Perjalanan Menjadi ASN Berprestasi

Gambar sampul Perjalanan Menjadi ASN Berprestasi

Kenalan Dulu Yuk!

Hai sobat perkenalkan nama saya Rita Wati, guru ASN SMPN 2 Mendoyo di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Saya menjadi ASN sejak tahun 2010. Perjuangan menjadi ASN saya lalui selama 5 tahun dengan mengikuti 5 kali tes. Empat kali mendaftar saya memilih sebagai Pranata Komputer karena memiliki gelar S.Kom akan tetapi selalu gagal akhirnya tahun 2009 saya melanjutkan kuliah Akta-IV, agar bisa mendaftar sebagai guru dan alhamdulillah dengan sekali tes pada tahun 2010 saya lulus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan pada tahun 2011 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dulu saya adalah guru biasa seperti kebanyakan guru lainnya. Hadir ke sekolah melaksanakan tugas sebagai guru untuk mendidik, mengajar memberi motivasi kepada siswa. Tiada menyangka pencapaian prestasi pada tiga tahun terakhir ini sangat di luar ekspetasi saya. Sejak terpilih menjadi Guru Inspiratif Terbaik Kemendikbudristek Jenjang SMP pada tahun 2021 seolah-olah itu menjadi cikal bakal prestasi-prestasi saya lainnya hingga mendapatkan kesempatan menjadi Volunteer ALCoB ICT Volunteer (AIV) bersama guru-guru dari Indonesia, Malaysia,Thailand, Filipina dan Kamboja dimana sebagai penyelenggara dari Kementrian Korea Selatan yang bekerjasama dengan negara-negara APEC, penerima beasiswa LPDP untuk belajar Computer Science CS50x Harvard University Digital Skill for teachers hinga menjadi Wisudawati Terbaik Jenjang Pasca Sarjana.

Berawal Dari Nothing Special

Ketika duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) saya memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Saat itu saya terinspirasi dari Guru saya yang bernama Ibu Kasmi. Tutur bahasanya yang khas Melayu membuat saya selalu terngiang materi dan nasehat yang disampaikan oleh beliau. Ciri khas Ibu Kasmi selalu memberi pertanyaan spontan baik itu di awal pembelajaran maupun menjelang jam pulang sekolah.

"Jika suatu persegi panjang memiliki Panjang 8cm dan Lebar 12cm berapakah luasnya” (Ibu Kasmi melontarkan pertanyaan kepada kami murid kelas 4 SD)

Kala itu saya dikenal sangat pendiam, saya tidak memiliki keberanian untuk menjawab, padahal jawaban sudah ada di benak saya, dalam hati berkata 96 cm, tapi karena tidak diucapkan tentu saja Ibu Kasmi tidak tahu jika saya bisa menjawab.

Tiga menit berlalu, belum ada satu pun yang menjawab, suasana kelas hening. Hanya ada dua kemungkinan tidak ada yang tahu atau tidak memiliki keberanian untuk menjawab hingga Ibu Kasmi pun kembali bertanya.

“Jika suatu persegi panjang memiliki Panjang 8 cm dengan Lebar 12 cm berapakah luasnya? yang bisa menjawab ibu kasih nilai Matematika 8 di rapor."

Tahun sembilan puluhan, jika mendapatkan nilai 8 di rapor adalah nilai yang cukup tinggi karena masih menggunakan sistem nilai merah sehingga bagi siswa yang tidak mampu mengerjakan tugas dan ulangan dengan baik maka tidak heran jika mendapatkan nilai di bawah 5 di rapor. Hal ini dapat menyebabkan tidak naik kelas.

Kembali lagi Ibu Kasmi bertanya tapi masih pada diam hingga Bu Kasmi berkata jika ada yang menjawab ibu jadikan juara kelas. Seketika ada teman yang menjawab, saya pun menggerutu dalam hati menyesal tidak berani untuk menjawab. Sehingga ketika duduk dibangku SD saya hanya mampu meraih rangking IV sebagai rangking kelas tertinggi. Hingga jenjang Sekolah Menengah Atas saya hanya mampu meraih rangking 3 sebagai rangking tertinggi. Padahal saya sudah berupaya belajar dengan gigih untuk meraih rangking satu akan tetapi tidak terwujud.

