Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan komponen pendukung program pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bahwa, ASN dibagi menjadi dua yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang tidak jauh berbeda, baik dalam hak gaji maupun kewajiban dalam menjalankan amanat Pancasila dan Undang-undang.
Berdasarkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Republik Indonesia, dalam Rilis Buku Statistik Aparatur Sipil Negara dimana jumlah ASN yang terdiri dari PNS dan PPPK pada Semester I Tahun 2024 berjumlah 4.758.730 orang. Dengan perbandingan 77% untuk PNS dan 23% untuk PPPK. Berikutnya, BKN juga merinci data tersebut kedalam pembagian sesuai angkatan diantaranya Baby Boomers (1946-1964) sejumlah 101.645, Gen X (1965-1976) mencapai 1.689.539, Gen Y (1977-1994) yaitu 2.587.034 dan Gen Z (1995-2010) jumlahnya 380.512. Lebih terinci lagi, jumlah persentasi ASN wanita lebih banyak daripada ASN laki-laki yaitu 57% untuk wanita dan 43% untuk pria.
Data tersebut menunjukan bahwa, jumlah ASN di seluruh Indonesia semakin bertambah, dengan variasi umur serta kemampuan dalam menyokong program pemerintah. Seperti penulis sendiri yang merupakan Pranata Hubungan Masyarakat, memiliki tugas untuk menyusun strategi komunikasi dan publikasi program-program pemerintah baik yang ada di pusat atau di daerah. Sehingganya, dalam rangka menuju ASN yang Profesional 100% penulis memiliki sejumlah harapan kepada pemerintahan baru di tahun 2024 ini.
Selaku motor penggerak dalam jalannya birokrasi di Indonesia, sudah selayaknya ASN dibekali dengan sarana dan prasarana yang baik serta memadai. Ambil contoh di sekolah/madrasah, kantor urusan agama, kantor lurah/desa dan lainnya. Fasilitas sarana dan prasarana memerlukan perhatian dari pemerintah pusat, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang telah dilantik. Pada pidatonya yang sangat cemerlang di bawah tangisan langit yang membasahi Pak Prabowo tidak gentar dan membersamai anak buahnya. “Kalau anak buah basah, pimpinan harus basah. Kalau anak buah kepanasan, pimpinan harus kepanasan. Kalau anak buah lapar, pimpinan harus merasakan lapar juga. Itu adalah asas kepemimpinan kita,” ucap Pak Presiden Prabowo di Akademi Militer (Akmil), di Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).
Kalimat tersebut menjadi sebuah angin segar bagi seluruh insan ASN di Indonesia. Dimana, presiden baru kita menjadi sosok yang memerdulikan bawahannya yang didalamnya juga ada Aparatur Sipil Negara (PNS dan PPPK). Dan hal tersebut patut dijadikan contoh bagi pemimpin-pemimpin instansi di pusat maupun daerah. Dengan begitu sarana dan prasarana jadi perhatian oleh pimpinan.
ASN diharapkan dapat bekerja cepat dan efisien sehingganya pemenuhan sarana dan prasarana menjadi faktor pendorong hal tersebut. Hal ini akan mendorong produktivitas ASN dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari.
Perkembangan teknologi informasi masa kini menuntut kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN dituntut untuk lebih profesional lagi dalam bekerja. Namun, jika meninjau langsung di lapangan ASN masih kurang dalam memberikan layanan, baik kekurangan pengetahuan, keahlian, atau sikap melayani masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemangku kebijakan instansi masing-masing.
Seperti yang dilakukan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto, yang dalam rangka menanamkan disiplin dan integritas pada jajaran Kabinet Merah Putih bentukannya. Beliau dengan inisatif melalui kantongnya sendiri mengadakan pelatihan semimiliter di Akmil Magelang selama empat hari. Hal ini dilakukan tidak lain menurut Pak Prabowo untuk menyamakan visi dalam membangun Indonesia yang lebih maju. Begitu segarnya kabar tersebut berhembus hingga ke insan Aparatur Sipil Negara, dengan harapan adanya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kekinian.
Hal-hal yang diperlukan dalam menggembleng kebiasaan buruk melayani ASN yakni, sikap yang kurang melayani masyarakat harus diubah. Baik melalui peningkatan kapasitas petugas front office di masing-masing instansi, peningkatan kapasitas dari pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu, yang tentunya sesuai analisis kebutuhan latihan (training need analysis).
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, jumlah ASN kedepannya akan mulai didominasi oleh generasi yang lebih melek digital, yaitu Gen Z. Terlebih negara kita saat ini di gadang-gadang menuju Indonesia Emas 2045, dimana Indonesia memasuki umur ke 100 tahun. Dengan segala aspek penunjang negara harus dipersiapkan, terutama dari segi manusianya.
Penulis berharap dengan adanya peningkatan kapasitas yang kekinian—sesuai kebutuhan zaman dan perilaku tadi—dalam rangka meningkatkan mutu aparatur selaku pelayan masyarakat yang sebaik-baiknya, yaitu memiliki jiwa melayani bukan jiwa ingin dilayani.
Oleh : Muh. Fadhil A.IF.Hadju
#NulisSembariDinas #harapanasn #asnprofesional