Kasus korupsi di Indonesia ibarat seseorang mengidap penyakit kronis namun sulit untuk disembukan. Bukannya mereda namun meningkat lebih menjadi kebiasaan yang turun temurun. Dampaknya tentu semakin lama akan sangat merugikan. Negara hadir untuk memberikan penanganan terbaik mengatasi hal tersebut, seperti terdapatnya lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berfungsi mewujudkan negara bersih dengan cara memberantas korupsi dengan strategi terbaik. Namun, upaya tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak dilakukan dengan peningkatan kesadaran akan budaya anti korupsi oleh masing - masing individu. Peran inilah Generasi Z hadir menjadi penggerak utama untuk mensukseskan budaya anti korupsi yang sudah mengakar di Indonesia. Generasi Z tumbuh berkembang dalam dunia serba digitalisasi, sehingga karakter kritis, terbuka terhadap perkembangan zaman, transparasi, dan akuntabilitas mengakibatkan kecenderungan untuk terbuka serta lebih cepat merubah budaya lama menjadi budaya baru yang diharapkan yaitu antikorupsi.
Strategi utama Generasi Z yaitu dengan memanfaatkan kemampuan teknologi dalam mengawasi setiap praktik-praktik yang diselenggarakan oleh negara. Melalui ruang digital, bukan hanya sekedar mengawasi namun juga untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi secara cepat dan akurat tanpa harus ada yang ditutup tutupi. Pondasi moral menjadi dasar merubah budaya buruk yang sudah mengakar menjadi budaya lebih baik. Pendidikan karakter wajib diselenggarakan di setiap jenjang sekolah yang ada di Indonesia. Efek yang dirasakan lambat laun akan berubah menjadi menyenangkan dimana sila kelima Pancasila dapat benar-benar dijalankan. Selain itu, semangat kolaborasi juga penting dalam membangun budaya antikorupsi. Keselarasan antar lintas bidang dan komunitas mampu mempercepat proses perubahan dengan lebih efektif sehingga tetap mengikuti perkembangan zaman yang semakin hari semakin berkembang pesat.
Keberhasilan dalam membangun budaya antikorupsi di kemudian hari mampu memberikan dampak besar bagi masa depan bangsa. Negara menjadi lebih baik dalam mengalokasikan anggaran secara tepat sasaran. Dengan demikian Generasi Z harus benar-benar mengambil peran nyata sebagai agen perubahan. Bukan hanya sekedar slogan namun perlu tindakan nyata yang konsisten. Harapannya bagi masing-masing individu jangan menunggu perubahan itu datang dari luar diri kita, akan tetapi mari dimulai dari diri kita dengan cara memperbaiki hal-hal kecil yang sekiranya salah agar menjadi benar, bersikap jujur dalam melakukan setiap aktifitas, disiplin dengan aturan yang berlaku, serta yang terpenting berani menolak setiap tawaran ataupun kesempatan dalam setiap penyimpangan. Bukan tidak mungkin cita-cita menghadirkan negara yang bersih dan berintegritas akan semakin dekat untuk kita capai.