Mengulik kembali kenangan kurang lebih 2 tahun yang lalu di usia yang masih 21 tahun tepatnya di tahun 2022 di bulan November, mendapat SK yang di tempatkan di daerah yang akupun tidak mengenalinya sama sekali, salah satu kabupaten terpencil di Nusa Tenggara Timur dan hari demi hari mencari tau sembari berlapang dada, mengucapkan syukur yang tiada hentinya karena masih diberikan kesempatan menyandang status ASN di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan, namun tetap saja kaki ini rasanya berat meninggalkan manisnya kehidupan ketika dekat dengan rumah sendiri.
Berangkatlah dari Sumatera Utara dengan hati dan fikiran yang campur aduk, perjalanan yang bisa dibilang sangat asing juga, transit di kota yang belum pernah dikunjungi juga. Berangkat jam 9 malam menggunakan pesawat, transit di 2 kota dan sampailah di pagi hari pukul 10 pagi, di daerah penempatan ku.
Katanya NTT itu punya beberapa ciri khas, suaranya keras namun hatinya baik, kebetulan aku dari Sumatera tapi mungkin aku tidak akan kaget karena memiliki ciri khas yang sama, yaitu suara keras.
Perasaan haru, senang, takut, semuanya dirasakan di hari itu, sampai akhirnya bertemu dengan pemilik kos ku yang kebetulan asli daerah tersebut, Ibu itu menerima ku dengan baik, hampir seperti anaknya sendiri. Setiap kali dia masak, kami pasti makan malam bersama, menumpangi ku dikendaraannya menuju kantor ku, sesekali mengantarkan goreng pisang ke kamar, membantu proses ku beradaptasi sampai akhirnya aku mampu mandiri, berdiri sendiri dengan kaki ku di daerah itu.
Ku kira hanya pertemuan yang sekedarnya aja layaknya pemilik kos dan anak kos, namun ternyata Allah sudah menyiapkan orang-orang baik di setiap perjalanan kita.
Di tengah-tengah perasaan yang bercampur aduk seorang anak yang merantau jauh dari pulau Sumatera menuju ke Nusa Tenggara Timur untuk bekerja dan Allah pasti paham bagaimana ketakutan dan perasaan yang dirasakan oleh kita, jadi jangan takut, selalu percaya kepada Allah dimanapun kamu berada pasti akan dijaga.
Dan 1 hal lagi yang aku pahami, jangan pernah malas berbuat baik dimanapun karena kebaikan juga akan dibalas dengan kebaikan, mungkin tidak di waktu yang dekat, atau tidak kembali kepadamu tapi mungkin kepada orang tua mu, anak atau saudara mu.
Sesekali aku berfikir ‘’entah kebaikan apa yang pernah di lakukan orangtua ku, sampai aku bisa bertemu orang asing sebaik bapak dan ibu kos ku di perantauan.’’