From PPNPN To ASN

Gambar sampul From PPNPN To ASN

Saya mulai bekerja mengabdikan diri menjadi tenaga kontrak atau sekarang dikenal dengan istilah Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di Instansi Pemerintah (Badan Narkotika Nasional Kota Jambi) sejak tahun 2016, sebagai penyuluh narkoba. Saat itu saya adalah lulusan Sarjana Komunikasi Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Awal ceritanya, setelah di wisuda pada bulan agustus 2015 saya bertekad untuk melamar pekerjaan agar bisa membanggakan Mamak dan Bapak. Berbekal dengan ijazah, piagam, sertifikat penghargaan dan yang paling utama adalah restu kedua orangtua, saya memberanikan diri memasukkan lamaran pekerjaan ke berbagai instansi mulai dari sekolah, yayasan bimbingan belajar hingga salah satu teman kuliah mengajak ke Badan Narkotika Nasional Kota Jambi. Pada saat itu tidak ada pembukaan lowongan pekerjaan di BNN, tapi bersyukurnya lamaran kami diterima, dan akan dinformasikan jika ada informasi terbaru.  Sedihnya, dari awal bulan september hingga pertengahan oktober 2015 belum ada kabar baik yang datang. Saya sempat berpikir “Hmm, apa harus ada orang dalam ya jika ingin kerja kantoran, mustahil anak tukang ojek seperti saya bisa kerja di BNN” belum lagi pernyataan tetangga yang selalu dilontarkan kepada Mamak, “Mbak, anaknya sudah kerja?” “Belum, tapi sudah melamar kok” Jawab Mamak “Jangan berharap lebih, jika mau diterima harus ada orang dalam dan harus siap uang jutaan, ngga ada kan? Jadi jangan mimpi terlalu tinggi”. Sedih sangat sedih, namun di sisi lain saya begitu bersyukur karena Allah anugerahkan saya orangtua yang hebat dan luar biasa yang selalu mendoakan dan memberi semangat tanpa batas. Bapak dan Mamak adalah anugerah terindah mereka selalu bekerja keras, berjuang dan berkorban untuk kebahagiaan kedua putrinya. Bapak dan Mamak pernah dihina tidak akan bisa menguliahkan kedua anaknya tapi Allah Yang Maha Kuasa ijinkan kedua puteri mereka kuliah dengan program beasiswa. Bapak dan Mamak mengajarkan bahwa satu hal yang harus senatiasa dijaga “Keyakinan pada Kuasa Allah Yang Esa” “KUN FAYAKUN.”

Pada minggu ke-empat bulan oktober saya mendapat panggilan kerja dari Bimbingan Belajar Monju Education Centre, sebagai guru. Alhamdulillah dengan hati yang bahagia saya menerima pekerjaan tersebut,  bertemu dengan anak-anak kecil dengan mengajarkan beberapa mata pelajaran dan akhirnya bisa bekerja menjadi kebanggan tersendiri. Kemudian pada tanggal 3 November, saat itu saya sedang mengajar tiba-tiba handphone saya berdering, ternyata itu adalah panggilan dari salah satu pegawai Badan Narkotika Nasional Kota Jambi, saya diminta datang ke kantor untuk langsung menghadap pimpinan BNN. Pada tanggal 5 November, saya datang ke BNN untuk kali kedua. Saya langsung dipersilahkan masuk ke ruang Kepala dan ternyata sudah hadir juga beberapa pejabat lainnya. Masih terngiang di ingatan, saya diwawancarai dengan berbagai pertanyaan terkait latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, wawasan terkait BNN dan Narkoba serta saya diminta mengaji. Suatu hal yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan orang-orang besar, orang-orang hebat dengan doa serta harapan “Ya Allah Semoga Saya Bisa Kerja di BNN.” Setelah wawancara selesai belum ada kepastian apakah saya diterima bekerja di BNN atau tidak, tapi keesokan harinya saya memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi guru di Bimbingan Belajar Monju. Pimpinan Monju tidak kecewa dan tidak marah, beliau sangat mendukung dan mendoakan agar saya diterima di BNN dan bisa berkontribusi dalam pencegahan narkotika serta mendapat karir yang cerah kedepannya. Singkat cerita, pada awal desember saya kembali diminta datang ke BNN Kota Jambi. Saya kembali bertemu dengan pimpinan dan diperkenankan untuk mengikuti tes tertulis serta psikotes di akhir desember dalam rangka penerimaan tenaga kontrak BNN Kota Jambi Tahun 2016. Tes tersebut dijalani, selang beberapa hari saya mendapat telepon dari Kasubbag Umum BNN Kota Jambi bahwa saya diterima menjadi pegawai Kontrak. Pada tanggal 4 Januari 2016 saya mulai bekerja. Bismillah.

Awal mula bekerja, saya diposisikan sebagai tenaga kontrak penyuluh narkoba di seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bersyukur sekali kepada Allah, karena Allah memberikan kesempatan kepada saya menjadi bagian dari BNN yang bertugas  mengajak dan memotivasi masyarakat untuk menjauhi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Ini adalah jalan dakwah. Sebuah jalan kebaikan.

