Dewasa ini menjadi ASN selalu saja menjadi topik hangat di kalangan masyarakat indonesia, rasanya menjadi ASN adalah jalan pintas menuju manusia sejahtera di indonesia. Benarkah ASN adalah profesi yang layak dilabeli sesuatu yang bernilai emas seperti itu? Banyak yang terkejut ketika mengetahui menjadi ASN ternyata tidak seperti yang dikatakan masyarakat luaran sana. Kemenpan-RB pernah melakukan survey kepada 15 ribu ASN untuk menemukan alasan menjadi ASN dan diurutan nomer 2 ditemukan bahwa banyak yang ingin menjadi ASN untuk mendapatkan kesejahteraan.
Pertanyaannya apakah benar mereka masih bisa berkata seperti itu jika mereka ASN yang berada di pelosok atau di daerah yang pendapatan daerahnya kecil ? Bukankah harusnya mereka merasa tenang dengan menjadi ASN tapi kenapa setelah menjadi ASN mereka tidak mengalami banyak perubahan dalam hal kesejahteraan ? Miris jika melihat bagaimana media mainstream mulai memberitakan banyak hal yang bombastis soal ASN, mulai dari kenaikan gaji , pensiun, bahkan tunjangan. Sehingga tidak banyak komen negatif pun hadir di tiap berita tersebut mulai dari " Enak banget jadi ASN kerja ga ada tapi gajinya gede ", " Gak rela pajak rakyat dipakai buat ASN yang kerjanya ga jelas ". Sungguh miris bukan ? padahal tidak banyak dari para ASN yang bahkan harus berpikir mencari tambahan diluar sana hanya untuk menambah pendapatan agar dapur bisa ngebul.
Kesejahteraan memang acap kali menjadi pembahasan hangat, mulai dari gaji yang jarang naik ditambahan tunjangan kinerja atau TPP tiap daerah yang berbeda jauh. Memang pemberian TPP mengacu pada pendapatan tiap daerah, tapi apakah tidak ada formula bagaimana pendapatan bisa merata ? ada daerah yang TPP bisa mendapat 2 digit atau bahkan tidak mendapat TPP sama sekali, sungguh ironis bukan. Makanya sering kita dengar istilah pemda jelata, pemda sultan, kemen jelata atau kemensultan. Bagaimana ASN bisa mengabdikan diri mereka fokus 100% kepada negara jika sore nanti saja mereka harus berpikir lauk apa yang bisa mereka berikan kepada anak istri mereka di rumah.
Mari kita melakukan benchmark ke negara lain, semua pegawai negerinya mendapat kesejahteraan yang sangat baik sehingga mereka bisa fokus memberikan pelayanan yang sangat baik untuk negara. Jangan ada istilah " kalian itu sebagai ASN harus mengerti keuangan daerah " karena harga bahan pokok selalu naik, dan pendapatan juga kurang jadi siapa yang harus lebih mengerti.
Menjadi ASN adalah pilihan, dan bila mengingat perjuangannya siapa yang tidak bisa menahan haru. Melihat orang tua menangis melihat nama kita lulus sungguh menyejukan hati. Walaupun kenyataanya tidak banyak yang bisa ditunjukan kepada mereka. Semoga ke depan negara berpikir bagaimana konsep keadilan dan pemeretaan menjadi tolak ukur kesejahteraan ASN saat ini.