Menjadi ASN Sebagai Lahan Sajadah Panjang

Gambar sampul Menjadi ASN Sebagai Lahan Sajadah Panjang

Ada sajadah panjang terbentang, Hamba tunduk dan sujud, Di atas sajadah yang panjang ini, Diselingi sekedar interupsi, Mencari rezeki, Mencari ilmu....

Penggalan puisi Taufiq Ismail yang diaransemen menjadi sebuah lagu oleh Bimbo ini seakan membius kita untuk larut di dalam maknanya. Lagu "Sajadah Panjang" yang tenar di era 60-an ini tetap eksis dan tidak pernah mati bahkan di era generasi millenial sekarang. Lagu tersebut mengajak kita untuk mengoptimalkan waktu yang kita miliki agar dapat terus beribadah.

Kehidupan seperti sajadah panjang yang terbentang. Kehidupan adalah tempat dan wadah untuk beribadah. Tentu saja bukan hanya ibadah dalam konotasi yang dipersempit seperti penafsiran tradisional. Ibadah bukan hanya terbatas pada kegiatan sholat, ibadah mingguan, dan sembahyang di pura. Namun ibadah adalah menapaki kehidupan dalam segenap aspeknya sesuai dengan tuntunan agama.

Salah satu aspek kehidupan adalah bekerja. Semua agama menilai bekerja untuk menjemput rejeki adalah ibadah. Di dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan amal sholeh yang pahalanya sangat besar. Bahkan Rasulllah SAW bersabda, "barang siapa bekerja untuk anak dan istrinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah" (HR Bukhari).

Bekerja adalah kewajiban (Swadharma) dan aktivitas bhakti kepada Tuhan dalam agama Hindu. Di dalam Alkitab, ratusan kali "avodah" disebutkan untuk memaknai bekerja merupakan ibadah. Konsep Samma Ajiva (mata pencaharian yang benar) dalam agama budha pun mengarahkan kita untuk beribadah melalui bekerja.

Lantas apakah dengan bekerja menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menjadi portofolio amalan tambahan untuk meraup pundi-pundi pahala?

Tentu saja jawabannya iya. Pada dasarnya ASN memiliki tugas pokok dan fungsi positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Salah satu peran ASN adalah sebagai pelayan publik. Dalam melayani publik, ASN memiliki kesempatan yang besar untuk melayani tuhan melalui pelayanan kepada manusia (serving god by serving others). Akan tetapi banyak sekali fenomena ASN yang memberikan pelayanan secara tidak profesional dan terkesan menyia-nyiakan kesempatan untuk bekerja sambil beribadah. Seharusnya ASN memberikan pelayanan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pelayanan prima agar dapat dikategorikan sebagai ibadah, di antaranya :

  1. Self-awareness : ASN harus memahami dan menyadari posisi sebagai pelayan publik, sehingga tumbuh hasrat memberikan layanan secara ikhlas dan baik pada lingkungan internal maupun eksternal.
  2. Enthusiasm : melakukan pelayanan dengan antusias dan penuh semangat sehingga masyarakat menjadi puas.
  3. Value : memberikan manfaat atau nilai tambah bagi penerima layanannya
  4. Care : memberikan perhatian secara optimal dan peduli terhadap kebutuhan penerima layanannya

Ikhtiar dalam mencari ridha Tuhan melalui bekerja harus dilakukan mengingat waktu hidup manusia yang sangat terbatas. Banyaknya kepuasan masyarakat akibat pelayanan kita diharapkan akan membuka satu persatu pintu surga dan menutup rapat semua pintu neraka. Semua itu akan kita peroleh dengan perubahan mindset dan niat tulus melayani masyarakat agar menjadi lahan sajadah panjang bagi kita semua.

Bagikan :