Menjaga Semangat Demi Mencapai Pendidikan yang Bermutu di SMAN 1 Sambelia

Gambar sampul Menjaga Semangat Demi Mencapai Pendidikan yang Bermutu di SMAN 1 Sambelia

Menjaga Semangat Demi Mencapai Pendidikan yang Bermutu di SMAN 1 Sambelia

KARYA : MUHARDI, SE.,MM

Hal yang tidak kalah dalam mencapai pendidikan yang diimpikan oleh semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan adalah semangat yang dimiliki oleh semua yang terkait dengan pendidikan di sekolah, baik kepala sekolah, guru, maupun staf TU. Semua pihak harus saling bekerjasama dengan baik guna mencapai pendidikan yang bermutu, khususnya di SMAN 1 Sambelia. Walaupun terletak di ujung Lombok timur tapi tidak bisa anggap sebelah mata. SMAN 1 Sambelia bisa bersaing dengan sekolah yang ada di perkotaan. Hal itu dibuktikan dengan prestasi yang telah diraih siswanya. Sekolah yang terletak tidak jauh dari perbukitan membuat sekolah ini jauh dari polusi yang membuat nafas menjadi sesak. Suasananya begitu sangat tenang sehingga pembelajaran di sekolah menjadi dambaan bagi sekolah yang ada di perkotaan.

Letak sekolah yang berada di ujung lombok timur ini tidak menyurutkan semangat siswa untuk belajar guna menyongsong masa depan yang lebih cerah. Siswa yang selalu menghormati guru selalu tampak dalam perilaku setiap harinya. Guru yang bertugas disana juga memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan guru yang ada di pusat perkotaan. Kepala sekolah sebagai puncak pimpinan di sekolah selalu memberi semangat kepada siswa, guru maupun pegawai. Tidak hanya melalui ucapan tetapi melalui teladan yang bisa ditiru dan digugu. Menjaga semangat bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Butuh kesabaran dan latihan yang lebih untuk bisa memupuk semangat guna meraih pendidikan yang bermutu.

Semangat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Seseorang akan mendapatkan hasil yang diinginkan dalam belajar apabila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Semangat dapat berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian hasil yang baik. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena ada semangat dalam dirinya. Adanya semangat yang tinggi dalam belajar akan mencapai hasil yang terbaik.

Semangat sebagai faktor utama dalam belajar berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakkan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Orang yang memiliki semangat rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang membuat siswa akan mengalami kesulitan belajar.

Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah lakunya dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan semangat. Semangat merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk belajar. Semangat belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu semangat intrinsik ( keadaaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan semangat esktrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar). Ada tidaknya semangat belajar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar akan tercapai apabila pada diri adanya kemauan dan dorongan untuk belajar.

Pembelajaran akan berlangsung efektif apabila siswa memiliki semangat dalam belajar. Guru harus berusaha secara giat agar sisiwa tersemangati untuk belajar. Semangat belajar menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Semangat belajar harus diangkitkan dalam diri siswa sehingga tersemangati dalam belajar.

Peroses pembelajaran semangat merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa kurang berperestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya semangat untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya. Dalam peroses pembelajaran tradisional yang menggunakan pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur semangat terlupakan oleh guru. Guru seakan memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya. Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar tidak maksimal. Pandangan modern tentang proses pembelajaran menempatkan semangat sebagai salah satu hal penting dalam membangkitkan semangat belajar.

Semangat belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang yang menunjukkan adanya suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Semangat adalah suatu perubahan energi di dalam peribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Munculnya semangat ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri sesorang yang dapat disadari atau tidak. Semangat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat membuat individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian semangat adalah dorongan yang dapat  menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari semangat yang dimilikinya. Kuat lemahnya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya semangat yang dimiliki orang tersebut. Semangat adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau melakukan sesuatu dan apabila tidak suka maka akan berusaha untuk menghapus atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Semangat dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi semangat itu tumbuh di dalam diri seseorang. Lingkungan merupakan salah satu faktor dari luar yang dapat menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk belajar.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh semangat belajar siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan. Ada beberapa fungsi semangat belajar dalam peroses pembelajaran yaitu :

  1. Mendorong siswa untuk beraktivitas

Perilaku setiap orang disebabkan oleh dorongan yang muncul dari dalam disebut semangat. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki semangat yang tinggi untuk belajar.