Never Give Up Terus Mencoba

Saya pun jadi penasaran bagaimana sih rasanya menjadi rangking satu. Akhirnya saya melanjutkan kuliah. Pada saat kuliah saya jalani dengan sungguh-sungguh dengan target lulus lebih cepat dengan niatan tidak ingin membebani orang tua. Dengan ketekunan dan kegigihan saya bisa lulus lebih cepat dari teman-teman seangkatan dengan meraih predikat Wisuda Terbaik. Haru dan bangga itulah yang saya rasakan, penantian 16 tahun selama menempuh pendidikan akhirnya saya bisa merasakan menjadi yang terbaik.

 

Menjalani Tugas Sebagai ASN

Minggu pertama masuk sekolah setelah mendapatkan SK sebagai CPNS saya masih banyak melakukan penyesuaian diri karena kultur yang berbeda. Saya yang berasal dari Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau mengajar di SMP yang berada di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali, tentu saja masih beradaptasi dengan lingkungan kerja. Akan tetapi ketika saya memperkenalkan diri sebagai guru TIK rekan kerja pun langsung banyak bertanya terkait kendala yang ada di laptopnya. Sejak saat itu saya sudah diminta tolong oleh guru-guru senior untuk dibuatkan RPP, mengeprint silabus, administrasi, menyambung LCD di komputer hingga mengisi tinta dan mengatasi printer macet. Sebagai guru baru saya merasa senang dapat membantu rekan kerja akan tetapi kejadian itu terus berlanjut dari tahun ke tahun.

Tahun 2011 Kemendikbud merelease Data Satu Pokok Pendidikan (Dapodik) ketika itu ada undangan Bimtek di Hotel Aston Denpasar untuk wilayah Bali. Undangan dikhususkan untuk tenaga TU dan guru TIK dengan tujuan guru TIK dapat membantu hal teknis seperti menginstal dan menyinkronkan Dapodik dengan internet sedangkan TU yang melakukan penginputan data baik itu data siswa, guru maupun sarana dan prasarana sekolah. Akan tetapi sepulang dari pelatihan TU mengeluh tidak mampu mengerjakan dan menggunakan aplikasi Dapodik sehingga Kepala Sekolah memberi tugas kepada saya untuk menjadi Operator hingga saat ini. Sejak itu semua tugas yang berkaitan dengan aplikasi yang menggunakan komputer dilimpahkan kepada saya sehingga tidak jarang sering begadang untuk menyelesaikan tugas Dapodik yang berkaitan dengan kesejahteraan guru dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sekolah.

Kemampuan IT Menjadikan ASN Banyak Bekerja di Luar Tupoksi

Semenjak saat itu saya merasakan tugas di luar Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) semakin banyak. setiap ada aplikasi baru dari Kemendikbud Saya harus bergerak cepat dan menghandle guru-guru yang sama sekali tidak mampu menggunakan komputer apalagi aplikasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah dikejar deadline sehingga waktu saya banyak habis mengurusi administrasi guru dan aplikasi-aplikasi yang diluncurkan oleh pihak yang berwenang untuk dipelajari, mengajari dan mengajarkannya. Memori tahun 2015 Badan Kepegawaian Negara (BKN) merelease Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) dengan deadline yang singkat dan aplikasi digunakan oleh seluruh PNS di Indonesia sehingga overload dan Kepala Sekolah menunjuk saya untuk menghandle 40 ASN di sekolah dengan kondisi server yang sering trouble.

Selang beberapa tahun kemudian kembali lagi BKN merelease aplikasi My SAPK yang saat ini berubah nama menjadi MYASN mewajibkan seluruh PNS melakukan pemutakhiran data dan hingga saat ini saya masih menghandle Dapodik, Erapor, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) serta admin sosmed sekolah. Padatnya tugas di luar tupoksi menjadikan saya tidak sempat melakukan pengembangan diri  apalagi mengikuti apresiasi ataupun lomba-lomba.

