Bayang-Bayang Diri dalam Karier

Gambar sampul Bayang-Bayang Diri dalam Karier

Dalam kehidupan profesional, setiap individu pasti mengalami titik di mana mereka mempertimbangkan untuk mundur dari suatu jabatan. Hal ini juga berlaku bagi Pejabat Fungsional (JF), sebagaimana diatur dalam Pasal 41 ayat (1) huruf a Permenpan RB No. 1 Tahun 2023. Ada beberapa alasan yang menyebabkan seorang pejabat fungsional diberhentikan, termasuk pengunduran diri atas keinginan sendiri.

Namun, mundur dari jabatan bukan hanya soal administrasi semata. Ini juga mencerminkan bagaimana seseorang memahami posisinya, tanggung jawabnya, serta arah masa depannya. Seperti bayang-bayang yang selalu mengikuti cahaya, keputusan ini hadir sebagai konsekuensi dari perjalanan karier seseorang.

Bayang-Bayang Diri

Bayang-bayang selalu ada selama ada cahaya. Dalam konteks karier, cahaya bisa diartikan sebagai visi, semangat, atau motivasi yang menerangi langkah seseorang. Saat seseorang memilih mengundurkan diri, bisa jadi karena cahaya itu mulai meredup. Mungkin karena faktor pribadi, ketidaksesuaian dengan lingkungan kerja, atau ingin mencari jalan baru yang lebih sesuai dengan hati nurani.

Seorang Pejabat Fungsional yang ingin mundur harus melalui beberapa proses, seperti mendapat izin dari Pejabat yang Berwenang (PyB) sebelum resmi diberhentikan. Ini menunjukkan bahwa pengunduran diri bukan sekadar keputusan sesaat, tetapi ada pertimbangan mendalam agar tidak merugikan instansi maupun individu itu sendiri.

Pelajaran dari Bayang-Bayang

Bayang-bayang dalam kehidupan bisa menjadi cerminan perjalanan seseorang. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari fenomena ini:

Pertama, Selalu Ada, Tapi Sering Diabaikan. Seperti bayang-bayang yang selalu mengikuti tubuh, ada banyak hal dalam karier yang mungkin dianggap sepele tetapi memiliki dampak besar. Contohnya, kepuasan kerja, keseimbangan hidup, dan perkembangan pribadi. Banyak orang tetap bertahan dalam kondisi yang tidak nyaman hingga akhirnya mereka sadar bahwa sudah saatnya untuk berubah.

Kedua, Menyesuaikan Bentuknya. Bayang-bayang bisa tampak panjang atau pendek tergantung dari sumber cahaya. Dalam dunia kerja, kondisi seseorang bisa berubah seiring dengan pengalaman dan tekanan yang dihadapi. Kadang, seseorang terlihat begitu kuat dan berdedikasi, tetapi di dalam hati, ada keraguan yang terus tumbuh. Ketika cahaya berubah, perspektif seseorang terhadap pekerjaannya juga bisa berubah.

Ketiga, Menghilang dalam Gelap. Saat cahaya menghilang, bayang-bayang pun lenyap. Dalam konteks jabatan, ketika seseorang kehilangan motivasi dan semangat, maka perannya dalam pekerjaan juga akan berkurang. Inilah yang sering kali menjadi alasan utama seseorang untuk mengundurkan diri—karena merasa sudah tidak lagi memiliki tempat atau tujuan di posisi tersebut.

Keempat, Teman di Saat Terang, Hilang di Saat Gelap. Bayang-bayang ada saat cahaya bersinar, tapi menghilang saat gelap. Dalam dunia profesional, ada orang-orang yang hadir saat kita berjaya, tetapi menghilang saat kita menghadapi kesulitan. Hal ini mengingatkan bahwa setiap keputusan, termasuk mengundurkan diri, harus berdasarkan pertimbangan matang, bukan hanya karena pengaruh eksternal.

Kelima, Menunjukkan Arah. Bayang-bayang bisa menjadi penunjuk arah ketika matahari bergerak. Dalam kehidupan, seseorang perlu memahami arah kariernya. Apakah jalan yang diambil masih relevan dengan tujuan hidupnya? Jika tidak, mungkin mengundurkan diri dan mencari peluang lain adalah pilihan terbaik.

Mengambil Keputusan dengan Bijak

Pengunduran diri dari jabatan fungsional bukan hanya soal meninggalkan tanggung jawab, tetapi juga tentang menemukan jalan baru yang lebih baik. Seperti bayang-bayang yang berubah sesuai dengan cahaya, setiap individu harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dan memahami kapan waktu yang tepat untuk beralih.

Seorang ASN yang telah menjalani perjalanan panjang pernah berkata, "Keputusan untuk mundur bukanlah akhir dari pengabdian, tetapi awal dari babak baru yang lebih bermakna." Ini menunjukkan bahwa meninggalkan suatu jabatan bukan berarti berhenti berkontribusi, tetapi bisa menjadi momentum untuk menemukan peran yang lebih sesuai.

Mundurlah dengan bijak, tetap hormati aturan, dan pastikan bahwa keputusan yang diambil membawa manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi lingkungan kerja dan masa depan yang lebih baik.

Bagikan :