CERITA DI TEMPAT DINAS : KUSERAHKAN DARAHKU UNTUKMU

Gambar sampul CERITA DI TEMPAT DINAS : KUSERAHKAN DARAHKU UNTUKMU

Menjadi seorang ASN adalah suatu harapan yang kulangitkan disepertiga malam, entah mengapa hingga saat ini ASN masih menjadi primadona di berbagai kalangan, kususnya dikalangan mertua. Bersyukur sekali di tahun yang tepat Allah memberikan kesempatan menjadi seorang abdi negara. Tersadar bahwa pekerjaan sebagai PNS merupakan pekerjaan yang mulia yaitu pelayan masyarakat, tekad dan motivasi tinggi terkobar agar selalu menjalankan pekerjaan ini dengan sebaik mungkin.

            Entomolog? ya aku seorang Entomolog Kesehatan di UPT Kemenkes yang ada di surabaya. Sebuah jabatan yang tidak banyak diketahui banyak orang dan  dulunya kalah pamor jika dibandingkan oleh Dokter, perawat atau teknis lainnya. Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional pengamatan, penyelidikan, pemberantasan dan pengendalian terhadap vektor penyakit/serangga pengganggu.

            Sama halnya dengan PNS yang lain, aku berangkat bekerja dengan tampilan terbaikku, mengenakan seragam yang telah disetrika halus bak rambut smoothing, sepatu pantofel hitam yang menyilaukan mata dengan hak 3 cm dan siap untuk mengabdi kepada negeri. Hingga disaat itu, petir menyambar menyadarkan akan sesuatu hal bahwa harus kutanggalkan image seorang PNS cantik yang rapi dan harum. Segera kubasuh kedua tanganku yang harum bunga melati dengan guyuran air hingga tak menyisakan keharumannya.

            Kandang kandang berjejeran berbalut handuk yang telah dibasahi secara lembab siap menunggu tuan nya untuk datang. Tangan tangan para entomolog dengan sigap dimasukan kedalam kandang yang berisi ratusan nyamuk didalamnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, tangan tangan entomolog sudah dipenuhi oleh nyamuk yang hendak mendaratkan proboscis (mulut) kedalam kulit kami. Inilah salah satu pekerjaan kami, menjadi pendonor dengan menyerahkan darah kami untuk makhluk makhluk kecil dan ganas penyebab penyakit salah satunya adalah Penyakit DBD. Darah darah kami digunakan nyamuk betina untuk mematangkan telur sedangkan nyamuk jantan tidak menghisap darah melainkan sari bunga atau kami biasa memberikan larutan gula.

            Dalam beberapa kasus seperti adanya kasus Demam berdarah yang tinggi disuatu daerah, petugas entomolog harus melakkukan survei vektor penyebab DBD, selain melakkukan survei kepadatan larva, juga dilakukan penangkapan nyamuk Aedes sp untuk mengetahui kepadatan nyamuk serta diperiksa secara PCR guna mengetahui ada tidaknya virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Dalam survei tersebut juga tidak diperlukan ASN dengan penampilan cantik dan harum, sebagai tenaga lapangan penangkap nyamuk pakain terbaik kami adalah baju gelap tanpa wewangian karena nyamuk lebih menyukai bau bau keringat, jika kalian sering digigit nyamuk kemungkinannya adalah kalian belum mandi atau bau keringat, jangan terlalu serius namun memang kemungkinannya seperti itu jadi jangan tersinggung.

            Entomolog bertindak juga sebagai umpan nyamuk, dan ketika ada Nyamuk landing dan baiting petugas entomolog lainnya segera menangkapnya. Ada beberapa kejadian yang tidak pernah kulupakan, saat melakukan survei kepadatan larva di hari yang terik sehingga tonggorokan terasa begitu kering bagaikan tanah gurun, kami menggunakan botol aqua sebagai tempat larva dan aku hampir saja meneguk air berisikan larva tersebut. Hasil larva yang telah kami tangkap kemudian kami identifikasi dan kami kembangkan hingga menjadi nyamuk. Dengan siklus yang sama kami para entomolog siap menyerahkan darah kami untuk si kecil yang kami rawat seperti malika, ya bagai anak sendiri.

           

           

Bagikan :