Pembentukan Kabinet Indonesia Maju periode 2024-2029 telah mengundang berbagai tanggapan dari masyarakat. Meskipun jumlah kementerian dan lembaga yang terbilang besar, struktur kabinet baru ini dirancang untuk tetap efektif dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kabinet baru dengan 48 kementerian (7 Kementerian koordinator dan 41 Menteri teknis), dan 5 kepala lembaga memang terlihat gemuk dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia (28 kementerian) atau Singapura (16 kementerian). Namun, kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia membutuhkan pendekatan yang komprehensif (Wardani, 2024)
Beberapa inovasi struktural yang membuktikan kelincahan kabinet baru antara lain:
Meskipun jumlah kementerian bertambah, efisiensi tetap menjadi prioritas melalui beberapa pendekatan:
Program "One Command System" dalam penanganan bencana telah membuktikan efektivitasnya. Ketika terjadi bencana alam di Sulawesi Tengah awal 2024, koordinasi antar kementerian berhasil mempersingkat waktu respons dari rata-rata 48 jam menjadi hanya 24 jam (Putra, 2024).
Sistem perizinan terpadu yang melibatkan 12 kementerian terkait berhasil memangkas waktu pengurusan izin investasi dari 6 bulan menjadi 1 bulan. Prestasi ini mencerminkan kelincahan birokrasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi (Kementerian Investasi, 2024).
Implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik telah menghemat anggaran negara hingga Rp 8,9 triliun sepanjang semester pertama 2024 (Kementerian Keuangan, 2024).
Beberapa tantangan yang perlu diatasi:
Jepang, dengan 21 kementerian, membuktikan bahwa efektivitas kabinet tidak selalu berkorelasi dengan ukurannya. Kunci keberhasilannya terletak pada:
Meskipun struktur kabinet terbilang besar, inovasi dalam tata kelola dan pemanfaatan teknologi memungkinkan birokrasi tetap lincah dalam melayani masyarakat. Keberhasilan tidak ditentukan oleh jumlah kementerian, melainkan oleh efektivitas koordinasi dan kualitas implementasi program.