Cerita dari Tempat Dinasku: Seni Terlihat Kerja di Zaman 'Digital'

Gambar sampul Cerita dari Tempat Dinasku: Seni Terlihat Kerja di Zaman 'Digital'

Kebanyakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) memiliki rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika pertama kali menginjakan kaki di satuan kerja, senang, sedih, khawatir dan deg-degan semua bercampur menjadi satu, terlebih bagi mereka yang pertama kali merasakan dunia kerja alias Fresh Graduate seringkali datang dengan ekspektasi yang tinggi yang terkadang tidak sesuai harapan, setidaknya itulah yang dirasakan penulis.

Masuk dalam lingkungan baru tentu tidak mudah, terlebih bagi satuan kerja yang memang memiliki ritme kerja yang repetitif, yang setiap tahunnya sudah tahu akan melakukan apa dan harus mencapai apa di akhir tahun, ritme kerja seperti ini cenderung mengulang hal yang sama berulang kali dan membuat ketika terdapat CPNS yang baru masuk sulit untuk langsung bisa membaur atau membagi tugas secara seksama.

Dalam beberapa kasus seringkali didapati ketika CPNS yang baru masuk satuan kerja langsung diberikan tugas dan tanggungjawab yang begitu banyak, hal ini dilandasi paradigma bahwa CPNS yang baru masuk masih muda, bersemangat dan dapat diandalkan untuk mengerjakan hal yang selama ini menjadi tanggung jawab para senior. Hal ini seringkali membuat Culture Shock bagi para CPNS yang baru datang dengan rasa terpaksa dan seringkali dalam kondisi sulit untuk menolak. Saya menyebut CPNS ini dengan sebutan CPNS Paludada (Apa lu butuh dia ada).

Namun, disatu sisi terdapat juga dinamika yang terjadi saat pertama kali CPNS masuk adalah Tidak diberikan pekerjaan sama sekali, hanya 'diwawancarai' di awal namun setelah berlalu dalam beberapa hari CPNS tersebut seringkali tidak diberikan pekerjaan, situasi yang lebih buruknya bahkan seringkali tidak mendapat meja dan komputer. Hal ini terus terang membuat CPNS seringkali kebingungan apa yang harus dikerjakan, suasana diperburuk ketika menanyakan pada atasannya, atasannya pun memiliki kebingungan yang sama tanpa diajarkan atau dibimbing karena selama ini dikerjakan sendiri sebagaimana mestinya. Akhirnya yang terjadi seringkali para CPNS ini hanya duduk diam di depan komputer tanpa tahu harus mengerjakan apa. 

Sebenarnya hal ini terjadi karena pola kerja di satuan kerja seringkali masih menggunakan pendekatan disiplin atau kehadiran, yang secara sederhana dimaknai namanya kerja ya harus ada dikantor dan duduk didepan komputer tanpa tahu harus mengerjakan apa, hal ini kerap terjadi di berbagai instansi dan satuan kerja, penulis salah satu yang mengalaminya, Ironisnya lagi selama penulis bekerja telah memiliki 3 'adik angkatan' seringkali mengalami kejadian yang sama. dan selalu dimulai dengan pertanyaan: 'saya harus ngerjain apa yang mas?' dan setelah penulis bekerja sebagai ASN selama 5 tahun, akhirnya penulis menyadari ada sebuah seni yang penulis sebut dengan "Seni Terlihat Kerja".

Seni terlihat kerja adalah seni dimana kita terlihat produktif dimata orang lain meskipun yang dikerjakan seringkali tidak berhubungan dengan tupoksi kita sebagai PNS Pelaksana, ini penting dilakukan agar tidak ada impresi dari atasan maupun rekan-rekan bahwa CPNS baru ini tidak bisa bekerja atau tidak ada kerjanya dan membuat hari-hari yang membosankan menjadi produktif di sela-sela pekerjaan kita sebagai ASN.

