Memiliki harapan agar setiap tindakan yang benar akan mendapat dukungan dari pimpinan maupun sejawat di lingkungan Birokrasi dapat membuat kita merasa kecewa. Pada lingkungan kerja yang masih permisif dengan budaya korupsi, tindakan menegakan kebenaran sering kali dianggap sebagai ancaman dan diresponi dengan perlawanan oleh orang-orang yang diuntungkan dari perilaku tidak benar, hal ini tentu saja menjadi tantangan yang dapat melemahkan semangat penerapan nilai-nilai antikorupsi oleh ASN.

Hal ini saya alami ketika yang mencoba menerapkan nilai-nilai antikorupsi, saya sering diberikan stigma negative seperti “Sok Benar / Sok Suci “, apalagi ketika diperhadapkan dengan pemimpin yang tidak benar, saya bukan hanya dituding sebagai sosok yang “Tidak Loyal” tapi ditekan, dibatasi akses untuk mempengaruhi orang lain menerapkan nilai-nilai kebenaran bahkan dikucilkan di lingkungan kerja. Saya sempat merenung, apakah saya harus menyerah pada keadaan? Apakah berusaha melakukan yang benar  dan belajar menyatakan kesalahan adalah sebuah pelanggaran? Apakah saya harus menjadi Yes Man saja supaya tidak ada gangguan? Jawabannya TIDAK.

Saya memahami tujuan kerja bukan hanya sekedar upaya mempertahankan hidup untuk memenuhi kebutuhan atau bentuk aktualisasi diri tapi lebih dari itu bekerja adalah bentuk tanggung jawab atas tugas yang Tuhan berikan kepada saya di dunia ini, jadi bekerja adalah ibadah atau bentuk penyembahan kepada Tuhan. Jika bekerja adalah sebuah ibadah kepada Tuhan masakan saya melakukannya dengan cara-cara yang salah. Apakah layak disebut ibadah ketika hasil kerja saya justru merugikan orang lain atau cara kerja saya mendatangkan kerugian bagi bangsa ini? Dengan memandang pekerjaan adalah ibadah maka saya diajar tidak hanya berfokus melihat tanggapan orang-orang terhadap apa yang saya kerjakan tapi lebih kepada bagaimana Tuhan menilai pekerjaan saya. saya yakin tidak ada yang tersembunyi di hadapanNya, Tuhan menilai dengan adil mulai dari motivasi bekerja sampai pada cara-cara dan kualitas kerja saya dan penilaianNYA tak pernah salah, kesadaran ini memberikan ketenangan bathin dalam bekerja dan kepuasan jiwa karena  telah menunaikan tugas yang diberikan oleh  SANG PEMBERI HIDUP.

Pandangan saya terhadap makna pekerjaan sebagai ibadah memang tidak secara langsung berpengaruh pada tanggapan orang lain kepada saya ketika saya menegakan kebenaran dalam pekerjaan tapi merubah sikap saya dalam menghadapi penilaian orang lain. Karena kerja saya adalah ibadah jadi siapakah yang harus saya senangkan lewat pekerjaan saya, Tuhan kah atau kelompok manusia yang mencari keuntungan dari sebuah ketidakbenaran?. 

#aksaraAbdimuda

Bagikan :