Singkat cerita pada tahun 2021, pemerintah mengumumkan seleksi penerimaan CPNS, Saya mendaftar di Badan Narkotika Nasional pada formasi Calon Penyuluh Narkoba Ahli Pertama penempatan Badan Narkotika Nasional Kota Jambi. Awalnya ragu, apakah kualifikasi pendidikan Komunikasi Islam bisa mendaftar, mengingat background pendidikan saya adalah komunikasi berbasis keagamaan Islam. Namun tidak ada salahnya mencoba. Akhirnya saya awali seleksi CPNS tersebut dengan melengkapi persayaratan administrasi. Lagi dan lagi hal pertama yang saya lakukan adalah meminta restu Bapak dan Mamak. Alhamdulillah, tes administrasi saya dinyatakan LULUS. Selanjutnya saya harus mengikuti tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Saat itu saya mulai mengatur strategi, mengumpulkan buku-buku pelajaran SD sampai SMU, berburu modul dan soal-soal dari berbagai sumber, membeli kisi-kisi tes CPNS, belajar secara otodidak melalui channel youtube pun juga saya lakukan. Tidak lupa do’a selalu terpanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, agar pada tahun 2021 saya lulus seleksi CPNS.

Saya mengikuti tes SKD seleksi CPNS 2021 pada bulan oktober 2021. Setelah selesai mengerjakan soal-soal tes tersebut, bisikan dalam hati saya membisikan “lulus”. Betul kata hati saya, pada bulan November 2021 BNN RI mengumumkan nilai SKD, alhamdulillah saya lulus passing grade peringkat ke-3 dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi CPNS formasi Jabatan Penyuluh Narkoba Alokasi BNN Kota Jambi sekitar 30 orang. Alhamdulillah, saya bisa lanjut Seleksi Kompetensi Bidang. Saya berbisik dalam hati semoga Allah memberi kemudahan, dan saya bisa memberi hadiah istimewa untuk Bapak, Mamak, Suami dan Muhammad Az Zinki Ressa (Putera Pertama saya yang lahir pada tanggal 29 Juni 2021)

Selanjutnya pada akhir November 2021 saya mengikuti Tes SKB di Badan Kepegawaian Negara Jakarta. Keberangkatan menuju BKN juga mengukir air mata. Rencana awal keberangkatan saya akan ditemani suami, namun pada saat itu syarat pelaku perjalanan udara domestik wajib menunjukkan hasil PCR. Namun hasil tes yang keluar tidak sesuai dengan yang diharapkan, suami Positif (+) Covid-19. Sehingga saya harus berangkat ke Jakarta seorang diri.  Dengan kesedihan, saya meminta doa dan restu suami dan kedua orangtua. Awalnya Bapak, bertanya “jika tidak pergi bagaimana, Nak?” “Otomatis gagal, Pak” Jawabku. Mengingat Bapak tidak pernah sama sekali membiarkan puterinya pergi seorang diri tanpa ada yang mendampingi. Namun, kali ini Bapak dan suami ridho “pergilah, Nak. Semoga ini jalan terbaik dari Allah untukmu. Kami semua disini mendoakanmu.” Dengan bekal ridho dari orang-orang tersayang, dan membawa kesedihan karena harus meninggalkan putera tercinta yang belum genap berusia 6 bulan, saya membathin “ya Allah mudahkanlah jalan ini, semoga kelak kabar kelulusan-ku menjadi kabar gembira buat mereka.” Tes SKB sebenarnya adalah kesempatan emas bagi saya untuk merubah rangking dari posisi 3 menjadi 1, mengingat soal-soal SKB lebih mengacu kepada bidang jabatan formasi sebagaimana yang kita pilih. Benar adanya, soal-soal SKB yang muncul didominasi dengan soal-soal yang berkaitan dengan BNN dan Narkoba. Awal Januari Tahun 2022 menjadi hari bersejarah untuk saya, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia mengumumkan kelulusan peserta CPNS 2021. Nama saya tertulis pada pengumuman tersebut, bahkan paling atas pada formasi yang saya daftar. Allahu Akbar. Kabar gembira ini langsung saya sampaikan kepada keluarga di rumah, mendengar kabar tersebut Bapak langsung menyampaikan “Alhamdulillah, Bersyukur Nak, bersujud, jangan sombong semua benar-benar karunia dari Allah.” Seketika aku bersujud dengan beralaskan tanah, karena saat itu Bapak dan Mamak tengah berada di belakang rumah tepatnya di tempat biasa Mamak memasak dengan kayu bakar.

Allah telah membuktikan Kuasa-Nya bahwa dengan usaha, doa dan keyakinan, akhirnya Allah mentakdirkan saya lulus CPNS. Yakin kepada Allah – Gapai selalu restu orangtua dan suami - Doa dilangitkan - Usaha dimaksimalkan insyaallah Keajaiban itu selalu ada.

 -Agustina-

Bagikan :