Kadang sering terbesit apa sih keuntungan sering begadang hanya untuk menghandle kepentingan orang lain. Jika saya sakit apa ada yang peduli?. Tapi pikiran itu saya buang jauh karena meyakini membantu orang lain membawa kita pada pengalaman yang memperkaya dan memberikan pelajaran hidup yang berharga. Juga membantu kita berkembang sebagai individu yang lebih baik dan lebih bijaksana. Dan hikmah yang saya dapatkan 10 tahun kemudian terpilih menjadi Guru Inspiratif Terbaik Kemendikbud hingga mendapatkan pengalaman belajar CS50x bersama dosen Harvard University.

 

Perjalanan Menjadi Guru Inspiratif Kemendikbud

Semua berubah ketika Covid 19 hadir. Ketika Surat Keputusan Kemendikbud tentang Work from Home proses belajar mengajar harus dilaksanakan dari rumah saya merasakan memiliki banyak waktu. Sehingga bingung mau ‘ngapain’. Bingung dengan banyaknya waktu free time membuat saya mencoba mengikuti pelatihan-pelatihan online salah satunya mengikuti Kelas Belajar Menulis. Bertemu dengan narasumber hebat di online dan sangat menginspirasi membangkitkan semangat saya untuk menulis sehingga ketagihan dan alhamdulillah membuahkan hasil berupa 5 karya buku solo dan belasan buku antologi hingga bisa duet bareng Prof.Richardus Eko Indrajit.

Selain itu pada masa pandemi untuk memberikan materi kepada siswa saya mengaktifkan kembali blog saya yang penuh dengan sarang laba-laba ibarat rumah yang sudah lama saya tinggalkan, saya menulis kembali terutama materi-materi yang akan diajarkan kepada siswa sebagai salah satu media pembelajaran jarak jauh serta membuat konten tutorial pembelajaran di youtube sehingga tanpa disadari materi di blog dan video pembelajaran menjadi banyak saat ini berjumlah 202 video dengan tema tutorial, materi pelajaran, blog dan kepenulisan dan beberapa materi yang tersebar di 3 blog catatangurumilenial, ritapinang dan cikgurita saya bukukan sehingga tahun 2021 saya mencoba mengikuti seleksi guru inspiratif yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek hingga mendapatkan kesempatan menjadi Guru Inspiratif terbaik dari 2000 peserta guru yang mengirimkan video praktik baiknya.

 

Undangan Menjadi Narasumber

Perlahan-lahan undangan untuk mengisi materi pada workshop dan webinar berdatangan. Tentu saja hal tersebut tidak membuat saya berhenti belajar bahkan lebih meningkatkan kompetensi terutama pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang menjadi sharing utama dalam kegiatan seminar dan workshop. Saya lebih giat lagi membuat konten yang berkaitan dengan tutorial, materi pelajaran dan kepenulisan karena meyakini betapa pentingnya guru membuat konten pembelajaran yang mendidik yang dapat disebarluaskan di media sosial untuk mengimbangi konten-konten tidak bermanfaat yang cenderung dapat merusak karakter dan moral siswa

Hal ini merupakan salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka yaitu memperhatikan keragaman siswa dengan memberikan pendekatan pembelajaran yang inklusif dan diferensiasi, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan potensinya masing-masing dari berbagai sumber.

 

Mulai Pede dan Aktif Mengikuti Kompetisi Menulis dan Video Pembelajaran

Siapa yang menyangka saya yang dulu sangat pemalu, memiliki hobi menulis tapi malu jika tulisannya dibaca orang takut dikomentari, takut diledekin karena merasa tulisannya jelek hingga folder tulisan di komputer saya hidden agar tidak ada yang membacanya. Akan tetapi sejak mengikuti Kelas Belajar Menulis bertemu dengan narasumber hebat dan menginspirasi saya jadi semangat menulis dan terus belajar menulis dan mengikuti Komunitas Belajar Menulis saya pun mulai mencoba mengikuti lomba menulis artikel di blog dan sayembara video.

Tentu saja awalnya banyak mengalami kegagalan akan tetapi terus belajar dari kegagalan dan tetap semangat hingga mendapatkan kesempatan menjadi pemenang salah satunya juara satu Blog Competition Kategori Pendidikan yang diselenggarakan oleh IndiHome pada tahun 2022 dan penghargaan Adakarya DTS Tahun 2023 pemenang Video Terbaik Sayembara Cerita DTSku yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan SDM dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Yogyakarta.

