Menjadi generasi milenial ibaratnya menjadi anak kedua dari tiga bersaudara. Sering dituntut namun juga diabaikan. Generasi milenial sering juga disebut Generasi Y yang mempunyai rentang kelahiran 1981 sampai dengan 1996. Tuntutan yang diterima oleh ASN milenial dari para ASN baby boomer seringkali menjadi beban berat. Diibartkan generasi baby boomer adalah kakak tertua sehingga seringkali memberi instruksi dengan alasan lebih banyak pengalaman. Namun, Gen Y ini juga mempunyai “adik” yang berasal dari Gen Z dengan segala tingkah dan perilaku mereka yang merasa lebih paham dan lebih pinter. Sehingga sudah seharusnya jika ASN generasi ini wajib memiliki kemampuan birokrasi sebagai kunci untuk mengakomodir permintaan “kakak” dan “adik” selain kemampuan dalam penguasaan teknologi.
Kemampuan birokrasi ini merupakan salah satu kemampuan yang mendukung peningkatan karir dari ASN itu sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa kemampuan ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan kehidupan dalam bermasyarakat. Namun demikian, bukan berati ASN baru yang dipegang oleh Gen Z tidak memerlukan kemampuan birokrasi ini, karena secara umum, usia generasi milenial merupakan ASN yang telah berada pada level middle management. Sehingga sudah selayaknya memiliki kemampuan birokrasi ini.
Beberapa kemampuan birokrasi yang wajib dipelajari dan dimiliki oleh ASN generasi milenial ini adalah :
Pertama, kemampuan perencanaan. Kemampuan perencanaan merupakan kemampuan melihat kondisi masa depan dan dapat menyusun rencana kerja yang bertujuan untuk memenuhi tujuan dari organisasi tersebut. Kemampuan ini biasanya membutuhkan pengalaman atau pengetahuan tentang tupoksi organisasi sehingga dapat melihat kesempatan dan kemungkinan di masa depan tentang permasalahan dan tantangannya.
Kedua, kemampuan penganggaran. Jika penganggaran dalam dunia pemerintahan itu identik dengan akutansi tentu saja tidak dapat ditolak. Namun dengan segala teknologi saat ini, setiap orang dapat belajar hal baru sekalipun termasuk tentang keuangan dan penganggaran. Dalam meningkatkan kemampuan penganggaran ini, seorang ASN dituntut untuk mampu memiliki kemampuan perencanaan secara sekaligus. Karena perencanaan dan penganggaran merupakan dua sisi mata uang, dimana satu sisi dapat dijalankan karena ada sisi lainnya. Demikian juga, sisi lain dapat digunakan untuk mendukung sisi sebelahnya.
Ketiga, kemampuan pelaksanaan. Dalam melaksanakan sebuah kegiatan, tidaklah dapat dilakukan oleh seorang ASN saja. Tetapi memerlukan sebuah tim sehingga kegiatan dapat terlaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan program kegiatan. Peran kemampuan setiap anggota tim juga sangat besar dalam melancarkan kegiatan. Disinilah peran ASN milenial akan muncul berbeda dengan ASN baby boomer dan ASN Gen Z. Ide-ide yang muncul dari berbagai level ASN ini dapat menjadi batu loncatan untuk mendapatkan karir yang lebih tinggi. Dalam tahap ini juga munculnya perbedaan teknik pelaksanaan kegiatan..
Keempat kemampuan pelaporan merupakan kemampuan keempat yang wajib dimiliki oleh generasi milenial ini. Setiap rekam jejak dari program kegiatan pemerintah wajib tersimpan dalam bentuk laporan. Penulisan laporan ini merupakan kemampuan yang membutuhkan kesabaran, ketelitian dan tanggung jawab menyelesaikan tugas. Ibarat dalam sebuah perhelatan, proses membereskan semua sisa-sisa pekerjaan adalah hal yang sering dihindari banyak orang. Alasannya tentu saja sudah lelah karena sejak awal telah terlibat. Padahal pekerjaan pelaporan adalah selangkah lagi menuju selesainya pekerjaan. Pelaporan yang tidak baik maka akan menghasilkan pekerjaan yang tidak baik walaupun begitu hingar bingarnya pekerjaan tersebut saat dilaksanakan. Pelaporan ini juga sebagai kunci pertanggung jawaban setiap program kegiatan.
Empat kemampuan birokrasi ini merupakan tuntutan yang sering diminta oleh atas untuk dilaksanakan oleh middle management ini. Sedangkan orang-orang yang berda di posisi ini adalah kebanyakan berusia generasi milenial. Jika atasan memerintahkan bawahan dengan level Gen Z maka terlalu banyak drama-drama yang harus diikuti. Sehingga sering terjadi benturan antara generasi yang memiliki gap besar ini.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa generasi milenial dapat menjadi jembatan antara generasi baby boomer dengan generasi Z di atasnya. Ibarat menjadi anak tengah, dapat menjadi penengah daripada si anak sulung dan anak bungsu dengan segala keegoisan dan kerandoman perilaku mereka.(rr)
#ASNPunyaCerita #ASNMenulis #ASNmilenial #ASNkemampuanbirokrasi