  1. Sebagai pengarah

Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Semangat dala hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.
  2. Menentukan arah perbuatan kerah yang ingin dicapai. Dengan demikian semangat dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
  3. Menyelesaikan perbuatan yaitu menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapi tujuan. Adanya semangat akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan yang akan dilakukan dalam upaya menacapai tujuan yang telah dirumuskan.

Fungsi semangat sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi karena seseorang melakukan usaha harus mendorong keinginannya dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai. Semangat berfungsi untuk mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya semangat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kepintaran saja, melainkan juga oleh faktor yang lain yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar seseorang. Salah satunya adalah kemampuan seorang siswa untuk menyemangati dirinya sendiri.Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan yang lain, seperti kecerdasan emosional atau Emotioanal Quotient (EQ) yakni kemampuan menyemangati diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempeti serta bekerja sama.

Semangat belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan belajar. Dengan kata lain semangat belajar adalah serangkaian dorongan atau daya penggerak yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar untuk melakukan kegiatan belajar sehinngga menimbulkan perubahan dari tujuan yang dikendaki oleh siswa agar dapat tercapai. Semangat belajar ini sangat penting karena semangat sebagai pendorong kita agar rajin dalam menjalani proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semangat belajar juga merupakan salah satu solusi menghadapi rasa malas. Walaupun rasa malas terkadang masih datang tetapi semangat belajar akan menghalangi kita untuk terus terlena dengan rasa malas tersebut.

Semangat sangat penting artinya dalam kegiatan belajar karena adanya semangat belajar mendorong untuk konsisten dan sebaliknya kurangnya semangat belajar akan melemahkan keiinginan untuk belajar secara aktif. Semangat belajar merupakan syarat mutlak. Seorang siswa yang belajar tanpa semangat tidak akan berhasil dengan maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya semangat belajar yaitu :

  1. Faktor diri sendiri
  • Tidak punya cita-cita yang jelas.

Tanpa adanya cita-cita, tak akan ada mimpi yang ingin diwujudkan. Cita-cita adalah target yang harus dicapai dan arah yang harus dituju.

  • Tidak percaya diri

Orang yang merasa dirinya tidak pintar, telat mikir akan segan ketika harus belajar. Mereka tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki. Apalagi ketika mereka membandingkan dengan kemampuan temannya yang dianggap lebih pintar.

  1. Faktor lingkungan
  • Pergaulan yang tidak mendukung.

Dengan siapa kita bergaul menentukan akan menjadi apa diri kita nanti. Jika kita bergaul dengan orang yang lebih suka mengahbiskan waktu untuk hal yang kurang kurang bermanfaat maka kita akan terbawa.

  1. Faktor keluarga
  • Keluarga yang tidak harmonis akan menggangu konsentrasi belajar. Permasalahan keluarga akan merusak suasana dan membuat kondisi tidak nyaman.
  • Harapan orang tua yang terlalu tinggi atau rendah.

Setiap orang tua pasti punya harapan kepada anak-anaknya. Apabia harapan orang tua terlalu tinggi maka akan menjadi beban berat untuk anaknya. Sedangkan apabila harapan orang tua terlalu rendah akan mengakibatkan si anak akan kurang semangat untuk belajar karena tidak punya target yang tinggi.

Pendidikan sebagai dasar pembangunan sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menghasilkan individu yang berkualitas dan siap menghadapi tuntutan zaman. Semangat belajar menjadi faktor kunci yang mempengarungi kesuksesan pembelajaran peserta didik. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan semangat belajar mereka.

Semangat intrinsik, yang berasal dari keinginan dan minat di dalam diri individu sangat penting dalam menumbuhkan komitmen yang mendalam untuk belajar. Semangat ekstrinsik yang muncul dari faktor eksternal seperti penghargaan atau hukuman dapat menghasilkan kepatuhan sementara tetapi kurang efektif dalam mempertahankan keterlibatan jangka panjang dan antusiasme belajar.