 

Belajar Computer Science CS50x Harvard University melalui Beasiswa LPDP

September 2022 lalu sebuah flyer berisi CS50 HARVARD UNIVERSITY DIGITAL SKILL BAGI GURU lewat di beranda instagram saya. Seketika Saya pun memperhatikan informasi yang berada di dalam flyer tersebut. Tertulis “Kemendikbud membuka Program Pilot dalam pemberdayaan Digital Skill bagi guru untuk mengikuti kelas daring CS50 dari Harvard University.”

 “Wow keren belajar dengan dosen Harvard” itulah kata yang terbesit di hati Saya. Computer Science CS50x Harvard merupakan kursus pemrograman yang ditawarkan oleh Universitas Harvard, bagi peserta dengan atau tanpa pengalaman pemrograman sebelumnya. Materi kursus meliputi berpikir algoritmik, pemecahan masalah, dan penggunaan bahasa pemrograman seperti C, Python, SQL, JavaScript, CSS, dan HTML.


Beasiswa microcredential untuk guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Microcredential ini biasanya dirancang untuk memberikan guru pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam bidang tertentu yang relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajar dan mendidik siswa dengan memberi keleluasaan kepada guru sehingga terciptalah pembelajaran yang berkualitas. Awalnya saya masih ragu karena aktivitas sudah cukup padat. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk submit pendaftaran, jika tidak mencoba sekarang kapan lagi akhirnya saya memantapkan hati mendaftar dengan melengkapi berkas berupa essay dan toefl hingga lulus dengan predikat With Honor, hingga mendapatkan kesempatan mengunjungi Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang berada di Jl. Jendral Sudirman Senayan Jakarta Pusat.

Tidak berhenti disitu dalam Kurikulum Merdeka yang berubah nama menjadi Kurikulum Nasional ini Kemendikbud terus mengeluarkan program-program yang dapat meningkatkan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan. Guru Penggerak, Awan Penggerak, Microcredential adalah program-program unggulan dalam Kurikulum Merdeka. Saya pun mendapatkan kesempatan lainnya dalam meningkatkan kompetensi pada program ALCob ICT Volunteer (AIV) Kerjasama Kemendikbud dengan Kementerian Pendidikan Korea Selatan. Dua kali Kegiatan workshop yang Saya dapatkan pada tahun 2022 yang diselenggarakan secara online dan Tahun 2023 yang diselenggarakan secara offline. 

 

Menjadi Best of The Best Pasca Sarjana

Keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister sudah sejak usia 30 an akan tetapi baru terwujud di usia 40. Tahun 2022 saya memantapkan diri melanjutkan studi ke Magister Teknik Informatika salah satu universitas yang berada di Yogyakarta dengan memilih Pendidikan Jarak Jauh agar dapat belajar sambil bekerja. Sehingga kegiatan saya pada tahun 2022 hingga 2023 cukup padat. Pagi hingga sore hari saya berada di sekolah untuk melaksanakan tugas sebagai guru, sore hari saya kuliah melalui zoom meeting dan malam hari saya belajar CS50x bersama dosen Harvard University secara daring.

Awal semester terasa sangat berat dengan tugas kuliah yang begitu banyak mengarah kepada jurnal dan tugas CS50x yang berkutik dengan bahasa pemograman sempat membuat saya ingin menyerah. Akan tetapi saya berusaha tenang menyelesaikan satu per satu walaupun berat dijalani hingga tiada menyangka saya bisa lulus dengan akselerasi dengan predikat Wisudawan Terbaik Jenjang Pasca Sarjana.

Itulah kisah perjalanan saya menjadi guru berprestasi. From zero to hero siapa yang menyangka saya yang awalnya guru biasa saja menjadi guru yang tidak biasa berkat usaha, pantang menyerah dan mau belajar. Semoga sepenggal kisah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi kepada seluruh pembaca terkhusus ASN untuk terus meningkatkan pengembangan diri, bekerja secara professional dan memberikan pelayanan terbaik selama mengemban tugas sebagai Aparatur Sipil Negara. 

Saya akhiri dengan kalimat motivasi yang selalu membuat saya bangkit ketika gagal quote dari Pahlawan Nasional R.A Kartini Nothing is imposible in this world what we look upon today tomorrow may be accomplished fact.

 

 

 

 

 

 

Bagikan :