Korupsi Bukan Hal Besar, Tapi Dimulai dari Hal Kecil

Gambar sampul Korupsi Bukan Hal Besar, Tapi Dimulai dari Hal Kecil

Jejak Kehidupan

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), saya pernah meminta uang jajan kepada orang tua saya sebesar lima ribu rupiah dengan alasan ingin membeli es di kantin sekolah. Padahal, harga es tersebut hanya empat ribu rupiah. Seribu rupiah yang tersisa saya simpan untuk membeli jajanan lain di hari berikutnya, tanpa memberi tahu orang tua saya. Waktu itu saya merasa cerdik dan saya pikir tidak ada masalah dengan menyimpan kembalian seribu rupiah, tapi sekarang saya sadar sepintas, peristiwa kecil itu terlihat wajar dan lumrah terjadi di masa kanak-kanak. Namun, pola pikir "Cuman seribuh rupiah" itu bisa terbawa hingga dewasa. jika dicermati lebih dalam, bukankah hal tersebut adalah bentuk "Korupsi Kecil" yang secara tidak sadar kita biasakan sejak dini? dari hal sepele tersebut, bisa tumbuh mental serakah yang kelak menganggap wajar tanpa kita sadari. Korupsi bukan soal jumlah, melainkan mental. 

Suara Hati

Korupsi sering dibayangkan sebagai perbuatan besar dengan kerugian triliuan, miliaran atau ratusan juta. Padahal, esensi korupsi bukanlah besar kecilnya jumlah, melainkan sikap kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Saat seseorang yang terbiasa berbohong demi keuntungan kecil, lama-kelamaan bisa menganggap wajar berbuat curang dalam skala besar. inilah mengapa korupsi sejatinya berakar dari pola pikir. Lingkungan juga memiliki peran penting dalam hal ini. Anak-anak belajar dari rumah, sekolah dan masyarakat, jika perilaku seperti menyembunyikan kembalian seribu rupiah dianggap hal sepele, bahkan lebih parah lagi dianggap cerdik, maka nilai kejujuran akan memudar. Maka sebaliknya, bila sejak kecil anak-anak dibiasakan untuk jujur, sekecil apapun, mereka akan membawa nilai itu hingga dewasa. 

Dampak dari kebiasaan kecil ini bisa sangat panjang. Pola pikir "cuman sedikit saja tidak apa-apa" lambat laun akan melahirkan mental korupsi di masa depan. Dari seribu rupiah yang disembunyikan, bisa tumbuh mental serakah yang kelak menganggap wajar menyembunyikan miliaran rupiah. Korupsi besar yang merugikan negara dan masyarakat pada dasarnya lahir dari pembenaran terhadap korupsi kecil. Memberantas korupsi bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga soal mental yang ditanamkan sejak dini. Jika generasi muda dibiasakan jujur sejak dini, maka harapan Indonesia bebas dari korupsi bukan sekedar mimpi. Seribu rupiah mungkin tampak kecil, tetapi di situlah awal dari segalanya. Mengajarkan kejujuran dalam hal kecil adalah pondasi kokoh untuk membangun bangsa yang bersih dan bermartabat. 

Sebagai seorang abdi Negara, saya percaya bahwa integritas bukan dibangun saat sudah menjadi ASN, tetapi ditanam sejak hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman sederhana saat SD menjadi pengingat bahwa kejujuran adalah modal utama dalam menjalankan amanah. ASN dituntut untuk mengelola pelayanan dan kebijakan publik dengan penuh tanggung jawab. Jika sejak dini kita terbiasa jujur, sekecil apapun, maka ketika mengemban amanah besar kita tidak akan tergoda untuk melakukan kecurangan. Melawan korupsi berarti menjaga diri agar tidak tergelincir, mulai dari kebiasaan kecil, hingga mampu memberi teladan bagi masyarakat.

Katakan tidak pada korupsi!

#askaraAbdimuda

Bagikan :