Menumbuhkan semangat belajar bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu guru sangat penting mengetahui karakteristik siswa dan memiliki kreatifitas untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat siswa sehingga semangat belajarnya semkin meningkat. Semangat belajar adalah api kecil yang membakar semangat kita untuk terus maju, untuk menembus batas kemampuan kita. Semangat datang dari berbagai sumber, bisa dalam diri sendiri, dari lingkungan sekitar, atau dari seseorang yang mendukung dan menginspirasi kita.

Semangat untuk belajar sejatinya bisa datang dari mana saja. Yang penting adalah kita harus selalu mengingat tujuan kita dan mengelilingi diri dengan sesuatu yang memberikan kita semangat. Setiap perjuangan dan usaha yang kita lakukan merupakan langkah nyata menuju impian kita. Ketika kita tidak merasa tersemangati, jangan berkecil hati. Ambil waktu sebentar untuk merenung dan kembali melihat tujuan kita.

Kadang-kadang kita butuh istirahat sejenak, tapi jangan biarkan rasa lesu tersebut merusak semangat kita. Mungkin kita hanya perlu mengubah cara belajar kita, mencari cara baru yang lebih menyenangkan dan menarik. Kita bisa mencoba belajar melalui lagu, bermain permainan yang mendidik, atau belajar bersama teman-teman. Tidak ada aturan yang kaku dalam belajar, yang terpenting adalah kita bisa menemukan cara yang tepat untuk diri kita sendiri.

Jika semangat kita masih sulit tumbuh, cobalah mencari sumber semangat baru. Bisa dari buku, film, atau cerita inspiratif lainnya. Banyak sekali kisah sukses dari orang yang perjuangannya luar biasa dalam menggapai cita-cita mereka. Ketika kita berhasil meraih sebuah impian, itu adalah hasil dari usaha dan semangat kita. Itu adalah bukti bahwa semangat membuat perbedaan besar dalam hidup kita. Semangat belajar sebenarnya adalah sesuatu yang penting bagi kita semua. Tanpa semangat, akan sulit bagi kita untuk mengembangkan diri. Mari kita jaga semangat kita, karena dengan semangat yang tinggi, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai.

Terkadang kita sudah menerapkan semangat kedalam diri kita tetapi kita malah mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, disitulah letak kekcewaan muncul. Tetapi setelah direnugkan ketika mengalami kegagalan tersebut. Justru hal itulah yang dapat menyemangati kita untuk semangat mencoba lagi. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, kita sering tertipu oleh kilau bakat semata. Keberhasilan sejati bukanlah hasil bakat semata, melainkan hasil dari keterpaduan bakat, tekad, kerja keras, dan semangat belajar yang membara.

Keberhasilan bukan hanya tentang nilai kepintaran, melainkan juga tentang etika belajar yang tekun. Sebagai pembelajar yang unggul, bukan hanya rasa haus akan ilmu yang membawa mereka meraih prestasi tertinggi, tetapi juga semangat untuk menghadapi tantangan dengan penuh dedikasi. Bakat bukanlah jaminan keberhasilan. Prestasi ditentukan oleh kerja keras dan upaya yang tercermin dalam nilai kinerja. Keberuntungan cenderung bersinar pada mereka yang berupaya, bukan sekadar berbakat. Bukan bakat alami yang menentukan prestai, melainkan tekad dan usaha yang mewujudkannya.

Keistimewaan bukan hanya tentang bakat, tapi tentang pejuang sejati. Untuk tumbuh lebih lanacar, teruslah berlatih dan bayangkan dirimu di puncak kesuksesan. Jadilah insan pembelajar yang cepat, yakin mampu menguasai informasi yang cepat dan berkomitmen untuk menjadi yang terbaik. Keasyikan dengan bakat adalah bahaya karena bisa membuat kita lalai terhadap aspek lain yang penting. Dalam meraih keistimewaan, jangan terjebak dalam daya tarik bakat semata. Keberhasilan sejati dicapai dengan menjadi pejuang sejati, terus belajar dan merangkul upaya tanpa batas. Setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh dan keberhasilan bukanlah tujuan akhir, tetapi bagian dari perjalanan panjang mencapai versi terbaik diri.

