Tak terasa, tahun ini menginjak tahun ke-14 aku menjalani peranku sebagai ASN di Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
BPKIL Serang merupakan Rumah Sakit Ikan satu-satunya di Indonesia dengan wilayah kerja seluruh Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Sesuai dengan namanya, ruang lingkup tugas BPKIL Serang adalah melakukan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan khususnya di bidang perikanan budi daya, yang meliputi penyakit ikan, pakan ikan, obat ikan, residu, serta lingkungan budi daya, dengan fungsi teknis sebagai laboratorium pengujian, laboratorium rujukan nasional, melakukan monitoring dan/atau surveilans sesuai dengan ruang lingkup tugas, melakukan penjaminan keamanan, mutu, dan khasiat obat ikan, serta melakukan bimbingan teknis dan kerjasama.
Terletak di antara Pantai Anyer dan Carita, BPKIL Serang tidak hanya menawarkan layanan pengujian bagi para pengguna jasa, namun juga menyuguhkan pemandangan yang dapat memanjakan mata yang melihatnya. Banyaknya hatchery dan tambak udang yang berada di sepanjang pantai barat Banten, membuat keberadaan BPKIL Serang menjadi vital sebagai tempat untuk melakukan pengujian terhadap penyakit, lingkungan, maupun residu bagi mereka dalam upaya untuk melakukan pengendalian kesehatan ikan. Selain itu, pemandangan laut yang indah juga menjadi daya tarik bagi para pengguna jasa untuk berkunjung ke BPKIL Serang, tidak hanya untuk melihat berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana yang tersedia, namun juga untuk melakukan konsultasi sekaligus menyegarkan pikiran dari berbagai ruwetnya pekerjaan yang menanti.
Dengan berbagai macam tugas dan fungsi, pengguna jasa yang memanfaatkan keberadaan BPKIL Serang memiliki beragam latar belakang yang berbeda, seperti pembudidaya ikan (mulai dari skala rumah tangga hingga perusahaan besar), perusahaan pakan ikan, perusahaan obat ikan, instansi pusat maupun daerah yang bergerak di bidang perikanan, hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.
Salah satu mimpi yang ingin diwujudkan oleh Indonesia dalam sektor perikanan budi daya adalah peningkatan produktivitas udang nasional, karena udang masih merupakan komoditas yang mendominasi total ekspor di sektor perikanan Indonesia. Volume peningkatan produksi budi daya, khususnya udang, dari tahun ke tahun perlu diimbangi dengan keberadaan laboratorium uji yang handal, seperti BPKIL Serang, untuk pengujian kesehatan ikan. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktor keberhasilan utama dalam produksi budi daya adalah kemampuan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit ikan.
Serangan penyakit ikan umumnya disebabkan oleh adanya interaksi yang tidak serasi antara patogen, inang, dan lingkungan. Di bidang lingkungan, inovasi yang telah dilakukan oleh BPKIL Serang adalah pembuatan SMART KIT NITRIT, FOSFAT, dan ALKALI untuk pengujian kualitas air di lingkungan budi daya. Hal tersebut bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan BPKIL Serang secara intensif. Selain itu, adanya SMART KIT juga mempermudah Dinas Perikanan serta pembudidaya ikan dalam melakukan pengelolaan kualitas air karena pengujian dengan SMART KIT dilakukan dengan metode yang mudah, sederhana, serta hasil uji yang cepat dan akurat, sehingga dapat dilakukan oleh Dinas Perikanan maupun pembudidaya ikan secara mandiri. Dengan kemampuan BPKIL Serang dalam melaksanakan pengujian maupun inovasi di bidang kesehatan ikan dan lingkungan, keberadaan BPKIL Serang menjadi sangat vital dalam mewujudkan mimpi Indonesia khususnya dalam sektor perikanan budi daya.