Bagi sebagian orang, cara paling mudah untuk killing time adalah menonton Youtube atau bermain games belakangan ada juga yang menghabiskan waktu di Tiktok, sayangnya semua kegiatan ini tidak dapat dilakukan kalau komputer kita terbuka dan dapat dilihat oleh banyak orang. karenanya seni untuk terlihat kerja ini penting untuk membuat siapapun yang penasaran dan melihat komputer kita terlihat sedang mengerjakan sesuatu yang optimal di era digital kita saat ini, apa saja yang harus dilakukan untuk mengisi kegiatan kita ini, setidaknya ada 4 (empat) hal yang penulis rekomendasikan untuk bisa membuat kita terlihat kerja antara lain:

Mendengarkan Podcast atau Ceramah Agama
Ini adalah cara yang paling sederhana dan dapat dilakukan oleh banyak orang, bagi penulis dahulu sering kali bingung ada orang yang membuat video berbincang-bincang (baca: Podcast) selama satu jam, dua jam bahkan tiga jam (contoh podcastnya: Sport77 dalam Interview dengan Bambang Pamungkas) kebingungan itu ada karena penulis tidak habis pikir siapa yang mau menonton orang mengobrol selama 3 jam, hingga penulis menyadari bahwa dalam Podcast ini tidak perlu ditonton videonya, cukup dengarkan videonya sembari bekerja baik dengan menggunakan speaker atau headset. maka tanpa terasa kita ikut hanya dalam diskusi tak jarang ikut tertawa sendiri mendengarkan Podcast yang begitu menggelitik. Beberapa rekomendasi Podcast yang penulis merekomendasikan antara: Sport77 Official, registaco dan Podcast ancur. Pembahasan dalam 3 Podcast ini ringan, seru dan seringkali lucu. Atau jikalau membutuhkan ceramah atau siraman rohani penulis merekomendasikan: Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Hanan Attaki dan yang paling Fenomenal Ustadz Abdul Somad. ketiganya seru, penuh ilmu dan pandangan hidup yang membuka wawasan.

Ikut Jenjang Kuliah Lebih Tinggi
Bagi sebagian orang menjadi ASN seperti cita-cita yang sudah tercapai dan seringkali membuat kita santai dalam menjalani hidup tanpa kita sadari bahwasanya melalui pendidikan bisa meningkatkan skill, jenjang karir dan mengisi waktu kita secara positif.
Bagi yang masuk CPNS mulai dari Golongan II/c mulailah mencari kuliah setahun sejak kalian ditetapkan jadi PNS, jikalau lulus tepat waktu maka kalian bisa mengikuti penyesuaian Ijazah dan membuat kalian lebih cepat menuju jenjang III/a bahkan tanpa harus melewati II/d dengan asumsi kalian D3 dan hanya membutuhkan 2 tahun untuk S1.
Bagi kalian yang masuk mulai dari Golongan III/a segeralah mencari kuliah S2, jikalau kalian dapat menyelesaikannya dengan cepat maka dalam 3,5 tahun kalian bisa naik pangkat ke Golongan III/b. Bahkan jikalau kalian ikut program yang kuliah S2 serta S3 digabungkan bisa naik hingga III/c dengan ketentuan yang berlaku, sembari kuliah orang akan memahami ketika dirimu sedang mengetik atau mengerjakan sesuatu.

Ikut Zoom dalam meningkatkan skill
di zaman digital saat ini, begitu banyak hal yang sudah berubah, salah satunya adalah mengenai pelatihan atau seminar, pasca pandemi Covid-19 atau yang kita sebut sebagai New Normal, hampir setiap Instansi bahkan Korpri sebagai induk organisasi ASN yang mengadakan seminar, atau pelatihan yang gratis dan bisa diikuti dimana saja dan kapan saja, tentunya hal ini akan sangat bermanfaat dan bisa membuat kita terlihat sibuk di depan atasan dan rekan kerja kita sembari tentu saja meningkatkan velue dari kita sendiri.

Ikut Menulis di Sembaridinas.id
Penulis percaya bahwa tulisan itu ibarat senjata bahkan seorang Cendekiawan asal Mesir pernah mengatakan: Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala tetapi satu tulisan dapat menembus ratusan bahkan ribuan kepala. karenanya penulis meyakini dengan tulisan yang baik akan dapat berpengaruh bagi banyak orang layaknya sebuah senjata tak terlihat, dan layaknya sebuah senjata tulisan harus senantiasa diasah dan dilatih. ikut menulis di sembaridinas.id adalah sarana yang baik dan bagus untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan nilai diri serta tidak membawa kerugian sama sekali seperti bermain saham ataupun judi online. Karenanya penulis mengajak kita semua termasuk untuk menjadi bermanfaat di era digital dengan seni terlihat kerja membuat kita semakin berkembang setiap harinya dan menjadi bagian dari #ASNPunyaCerita.

 

 

 

Bagikan :