Pendidikan adalah proses mengembangkan potensi sumber daya manusia untuk dapat berkembang, kreatif, cakap, berilmu, beragama, berakhlak mulia dan berwawasan luas dalam dirinya. Pendidikan selalu berhubungan erat dengan mutu atau kualitas secara umum. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari sumber daya manusia, jasa dan sarana prasarana yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Mutu juga dapat dimaknai sebagai mengerjakan sesuatu pada saat yang tepat, selalu berusaha untuk mencapai peningkatan dan selalu berusaha memuaskan pelanggan.

Peningkatan mutu adalah gambaran atau karakteristik sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang menyangkut beberapa aspek yang dapat dikerjakan untuk mencapai peningkatan hasil yang baik dan berkualitas. Dalam peningkatan mutu pendidikan terdapat dua hal penting yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Adapun faktor pendukung dalam proses peningkatan mutu pendidikan meliputi sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.

 Dalam peningkatan mutu pendidikan terdapat tiga persepektif yaitu ekonomi, sosiologi dan pendidikan.

  1. Prespektif ekonomi

Menurut perspektif ekonomi pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

  1. Prespektif sosiologi

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap seluruh masyarakat dilihat dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, perkembangan budaya masyarakat, serta mempersiapkan masyarakat untuk dapat menerima perubahan dan perkembangan tekhnologi.

  1. Prespektif pendidikan

Dapat dilihat dari sisi prestasi siswa, proses pembelajaran, kemampuan lulusan dalam mengembangkan potensinya di masyarakat serta dalam hal memecahkan masalah dan berpikir kritis.

Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat berupa kepandaian, kecerdasan, kecakapan dan sebagainya. Mutu berarti pemecahan untuk mencapai penyempurnaan terus menerus. Untuk mencapai penidikan yang berkualitas tentunya diperlukan perencanaan yang baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas perlu memperhatikan kondisi mempengaruhi, strategi yang tepat dan langkah perencanaan dan memiliki kriteria penilaian. Perencanaan dapat berhasil diperlukan beberapa kondisi yakni:

  1. Kondisi perencanaan
  2. Adanya komitmen poloitik
  3. Perencanaan pendidikan harus tahu betul apa yang menjadi hak, tekhnik dan administratif
  4. Harus ada perbedaan yang tegas antara areal politis, tekhnis, dan administratif
  5. Perhatiannya lebih besar diberikan pada kekuasaan untuk membuat keputusan politis.
  6. Strategi perencanaan

Di dalam system perencanaan terdapat dua strategi perencanaan yaitu penetapan target dan penetapan prioritas. Mengenai strategi yang kedua terdapat enam area kritis yang harus dipertibangkan yakni pilihan anatara tingkat pendidikan, pilihan anatara kualiatas dan kuantitas, pilihan antara ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan pengetahuan budaya, pilihan anatara pendidikan formal pelatihan nonformal, pilihan tentang insentif serta pilihan tentang tujuan pendidikan.

  1. Langkah-langkah perencanan

Adapun langkah perencanan pendidikan adalah kegiatan analisis kegiatan yang sekarang, perkiraan keadaan yang akan datang, perumusan tujuan yang akan dicapai, analisis dan diagnosis, pengembangan alterlanatif, proses pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, penentuan program dan prioritas, perhitungan anggaran, perumusan rencana, penyusunan rencana, evaluasi rencana dan revisi rencana.

            Perencanaan mutu pendidikan menghasilkan rencana mutu pendidikan yang umumnya terbagi atas dua tingkatan:  Rencana Mutu Strategis, yang dengan istilah umum dewasa ini disebut Rencana Strategis dan Rencana Mutu Tekhnis, yang secara umum disebut Rencana Tahunan. Rencana Strategis berisi pokok program yang sifatnya komprehensif dan berjangka waktu biasanya minimal 5 tahun. Rencana Tahunan adalah program kerja tahuanan yang didasarkan pada Rencana Strategis sesuai dengan urutan prioritas, lengkap dengan anggarannya. Rencana Tahuanan itulah yang harus dilaksanakan oleh lembaga pendidikan bersangkutan sepanjang tahun dengan sebaik-baiknya sehingga mutu tercapai.

