BERKOLABORASI DALAM PERBEDAAN UNTUK MENDORONG PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Gambar sampul BERKOLABORASI DALAM PERBEDAAN UNTUK MENDORONG PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Bagi saya menjadi seorang pemimpin sudah sepatutnya memiliki sikap saling menghargai dalam perbedaan, karena pada dasarnya walaupun terdapat batasan-batasan tertentu dalam perbedaan, hal tersebut bukan berarti perbedaan merupakan suatu batasan yang dapat menghalangi adanya persatuan. Berkaitan dengan adanya perbedaan ini, kita bisa memahami makna perbedaan/keberagaman ini beberapa diantaranya seperti dari pesan yang disampaikan pada Opening Ceremony FIFA World Cup 2022 Qatar yang disampaikan dalam bentuk dialog antara Morgan Freeman dan Ghanim Al Muftah. Dalam dialog ini sendiri, kurang lebih pesan/makna yang saya dapat dari dialog tersebut yaitu suatu pesan yang disampaikan pada Dunia bahwa walaupun banyak keberagaman di bumi ini beberapa diantaranya seperti banyak negara, bahasa, dan budaya tetapi hal tersebut bukan berarti menjadi halangan untuk bersatu, karena dibalik adanya keberagaman ini kita dapat belajar satu sama lain dan juga kita dapat menemukan keindahan dalam perbedaan itu sendiri. Dari pesan yang disampaikan tersebut, upaya yang dapat dilakukan agar hubungan/persatuan tersebut dapat terjalin dengan erat adalah dengan adanya sikap toleransi seperti rasa saling menghormati satu sama lain. Makna dari adanya perbedaan ini juga bisa kita ketahui dari semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki makna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan. Salah satu implementasi dari semboyan bangsa kita ini adalah dengan adanya moderasi beragama, karena dengan adanya moderasi beragama salah satu manfaatnya yaitu dapat menjadi sarana dalam mewujudkan kemaslahatan kehidupan dalam beragama dan berbangsa yang harmonis, damai, dan toleran untuk Indonesia Maju. Sehingga hal tersebut membuat kita dalam memandang perbedaan bukan sebagai batasan, tapi sebagai kesempatan untuk berkolaborasi dalam membangun Indonesia.

Disamping perbedaan tadi, bagi saya menjadi seorang pemimpin juga harus memiliki mindset dan sikap yang berorientasi pada masa depan (sustainability) salah satunya seperti dalam menangani adanya perubahan iklim yang menjadi hal krusial saat ini. Oleh karena itu sebagai seorang driver, pemimpin sudah seharusnya memiliki awareness and commitment dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim tersebut. Beberapa hal diantaranya yang dapat dilakukan sebagai seorang pemimpin dalam memiliki mindset dan sikap yang berorientasi pada masa depan dalam kasus ini, yaitu dengan mengaplikasikan mindset konsep Green leadership and The Triple Bottom Line of Sustainability dan juga memiliki sikap kepemimpinan dengan merealisasikan aksi-aksi nyata dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sehingga dengan adanya mindset dan sikap ini, seorang pemimpin dapat membuat dirinya memiliki kreativitas dengan membuat inovasi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui adanya kerja nyata. Salah satu contoh upaya atau inovasi yang telah dilakukan dalam mengatasi adanya perubahan iklim ini yaitu dengan adanya program ETM (Energy Transition Mechanism) yang merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim untuk Indonesia menuju masa depan energi yang bersih dengan memiliki tujuan secara spesifik untuk kelestarian lingkungan, ketahanan energi, dan pertumbuhan ekonomi.

Atas kedua dasar tersebut, jika saya memiliki kesempatan memimpin Indonesia pada suatu saat nanti, saya memiliki harapan untuk dapat berkolaborasi dalam perbedaan dengan berbagai pihak baik dalam kancah nasional maupun internasional dengan menanamkan mindset dan sikap sustainability untuk bersama-sama berkontribusi khususnya dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Bagikan :