Cerita Perjalanan Dinas Mamihkai : Sinjai nan Rupawan

Gambar sampul Cerita Perjalanan Dinas Mamihkai : Sinjai nan Rupawan

Hai salam kenal, panggil saja aku mamihkai, aku salah satu ASN di kementerian yang cukup rutin melakukan perjalanan dinas di wilayah Indonesia, dan ya kalau cukup beruntung aku juga bisa ke luar Indonesia. Sebenarnya banyak yang ingin aku tuangkan dalam tulisan, karena setiap perjalanannya ada aja cerita yang menarik. Mungkin kali ini aku mau cerita tentang kisahku di sebuah kota nun jauh di Provinsi Sulawesi Selatan.

Perjalanan dinasku kali ini bukan di kota Makassar melainkan harus menempuh perjalanan darat hampir 7 jam dari Makassar. Tujuanku untuk melakukan inspeksi ke salah satu unit pengolahan yang ada disana. Awalnya sempat berpikir, wah tampaknya akan melelahkan sekali tugas kali ini, dan ternyata memang benar hehe..tapi dibalik itu semua ada kisah yang aku mau ceritakan disini.

Sebelum berangkat, semua perbekalan cemilan, minuman siap di dalam mobil, pikirku pasti disana sulit menemukan minimarket.Ternyata aku salah, disana juga cukup banyak minimarket, yah maklum baru pertama kali kan kesana. Perjalanan dari Makassar menyusuri pantai, pemandangannya bagus sekali, dalam pikiranku hanya bisa memuji kecantikan alam yang kulewati. Namun tak juga sedikit kita melewati jalanan yang sampingnya jurang dan sampinya lagi lereng. Untung mobil dinas yang dipakai dari unit kerja Makassar cukup tanggung, dan alhamdulillah supirnya super hati-hati dan berpengalaman melalui jalan-jalan tersebut.

Setelah hampir 7, kami diinapkan di salah satu penginapan yang sederhana namun bersih. Kamarnya luas sekali, seperti bangunan lama, tapi alhamdulillah tidurku nyenyak. Paginya melaksanakan dinas, dan sorenya sempat diajak ke salah satu wisata disana. MasyaAllah cantik sekali tempatnya. Dari depan tidak terlihat kecantikannya karena hanya ada parkiran yang cukup sempit, lalu diarahkan masuk melewati jalan sempit dan hutan bakau yang rapi sekali. Imajinasiku bermain, karena sering nonton film genre horor sempat terpikir bagaimana jika di hutan bakau yang gelap, sunyi dan berkoridor begini tiba-tiba muncul yang aneh-aneh, hahaha cepat-cepat kulangkahkan kaki, karena katanya di ujung hutan bakau itu ada pantai yang cantik.

Benar sekali, sampai takjub melihat pemandangannya. Hutan bakau yang rimbun berujung pantai yang cantik sekali. Namanya Hutan mangrove tongke-tongke, mungkin kalian bisa browsing nanti, sekarang baca dulu kisahku. Disini ada beberapa spot foto yang keren dan semuanya bisa didapatkan hanya dengan biaya masuk yang sangat terjangkau, aku lupa tapi rasanya tidak sampai sepuluh ribu rupiah/orang. Harga yang sangat murah untuk destinasi sekeren ini. Tak hentinya mengucap syukur, perjalanan dinas yang cukup jauh ini bisa terbayar tuntas dengan pemandangan secantik ini. Dalam hati juga terus memuji nama Allah SWT, yang telah menciptakan keindahan nusantara. Dasarnya otak bisnis, aku juga mulai menghitung dan memperkirakan jika destinasi seperti ini bisa menyerap banyak wisatawan. Orang luar negeri harus mulai melirik destinasi selain Bali dan Raja Ampat, bukan?Entahlah mungkin kelak kalau aku jadi pengusaha (mimpi dulu tak apa ya, hehe).

Ada hal lain yang cukup menyentuh hati, interaksi warga disana ramah sekali. Sebagai penyuka anak kecil, aku ikut bermain dengan anak-anak kecil yang bermain di parkiran destinasi wisata ini. Jam menunjukkan pukul 5 sore dan tak ada satupun dari mereka yang memegang gadget. Semua asyik bermain di luar rumah, ada yang main petak umpet, karet dan ada juga yang main tebak-tebakan. Aku keluarkan semua coklat dan bekal makanan yang kupunya, ikut memberi tebak-tebakan, yang menang aku beri coklat dan cemilan, duhai rasanya senang sekali melihat mereka tertawa tersenyum manis menerimanya, sesederhana itu bahagia mereka.Saat kutanya, kenapa ga ada yang main gadget?Jawab mereka lebih seru main di luar, nanti pulang menjelang magrib, mandi lalu mengaji di surau. MasyaAllah, ini kehidupan yang dulu pernah kujalani tahun 1990an. Terharu rasanya, di balik euforia gadget di kalangan anak-anak, masih ada yang begini ya Allah.

Esoknya aku harus kembali ke Makassar lalu kemudian kembali ke Jakarta. Cerita ini akan kusampaikan pada anak-anakku, dan juga sekarang padamu. Agar kalian tahu, bahwa ada satu tempat nun jauh disana yang sangat cantik, penduduknya ramah dan juga anak-anaknya lebih memilih bermain fisik di luar daripada memegang gadget di ruang nyaman ber-AC seperti kebanyakan anak jaman sekarang.

Sekian dulu #ASNpunyacerita versi #ceritamamihkai ya, semoga suka dan bermanfaat, lain kali kuceritakan lagi versi kota/negara lain. Semangat mengabdi para ASN, semangat berkreasi.

Bogor, 27 Maret 2024

 

Bagikan :