Awalnya, saya tidak terlalu mengenal sosok Ibu Lastriyah ketika pertama kali bertugas di Sekretariat BMBPSDM Kementerian Agama (dulu Sekretariat Badan Litbang dan Diklat). Namun, seiring perjalanan waktu sejak 2018, saat saya ditugaskan sebagai Admin SIMPEG di lingkungan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, saya mulai mempelajari banyak hal tentang kepegawaian. Melalui SIMPEG, saya mengenal jejak perjalanan karir para pegawai, termasuk Ibu Lastriyah. Dari sanalah saya mulai mengetahui kisah hidup beliau—seorang wanita sederhana yang mengabdi dengan penuh ketulusan.
Ibu Lastriyah lahir di Kebumen pada 5 Maret 1967 dan memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekretariat Badan Litbang dan Diklat pada 1 Februari 1988. Selama puluhan tahun, beliau bekerja dengan dedikasi tinggi tanpa pernah menuntut jabatan atau posisi tertentu. Kesederhanaan dan kerendahan hatinya terlihat dari cara beliau berinteraksi dengan rekan kerja, selalu mengalah dan menghormati orang lain, bahkan kepada mereka yang lebih muda sekalipun. Sikapnya yang tanpa pamrih ini menjadi teladan bagi banyak orang.
Salah satu hal yang paling menginspirasi dari Ibu Lastriyah adalah sikapnya yang ikhlas menerima setiap mutasi atau roling pegawai tanpa mengeluh. Dalam dunia birokrasi, mutasi atau roling seringkali menimbulkan pertanyaan atau bahkan ketidakpuasan, namun beliau menerimanya dengan lapang dada. Jarang ditemui pegawai yang begitu rela ditempatkan di mana pun tanpa mempertanyakan keputusan atasan. Ketulusan dan kesabarannya dalam menjalani setiap tugas menjadi bukti komitmennya untuk mengabdi pada negara.
Karakter Ibu Lastriyah layak menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama generasi muda ASN, untuk terus bekerja dengan hati yang tulus. Beliau membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari jabatan atau pencapaian materi, tetapi dari bagaimana kita memberi manfaat bagi orang lain dan bangsa ini. Semangat pengabdiannya yang tanpa pamrih patut kita teladani sebagai bentuk kecintaan pada profesi kita sebagai ASN dan Negara.
Kini, saat Ibu Lastriyah memasuki masa purnabakti, kami mengucapkan SELAMAT MEMASUKI MASA PURNA BAKTI. Terima kasih atas keteladanan, kesabaran, dan kerendahan hati yang telah ditunjukkan selama ini. Kami dari Tim Kerja Pengembangan Karir Pegawai dan Kinerja ASN (PKP dan KASN) memohon maaf jika dalam pelayanan, baik dalam pengembangan karir maupun proses pensiun, terdapat kekurangan. Semoga hari hari kedepan ibu Lastriyah sekeluarga dipenuhi kebahagiaan. Amin