) dan platform user generated content (UGC) seperti Kompasiana dan Retizen.
Karena cetakan edukasi kesehatan sudah dikurangi karena efisiensi, berdampak membuat pasien dan pengunjung tidak bisa membawa pulang informasi kesehatan yang biasanya tersedia di rak brosur.
Saat ini PKRS sedang mencoba mendesain bahan edukasi kesehatan menggunakan barcode yang bisa di scan.
Link yang ada di dalam barcode bisa disimpan oleh pasien dan pengunjung sebagai bahan edukasi dan dapat disebarluaskan ke keluarga, kerabat, teman, tetangga di kanal komunikasi whatsapps atau telegram.
Tentu perubahan ini akan membuat generasi baby boomers dan lansia akan membutuhkan bantuan dari generasi x, millenial atau cucunya (gen-Z & Alpha) untuk menggunakan inovasi ini.
Keempat, penyuluhan kesehatan melalui pameran dan perjalanan dinas ke instansi pendidikan / institusi pemerintah / TNI / swasta juga melibatkan multi profesi nakes.
Pembiayaan perjalanan dinas pun ikut dipangkas bagian dari efisiensi. Untuk sementara ini yang akan melakukan edukasi kesehatan ialah penyuluh kesmas saja.
Karena biaya perjalanan dinas ini dipangkas, tentu untuk mencari nakes yang bersedia tidak memperoleh biaya perjalanan dinas akan lebih sulit.
Solusinya kami penyuluh kesmas harus berkorban menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah-sekolah, kami meminta pihak sekolah yang berminat memperoleh edukasi kesehatan mengenai bahaya narkoba dan edukasi kesehatan lainnya, bisa bersurat secara resmi.
Pengiriman surat permohonan penyuluhan ini agar tenaga penyuluh kesehatan dapat menjalankan tugas untuk promosi kesehatan keluar rumah sakit agar tidak dianggap bolos.
Sampai saat ini, Instalasi PKRS dan Pemasaran RSKO Jakarta tidak pernah meminta dan memberi tarif kepada pihak sekolah untuk pengganti biaya.
Efisiensi kegiatan penyuluhan kesehatan ke sekolah akan mengurangi biaya akomodasi, kami juga harus menyediakan hadiah - hadiah berupa gimmick agar peserta didik yang mengikuti edukasi kesehatan agar bisa lebih aktif dan semarak.
Gimmick yang diberikan biasanya menggunakan souvenir yang disediakan RSKO Jakarta, tetapi pengadaannya terdampak efisiensi. Untuk gimmick kami mengupayakan dari sisa-sisa souvenir tahun lalu, bila kurang jumlahnya kami membeli snack dengan uang pribadi.
Sedangkan untuk kegiatan pameran akan diganti dengan direct massage melalui sosial media langsung ke akun-akun institusi/lembaga/badan/swasta/sekolah secara manual, karena tidak ada pembiayaan adsense (sponsor) sosmed.
Bila menggunakan adsense, memang impresi akan lebih tinggi dibandingkan dilakukan secara manual, tetapi itu butuh biaya yang saat ini sedang efisiensi.
Tentu impact edukasi kesehatan yang diharapkan dari pameran tak akan tergantikan, tetapi kami mengupayakan sebuah solusi agar edukasi kesehatan tetap berjalan.
Pengadaan alat untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentu juga ikut berdampak, untuk sementara kami menggunakan milik pribadi untuk sarana prasarana yang belum tersedia, termasuk smartphone dan paket internet bila menggunakannnya di luar RSKO. Kami pun menganggap ini sebagai pengabdian.
PKRS sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri.
Efsiensi tentu berdampak banyak untuk program-program penyuluhan kesehatan yang dikoordinir oleh PKRS RSKO Jakarta, salah-satunya penyuluhan kesehatan ke institusi pendidikan menyangkut bahaya narkoba.
PKRS RSKO Jakarta masih tetap berusaha menjalankan program semaksimal mungkin dengan anggaran yang tersedia di tengah efisiensi. (AM)
#nulissembaridinas #efisensidanadaptasi