“Horass... !!” sapa saya penuh semangat kepada semua siswa di sekolah pagi itu. Tentu saat kalian membaca awal kalimat itu, terdengar tidak asing bukan ? ya benar itu adalah sapaan semangat khas suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara tepatnya paling barat Indonesia berbatasan provinsi Aceh.
Masa Perkenalan
Kenalkan saya adalah Rizqi, biasa dipanggil pak guru Rizqi. Saya adalah lulusan PNS tahun 2019 yang mengabdi di tanah Lombok sebagai guru muda. Apakah kalian masih bingung ?. ya kebetulan saya mendaftar sebagai guru SD di tanah pulau seribu mesjid sebagai bentuk cara saya mencintai Indonesia melalui pendidikan di kaki Rinjani dengan merantau jauh dari kota kelahiran saya Medan.
Pagi itu tepat pada 4 Januari 2021, adalah hari pertama saya mengajar di sebuah sekolah tepat di utara Gunung Rinjani yang meninggalkan jejak bekas daerah gempa bumi 2018 di Lombok kala itu. Sekolah itu adalah SDN 3 Pringgajurang beralamat di Desa Pringgajurang Kec.Montong Gading Kab.Lombok Timur – NTB.
SDN 3 Pringgajurang adalah sekolah yang sudah berdiri sejak 1983, tegak dengan kokoh walau sempat rubuh beberapa kelas dihantam gempa bumi kala itu. Saya mulai ditugaskan mengajar oleh kepala sekolah sejak 2021 hingga kini adalah kelas 4. Ya benar, dari 2021 hingga beda generasi pun saya tetap eksis di kelas itu, tidak tahu alasannya, tapi yang jelas saya adalah guru muda yang sama sekali tidak paham dengan bahasa lokal daerah yaitu “bahasa Sasak”. Ya jujur saya sama sekali tidak paham mengenai bahasa itu, andai saya diberi tugas kelas rendah (1,2 dan 3) tentu siswa sedikit sekali yang paham bahasa Indonesia. Dimana Lombok itu kebanyakan yang didesa, bahasa yang digunakan sehari-hari sejak lahir sebagai bahasa ibu adalah bahasa Sasak. Mungkin itu alasannya saya tidak diberi tugas ngajar kelas rendah. Tentu dengan segala kekurangan itu, saya akan membuktikan kompetensi yang saya miliki untuk membuat siswa – siswi senang belajar bersama saya selama mengajar disini. Mengajak. Mengeksplorasi potensi-potensi siswa yang selama ini tidak tampak di permukaan hingga siswa merasa bangga akan dirinya.
Pembelajaran Asyik, Seru, Inovatif dan Kreatif (ASIK)
Perkembangan belajar siswa di era modern yang lekat pada teknologi, tidak bisa dihindari berubah akan metode mengajar dan cara belajarnya. Siswa ketika dibekali hanya dengan metode ceramah, dipastikan siswa sekarang akan gampang bosan, ngantuk bahkan cepat lelah.
Oleh karena itu, saya sebagai guru muda ingin membuktikan adanya perubahan gaya mengajar dan belajar sesuai konsep pembelajaran yang saya buat yaitu pembelajaran ASIK melalui kurikulum merdeka yang disesuaikan kondisi sekolah. Berikut ini beberapa dokumentasi konsep pembelajaran ASIK yang sudah saya terapkan bersama siswa dalam menggali potensi siswa sesuai pedoman kurikulum merdeka yang diatur dalam membentuk karakter profil pelajar pancasila (P5) diantaranya yaitu:
1. Membangun Kelas yang Inovatif, Inspiratif dan Menyenangkan
Awal saya masuk kelas ini sejak 2021, sebagai bangunan baru tentu masih polos dan kosong, hingga akhirnya saya membuat kesepakatan bersama siswa melalui kas kelas untuk menghias sesuai budget yang dimiliki. Membuat mading kelas sebagai bentuk apresiasi karya siswa yang harus di pajang seperti hasil mewarnai ataupun menggambar Ditambah suasana piala dunia pada 2022 yang kemudian saya memperkenalkan beberapa negara di dunia baik Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika. Tujuan dari pembelajaran ini, agar siswa bisa belajar dan bercita-cita agar kelak suatu hari mereka bisa keliling dunia.
2. Belajar Bersama Alam
Mengenal alam lebih dekat menjadi kesenangan siswa, dimana suasana yang dirasakan berbeda dibanding di kelas. Saat itu saya bersama siswa belajar tentang bagaimana mengajak siswa untuk belajar menggambar tentang alam berdasarkan apa yang mereka lihat di sekitar mereka. Sawah, taman sekolah dll, menjadi gambaran alam Tuhan yang perlu disalin dalam buku gambar mereka.
3. Membuat Ecobrick
Ecobrick adalah bata yang ramah lingkungan terbuat dari limbah sampah plastik. Siswa saya ajak untuk mengenal alam lingkungan yang harus diperhatikan terutama bagaimana mengolah limbah agar bernilai ekonomis. Siswa dilibatkan dalam mengumpulkan sampah anorganik, lalu dimasukkan ke dalam botol hingga direkatkan agar menjadi kokoh antar botol. Berdasarkan berbagai referensi, ternyata kerajinan ecobrick ini menjadi perabotan alternatif yang ramah lingkungan seperti meja, kursi dll. bahkan mendunia.
4. Membuat Mobil-mobilan berbahan Angin Balon
Ini juga menjadi salah satu program Pembelajaran ASIK yang saya kemas sesuai tuntutan perwujudan karakter pelajar pancasila. Dimana mengemas permainan sederhana sesuai usia melalui cara kerja ilmiah yang diintegrasikan pembelajaran IPA yaitu membuat mobil berbahan angin balon yang mereka tiup selanjutnya dipertandingkan antar karya mobil mereka untuk melihat seberapa berhasil dan cepat mobil yang mereka rakit.
5. Permainan Outbound
Permainan outbond ini, adalah menjadi ciri khas pembelajaran yang saya lakukan setiap generasi kelas 4, tentu tujuannya banyak selain perwujudan karakter pelajar pancasila, tetapi juga mendekatkan jalinan kekuatan pertemanan antar mereka sebagai teman seangkatan juga seperjuangan 6 tahun sekolah. Mengingat kegiatan ini juga tak pernah dilakukan sebelumnya di sekolah ini selain saya sebagai guru muda yang harus asyik, seru, kreatif dan inovatif. Tentu ini menjadi daya tarik dan daya dorong agar menginspirasi guru lain agar berbuat hal serupa.
Begitulah sedikit kisah saya sebagai guru muda yang merantau ke Lombok. Tentu masih banyak karya saya yang harus ditorehkan dalam artikel ini sebenarnya, namun dengan segala keterbatasan artikel ini, semoga mampu mewakili menjadi cerita yang menarik dari saya untuk dibaca dan menginspirasi para tenaga pengajar seluruh Indonesia. Akhir kata, pesan saya untuk semua guru Indonesia, tetap semangat, mendidik dengan hati, menginspirasi dengan berbagi.