Pengendalian mutu pada dasarnya adalah pencanaan Starategis dan Rencana Tahunan secara terkendali sehingga mutu yang diharapkan tercapai. Dalam hal Rencana Tahunan tentunya termasuk juga penegendalian penggunaan anggaran. Dalam pengendalian ini berbagai alat pengendali dipergunakan, termasuk alat evaluasi. Peningkatan mutu berkelanjutan ialah peningkatan yang didasarkan pada pengalaman pelaksanaan Rencana Tahunan dan Rencana Strategis masa lalu dan juga pada perkembangan kebutuhan aktual para pelanggan.

Pembelajaran bermutu dapat diartikan sebagai proses pelayanan kependidikan yang mendorong berbagai potensi yang ada dalam diri peserta didik tumbuh dan berkembang dengan baik secara mandiri. Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam diri peserta didik adalah tujuan yang utama dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran bukan lagi hanya satu arah, dari guru ke peserta didik, melainkan dua arah antara lain dalam bentuk tanya jawab dan diskusi. Peserta didik dimotivasi untuk bertanya dan menyatakan pendapat sendiri.

Untuk menyelengarakan dan mengelola pendidikan bermutu, terutama dalam arti lembaga pendidikan, diperlukan pemimpin yang bermutu. Ada lima ciri pokok kepemimpinan yang bermutu, antara lain:

  • Pertama, Visioner. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang dapat menjawab pertanyaan: akan menjadi bagaimana lembaga pendidikan ini di masa depan? Rumusan jawaban pertanyaan inilah yang merupakan visi pemimpin bersangkutan dan itulah visi lembaga yang dipimpinnya itu. Pemimpin bersangkutan harus juga mampu merumuskan misi atau tugas pokok strategis, yang harus dilaksanakan untuk mencapai visi itu. Itulah misi pendidikan yang dipimpinnya. Pemimpin tersebut juga perlu merumuskan prinsip yang menjadi pedoman dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi itu.
  • Kedua, Integritas. Integritas berarti nama baik. Pemimpin lembaga pendidikan bermutu harus mempunyai integritas, baik dalam kepribadian, keluarga dan masyarakat, maupun dalam profesi keilmuan serta moralitas dan hukum. Pemimpin lembaga bermutu harus selalu berwibawa dan penuh keteladanan
  • Ketiga, Pemersatu. Pemimpin lembaga pendidikan bermutu harus mampu mengakomodasi berbagai keberagaman perilaku dan kepribadian semua Sumber Daya Manusia yang dipimpinnya. Sifat kepemimpinan ini sangat perlu di lembaga pendidikan. Pemimpin lembaga pendidikan bermutu harus mampu menjadi pemersatu.
  • Keempat, Pemberdaya. Pemimpin Pemberdaya adalah pemimpin yang mampu selalu memberika kesempatan dalam mendorong orang dipimpinnya untuk meningkatkan kemampuan dan karir mereka. Dia tidak bersikap menghalangi, tetapi memotivasi dan memfasilitasi. Keterbukaan dan demokrasi adalah juga prinsip dasar kepemimpinan yang pemberdaya, bukan otoriter. Lembaga pendidikan bermutu harus mempunyai pemimpin yang pemberdaya bukan pemerdaya.
  • Kelima, Pengendali Rasio dan Emosi. Pemimpin lembaga pendidikan bermutu harus mampu mengendalikan rasio dan emosinya agar keseimbangan dalam mengahadapi setiap masalah dan kedaaan. Pemimpin yang emosional cenderung menimbulkan konflik. Sebaliknya, pemimpin yang terlalu mengandalkan rasio, sering sulit mengakomodasi perasaan orang lain sehingga dapat menimbulkan sifat apatis dan keterpaduan sinergis tak tercapai. Kemampuan mengendalikan Rasio dan emosi harus ada pada setiap pemimpin lembaga pendidikan bermutu. Dia harus ada pada setiap pemimpin lembaga pendidikan bermutu.

Pentingnya manajemen dalam penyelenggaraan sebuah instansi pendidikan merupakan hal yang mutlak diperlukan. Lembaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan barang memerlukan manajemen yang baik. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang mengelola manusia dan bertujuan menciptakan manusia yang berkualitas, tentunya hal ini lebih memerlukan pemikiran yang lebih dibandingkan dengan lembaga pengelola barang.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu dilihat dari banyak sisi. Dalam perspektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi tekhnologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.

Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan karena guru orang yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Untuk itu guru harus mampu bekerja dengan baik sehingga peserta didik yang dihasilkan akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan. Dalam proses pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik kearah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan ujung tombak pendidikan. Seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknis pendidikan tetapi memiliki juga kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat.

Lulusan yang bermutu merupakan tujuan utama dalam pendidikan. Lulusan yang bermutu tidak hanya bila siswa memiliki kemampuan hanya pada aspek kognitif saja, tetapi semua aspek yaitu kognitif, pskimotorik, dan afektif. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua elemen bangsa, mulai dari pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha dan industri dan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat adalah orang yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan. Masyarakat dan orang tua memiliki peran penting dalam memajukan pendidikan.

Dalam sistem pendidikan, komponen pendidikan dasar dibutuhkan oleh semua orang dalam rangka perlindungan hak masyarakat untuk memperoleh pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Jadi pendidikan dasar diberikan bagi semua orang tanpa kecuali, termasuk mereka yang miskin dan terkendala. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu perluasan pendidikan dasar yang belum dapat mewujudkan layanan adil dan merata meskipun anggaran pendidikan menyerap dana APBN yang paling besar. Masih terdapat perbedaan layanan dan mutu pendidikan antar sekolah negeri dan swasta.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dasar adalah kurikulum sekolah yang dominan ilmu pengetahuan seolah menyiapkan semua siswa untuk menjadi ilmuwan. Padahal, yang lebih penting bagi siswa adalah penguatan literasi dasar dan numerasi. Penguatan literasi dasar dan numerasi ini penting untuk memupuk kemampuan belajar sepanjang hayat yang sangat diperlukan siswa.

Penjaminan mutu adalah upaya pengelolaan mutu yang dilakukan oleh internal sekolah, dalam rangka untuk memberikan jaminan bahwa semua aspek yang terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga dapat mencapai suatu standar mutu tertentu. Penjaminan mutu dapat dikatakan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu. Pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan sehinggga konsumen, produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.

Pada dasarnya mutu pendidikan berkaitan dengan pencapaian pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan instansi pendidikan, di dalam rencana strateginya atau kesesuaian tujuan dan kompetensi dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan jaminan mutu berkaitan dengan keseluruhan dalam berbagai bagian dari sistem untuk memastikan bahwa mutu produk atau layanan yang dihasilkan itu konsisten dan sesuai dengan yang direncanakan atau dijalankan. Dalam jaminan mutu terkandung proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan secara konsisten dan berkelanjuatn sehingga seluruh pihak memeperoleh kepuasan.

Mutu bukan hanya gerakan administrasi, tetapi lebih kearah komitmen dan konsistensi. Membangun komitmen dan konsisten dimulai dari pimpinan tertinggi selanjutnya pimpinan menengah. Manajaemen mutu ini diperlukan di setiap instansi bertujuan untuk memberi, menjamin atau memastikan sebuah instansi mampu menghasilkan lulusan sesuai kualitas yang dijanjkan, memenuhi standar tertentu dan memuaskan semua pihak serta menjamin atau memastikan penerapan visi institusi.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilukan dengan meningkatkan mutu pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan yaitu :

  1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.

  1. Guru

Keterlibatan guru secara maksiamal, dengan meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatiahan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.

 

  1. Siswa

Pendekatan yang harus dilakukan adalah anak sebagai pusat sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat mengetahui kekuatan yang ada pada siswa

  1. Kurikulum

Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis dan terpadu dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkkan sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal

  1. Jaringan Kerjasama

Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata tetapi dengan instansi lain.

Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan. Pendidikan bermutu dan berkualitas lahir dari sistem perencanaan yang baik dan disampaikan oleh pendidik yang baik dengan komponen yang bermutu khususnya pendidik. Ada beberapa langkah dalam menciptakan pendidikan bermutu diantaranya:

  1. Pemberdayaan lembaga pendidikan

Untuk mendukung tercapainya pola penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, pimpinan lembaga pendidikan harus melakukan langkah yang efektif, efisien, dan produktif. Para penyelenggara pendidikan setidaknya mampu memberdayakan lembaganya sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Untuk mengetahui hal itu para pimpinan lembaga pendidikan harus melakukan analisis yang tepat. Hasil pengkajiannya perlu dilakukan untuk mengetahui posisi dan kategori lembaga pendidikan yang dipimpin pada tingkat tertentu.

