Indonesia Emas 2045 menjadi sebuah visi yang menunjukkan kemajuan peradaban bangsa ini pasca kemerdekaan menjadi negara maju. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur pun menjadi langkah strategis dalam mewujudkan cita-cita ini. Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN bertujuan untuk menjadi kota berkelanjutan di dunia, sebagai penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, dan juga menjadi simbol identitas nasional yang merepresentasikan keberagaman bangsa Indonesia. Dalam transformasi ini, Aparatur Sipil Negara (ASN) memegang peranan yang sangat vital. Tulisan ini akan mengulas peran ASN dalam pembangunan IKN, tantangan yang dihadapi ASN terkait teknologi dan digitalisasi, dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN bukanlah ide baru. Gagasan ini sejatinya sudah ada sejak era Preside Soekarno. Namun, baru pada era Presiden Joko Widodo, gagasan ini mulai direalisasikan dengan lebih serius. Ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan Timur, tepatnya di wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Pemerintah sedang berusaha keras untuk mengembangkan IKN dan menggenjot pembangunannya agar Upacara Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI Tahun 2024 dapat dilaksanakan disana. Dengan pemindahan ini, diharapkan pembangunan akan lebih terdistribusi, pertumbuhan ekonomi akan lebih merata, serta menciptakan kota yang lebih hijau, cerdas dan berkelanjutan. Tentunya kesuksesan pemindahan ibu kota ini tidak lepas dari peran serta ASN. Saat ini, pemerintah berencana memberikan fasilitas berupa tunjangan pionir, biaya transport, kemudahan naik jabatan, dan fasilitas lainnya kepada ASN yang akan menjadi pindah ke IKN. Ini menjadi hal yang menarik di kalangan ASN untuk pindah ke IKN.
Sebagai tulang punggung birokrasi pemerintah, ASN memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan pembangunan IKN. ASN bertanggung jawab dalam menjalankan roda pemerintahan dan memberikan pelayanan publik. ASN tidak hanya dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas administratif saja, tetapi juga harus mampu berperan sebagai agen perubahan yang mengedepankan inovasi dan paham teknologi. ASN diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan, meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan strategis yang diperlukan untuk mewujudkan IKN sebagai kota masa depan. Hal ini sejalan dengan visi IKN yang berorientasi pada konsep kota pintar, dimana teknologi dan digitalisasi menjadi hal yang utama dalam operasional sehari-hari.
IKN dirancang sebagai kota pintar yang menggunakan berbagai teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Penerapan teknologi ini mencakup berbagai sektor, antara lain transportasi, energi, infrastruktur, hingga pelayanan publik. Teknologi yang diterapkan juga harus mendukung kearah kota hijau dan berkelanjutan. Bagi ASN, penerapan teknologi ini berarti perubahan dalam cara bekerja. ASN harus mampu menggunakan perangkat digital dan sistem yang canggih, serta memanfaatkan data dan informasi untuk pengambilan keputusan dan pelayanan yang lebih baik. Namun, tidak semua ASN memiliki tingkat literasi digital yang cukup dalam menggunakan suatu teknologi. Ini menjadi tantangan yang besar bagi ASN untuk meningkatkan literasi digital secara berkelanjutan dalam menghadapi perkembangan zaman. Selain itu, ini juga menjadi ujian bagi ASN untuk menerapkan nilai BerAKHLAK, khususnya adaptif.
Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Sulit untuk diakui, namun masih banyak ASN yang memiliki literasi digital yang rendah. Hal ini menyebabkan terhambatnya adaptasi terhadap teknologi baru yang diterapkan di IKN. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis. ASN memerlukan pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk meningkatan keterampilan digital. Program diklat ini harus mencakup berbagai aspek teknologi, mulai dari dasar penggunaan perangkat digital hingga kemampuan dalam membaca dan menggunakan data. Untuk ASN yang fungsinya sangat berhubungan dengan teknologi informasi, dapat diberikan diklat tambahan seperti analisis data yang lebih kompleks. Selain itu, lingkungan kerja juga perlu dibuat untuk mendukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan akses yang lebih mudah terhadap perangkat digital serta mendorong budaya kerja yang terbuka terhadap perubahan. Kolaborasi dengan pihak swasta dan sektor pendidikan juga perlu dijalin untuk mengembangkan diklat yang relevan dengan kebutuhan zaman, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai akuntabilitas dan transparansi.
IKN merupakan investasi jangka panjang yang diharapkan menjadi motor penggerak untuk menuju Indonesia Emas 2045. Dengan pembangunan infrastruktur yang modern dan efisien, IKN diharapkan mampu menjadi pusat ekonomi baru yang bisa menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Menyusung konsep kota pintar yang berkelanjutan, IKN akan menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia dalam hal modernisasi dan pengelolaan lingkungan. Disisi lain, ASN sebagai pilar utama pemerintahan, memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan proyek IKN ini. Dengan meningkatkan literasi digital dan adaptasi dengan teknologi baru, ASN akan mampu menjalankan operasional IKN secara efektif dan efisien. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan ini.
Pembangunan IKN di Kalimantan Timur dan ASN sebagai tulang punggung pemerintahan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. ASN memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Disisi lain, pembangunan ini adalah juga sebagai transformasi untuk menjadi kota pintar dan berkelanjutan di dunia. Untuk mengantisipasi terkait tantangan teknologi dan digitalisasi, diperlukan diklat serta peningkatan akses teknologi bagi ASN. Dengan kerjasama dan komitmen yang kuat, IKN dapat menjadi model kota masa depan, yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.