Guru merupakan profesi , mimpi , tujuan hidup dan cita-cita bagi beberapa orang. Menjadi guru adalah caraku mewujdukan keinginan orangtua, tetapi saya jatuh cinta seiring berjalannya waktu. 10 tahun menjadi bagian dari dunia pendidikan membuatku menjadi pribadi yang bertumbuh dan terus bertumbuh. Memulai mengajar dengan idealisme tinggi dengan ego anak muda , lalu mulai tersadar bahwa saya juga harus mengikuti sistem yang ada. Menjadi bagian dari agen perubahan adalah hal yang tidak pernah ku kuduga. Pengalaman berharga ini dimulai pada tahun 2016, dimana saya mengiktui seleksi Program dari Kemendikbud yaitu SM3T (Sarjana Mengajar di daerah terdepan terluar dan tertinggal). Mendapat penugasan di luar pulau jawa merupakan sebuah tantangan , pengalaman dan ilmu yang luar biasa. Saya merasa program ini mampu menjangkau seluruh pendidikan di seluruh pelosok negeri dan layak untuk dilanjutkan, tetapi seperti kalimat yang sering saya dengar “tidak ada kebijakan yang bisa menyenangkan semua pihak” program ini harus berakhir diangkatan saya. Kecewa sudah pasti, tetapi sebagai agen perubahan, saya hanya mampu mengikuti kebijakan yang ada. Satu tahun hidup di Indonesia Tengah saya melihat dan merasakan perbedaan yang sayang jauh tentang pendidikan di Jawa dan di luar pulau jawa. keterbatasan memang bukan menjadi penghalang bagi setiap anak yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar, tapi bukankah mendapat pembelajaran yang layak adalah hak bagi setiap anak Indonesia ? jujur saya tidak pandai ketika harus menulis. tetapi melalui tulisan saya ini, saya berharap dengan pemerintahan yang baru saat ini semoga pemerintah dan pemangku kebijakan melihat pendidikan dari sudut pandang saudara-saudara kita yang berada di Indonesia Timur. Perubahan merupakan hal yang mutlak dan tak terhindarkan , begitu juga dengan perkembangan IPTEK. Semoga hal ini juga bisa dirasakan saudara-saudara kita yang berada di Indonesia timur dan daerah 3T.
#NulisSembariDinas