  1. Sistem penjaminan mutu pendidikan

Terkait dengan pengembangan sistem penjaminan mutu, perlu dirumuskan paradigma dan prinsip dan penjaminan mutu pendidikan berupa pendidikan untuk semua yang inklusif dan tidak mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang apapun, pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang memperlakukan, memfasilitasi dan mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar yang mandiri, kreatif, inovatif dan kewirausahaan. Pendidikan untuk perkembangan berkelanjutan yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi seluruh alam

  1. Penjaminan mutu pendidikan informal

Penjaminan mutu pendidikan dilaksanakan oleh masyarakat baik secara perseorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Penjaminan mutu pendidikan informal oleh masyarakat dapat dibantu dan diberi kemudahan oleh pemerintah.

  1. Penjaminan mutu pendidikan formal dan non formal

Penjaminan mutu pendidikan dan satuan pendidikan oleh satuan dan program pendidikan ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar mutu pendidikan yang dipilih satuan pendidikan formal.

Dalam menciptakan mutu pendidikan diperlukan strategi seperti:

  1. Upaya meningkatkan mutu pendidikan sangat memerlukan seorang pemimpin yang mengenali masalah tidak hanya dari kulitnya, tetapi sampai dengan darah dagingnya. Bukan hanya kenal masalah, tetapi juga memiliki motivasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  2. Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat. Bukan hanya guru, kepala sekolah dan karyawan, tetapi juga para siswa dan orang tuanya. Oleh karena itu, pemahaman bersama terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi sekolah sangat mendasar sebelum mensosialisasikan rencana meningkatkan mutu pendidikan.
  3. Tingkat pemahaman terhadap kondisi nyata dan tantangan kedepan di kalangan orang tua, guru, siswa akan sangat mewarnai pada ketepatan strategi yang akan disusun untuk peningkatan mutu pendidikan tersebut.

Dalam menciptakan pendidikan yang bermutu, tentunya memerlukan inovasi sehingga pendidikan yang berkualitaslah yang mampu berkompetisi. Ada beberapa hal yang menuntut adanya inovasi dalam pendidikan, diantaranya:

  1. Perkembangan ilmu pengetahuan

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sistem penidikan yang dilaksanakan selama ini masih belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum mampu dapat menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, inovatif, dan aktif mandiri yang sesuai dengan ketentuan dan keinginan masyarakat luas.

  1. Pertambahan penduduk

Laju pertambahan penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang menuntut tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

  1. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik

Munculnya gerakan inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini. Salah satu penyebabnya adalah ilmu penegetahuan yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat.

  1. Menurunnya kualitas pendidikan

Kualitas yang dirasakan semakin menurun yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menuntut adanya sejumlah perubahan.

  1. Kurang adanya kecocokan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun

Masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali keahlian yang diperlukan dalam pembangunan.

  1. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk membangun dirinya kepada kemajuan

Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk membangun dirinya kepada kemajuan.

Semua hal diatas harus dilakukan dengan semaksimal mungkin untuk meraih pendidikan yang bermutu. Untuk melakukannya memang bukan suatu hal yang tapi pasti bisa dilaksanakan jika memiliki semangat yang terus dijaga. Memiliki pendidikan yang bermutu memang tujuan semua sekolah. Begitu juga dengan SMAN 1 Sambelia yang terus memacu diri agar tidak kalah bersaing dengan sekolah yang lain. Letak sekolah yang berada di ujung Lombok timur bukan merupakan suatu hambatan untuk meraih prestasi yang cemerlang.

DAFTAR PUSTAKA

  1. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 1. Konsep Dasar. Jakarata: Depdiknas, 19
  2. Arcaro, S Joremo, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-Prinsp Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, Jakarta: Riene Cipta, 2005, 35.
  3. Lutfi Hasan. Manajemen Mutu. 2005, 3-4
  4. Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 56
  5. Dedi Mulyasa, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: Rosda, 2011), 120-123
  6. Suyanto dan ABBAS, Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), 108-111
  7. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 20001), 189.

 

 

 

 

                                                                

Bagikan :