Selama ini ASN dianggap mampu untuk mengelola kesehatannya sendiri seperti pegawai sipil lainnya, terutama secara preventif. Namun budaya kerja kita sehari-hari rasanya tidak menunjukan hal itu sama sekali. Janganlah mengkambing-hitamkan budaya kerja. kita pribadilah yang tidak mampu mengelola kesehatan diri kita sendiri.
Kesehatan yang buruk tidak hanya berujung pada hari tua yang menyedihkan, namun juga berakibat pada rendahnya kinerja ASN saat ini. Sudah saatnya dinas dan badan pemerintahan terkait memberikan perhatian pada kesehatan ASN secara sistematis. ASN yang sehat akan lebih produktif dan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Selain itu, dengan berbagai pola hidup sehatnya di tengah masyarakat tentu ASN akan menjadi panutan yang menarik.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini:
Dinas terkait harus memfasilitasi atau menyelenggarakan sendiri edukasi rutin tentang pola hidup sehat kepada para ASN, baik itu di tempat kerja ataupun di kehidupan sehari-hari. Edukasi tentang kesehatan ini harus dianggap sama dibutuhkannya dengan edukasi-edukasi lain seperti peningkatan kapasitas, soft skill, atau keahlian terapan yang lain. Tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, para ASN juga perlu diedukasi terkait cara mengenali sekaligus mengelola kesehatan mentalnya. Teknik pengelolaan stres sangat penting untuk ditekankan agar ASN dapat menghadapi tuntutan pekerjaan dengan baik. Ada teknik-teknik psikologis di luar sana yang efektif untuk mengelola perasaan, menjaga keyakinan diri dan terus termotivasi dalam dunia kerja.
Masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) haruslah memfasilitasi kegiatan olahraga rutin bagi ASN. Yang sudah sering dilaksanakan adalah dengan cara mendatangkan instruktur senam setiap hari Jumat pagi. Tidak cukup dengan olah raga fisik, dapat pula rutinitas tersebut diselingi dengan menghadirkan intruktur yoga atau meditasi. Karena kondisi mental seseorang sudah pasti akan berpengaruh pula pada keseharan fisiknya. Namun hal ini sifatnya masih mingguan, untuk fasilitasi hariannya organisasi perangkat daerah harus memastikan bahwa sarana prasarana olahraga dan atau olah mental tersebut tersedia serta mudah diakses oleh ASN. Fasilitas seperti lapangan, walking track, atau perlengkapan olahraga permainan di lingkungan kerja dapat membantu ASN menjaga kesehatan.
Dinas pengelola kepegawaian harus menyediakan layanan konsultasi psikologi bagi ASN. Namun hal ini belum cukup populer, masih ada strereotip buruk terhadap orang perorang yang mengunjungi psikolog secara umum, atau badan pengelola kepegawaian secara khusus. Anggapan ini harus dirubah, bahwa konsultasi kesehatan mental juga sama normalnya dengan konsultasi kesehatan fisik lainnya. Ciptakanlah ruang-ruang yang aman dan nyaman bagi ASN untuk berkonsultasi ke dinas pengelola kepegawaian. Salah satu contoh terbaiknya adalah fitur coaching clinic pada “Rumah ASN” yang diluncurkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Fitur ini dapat diakses di https://siasn.bkd.jatimprov.go.id/. Sedangkan terkait cek kesehatan, sayangnya hingga saat ini Medical Check Up (MCU) belum bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Padahal cek kesehatan rutin membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal sehingga dapat ditangani dengan baik. Dinas terkait atau masing-masing OPD harus memfasilitasi ASN untuk cek kesehatan secara rutin. Atau paling tidak bisa mendorong seluruh ASN untuk aktif melakukan donor darah. Karena selain motivasi sosial, pendonor darah juga akan mendapatkan manfaat dari pemeriksaan gratis. Pemeriksaan tersebut meliputi tes darah, tekanan darah, dan pemeriksaan lainnya. Ini membantu mendeteksi dini kondisi kesehatan seperti anemia, tekanan darah tinggi, atau penyakit menular.
Pensiun adalah momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Setelah bertahun-tahun berkontribusi dalam dunia kerja, pensiun menjadi waktu untuk menikmati hasil jerih payah dan mengejar hobi serta kegiatan yang selama ini terlupakan. Meskipun pensiun bisa menjadi momen yang membahagiakan, kita perlu mempersiapkan diri sejak saat ini juga. Karena seperti apa yang pernah dikatakan oleh Dr. Bilal Philips, “How we spend our youth will determine our state in old age and our state of dying.”
#KompetisiArtikel #KompetisiMenulis #SembariDinas #AbdiMuda #KompetisiASN #LombaASN #MenulisdiSembariDinas #ASNPunyaCerita #PengembanganTalentaASN