IKN SEBAGAI SUPERHUB : RENEWABLE ENERGY SEBAGAI KLUSTER INDUSTRI TEKNOLOGI BERSIH DAN ENERGI RENDAH KARBON

Gambar sampul IKN SEBAGAI SUPERHUB : RENEWABLE ENERGY SEBAGAI KLUSTER INDUSTRI TEKNOLOGI BERSIH DAN ENERGI RENDAH KARBON

IKN SEBAGAI SUPERHUB : RENEWABLE ENERGY SEBAGAI KLUSTER INDUSTRI TEKNOLOGI BERSIH DAN ENERGI RENDAH KARBON

 

Tren teknologi hijau baru-baru ini semakin mendominasi sejumlah penerapan teknologi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tingkat emisi karbon yang dihasilkan dari penerapan teknologi yang telah kita gunakan sehari-hari.

Kita melihat bahwa sebelum Revolusi Industri, emisi sangat rendah. Pertumbuhan emisi masih relatif lambat hingga pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1950, dunia mengeluarkan 5 miliar ton CO2 . Pada tahun 1990, jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat, mencapai lebih dari 20 miliar ton. Emisi terus tumbuh dengan cepat; kita sekarang mengeluarkan lebih dari 35 miliar ton setiap tahunnya.

Sedangkan untuk di Negara Indonesia emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil dan industri terus meningkat hingga 2,5 ton per tahunnya sesuai dengan data Global Carbon Budget (2023).

            Sehingga dari data tersebut kita harus berperan aktif dalam mengurangi pertumbuhan emisi gas karbon dioksida, salah satunya dengan menerapkan teknologi hijau (Green Technology). Teknologi yang mampu memperbaiki lingkungan dengan tidak menimbulkan efek yang dapat merusak lingkungan, seperti halnya penerapan teknologi pada energi baru terbarukan.

            Seperti yang kita tahu bersama, saat ini pemerintah sedang membangun Ibu Kota Nusantara di Pulau Kalimantan yang memiliki tujuan untuk mencapai target Indonesia sebagai negara maju, sesuai Visi Indonesia 2045. Dibangun dengan identitas nasional, IKN akan mengubah orientasi pembangunan menjadi Indonesia-sentris, serta mempercepat Transformasi Ekonomi Indonesia.

            Untuk mewujudkan Negara Indonesia menjadi Negara Maju salah satunya didukung dengan adanya penerapan teknologi bersih dan penggunaan energi rendah karbon. Dengan menggunakan PLTS(Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang saat ini sedang tahap pembangunan maka diharapkan IKN menjadi satu-satunya kota cerdas dan rendah emisi karbon yang ada di Indonesia. Sehingga visi untuk mengurangi tingkat emisi yang ada Indonesia semakin dekat dan akan terwujud, dengan diikuti oleh kota-kota lain yang menerapkan penggunaan energi rendah emisi karbon.

            Dilansir dari situs resmi PT. PLN(Persero), PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power berhasil menyambung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke jaringan transmisi atau sinkronisasi tahap I sebesar 10 Megawatt (MW) dari total 50 MW. Dengan beroperasinya PLTS ini maka kawasan IKN dialiri listrik dari energi ramah lingkungan dan tentunya sangat rendah emisi karbon yang dihasilkan.

            Kota cerdas akan terwujud dengan adanya penerapan sebuah peralatan berbasis IoT(Internet of Things) dan juga AI(Artificial Intelligence). Perlu adanya sebuah sistem kontrol otomatis yang memanfaatkan dua teknologi tersebut, seperti halnya smart city, smart office, smart home, weather station, dan masih banyak lagi penerapan teknologi yang menggunakan IoT(Internet of Things) dan juga AI(Artificial Intelligence).

 

#IKNdanASN

Bagikan :
Tag :