Anak Pembawa Rezeki
Pepatah populer yang sering didengar “Banyak Anak Banyak Rezeki”. Ada yang percaya, tidak sedikit pula yang menyangsikannya. Berikut kisah yang berujung dengan rezeki yang luar biasa dari sang buah hati.
Awal mula sebelum menceburkan diri dalam dunia pemerintahan, saya bekerja di BUMN sebagai tenaga outsourcing. Kondisi saya sementara mengandung anak pertama dan sudah berada di trimester awal kehamilan. Pada bulan Agustus 2014 saya memutuskan resign dari pekerjaan di BUMN, kandungan saya sekitar 5 bulan saat memutuskan untuk berhenti bekerja. Alasan untuk keluar tidak lain karena ingin fokus dalam melahirkan dan membesarkan anak.
Informasi test CPNS
Pada bulan Oktober 2014, tak disangka mendapat kabar dari tante saya yang berprofesi sebagai seorang PNS di Kantor UPT Pusat Kementerian Kesehatan di daerah, memberikan informasi tentang Penerimaan Seleksi CPNS Kementerian Kesehatan tepatnya di kantor tante saya sendiri. Kemudian atas saran beliau agar mengikuti test CPNS, maka suami dan orangtua saya khususnya ayah sangat mendukung saya untuk mengikutinya. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mengikuti test CPNS walau dalam keadaan hamil.
Persiapan mengikuti test CPNS
Mendaftarkan diri melalui website, kemudian berbagai persiapan mulai dari melengkapi berkas administrasi, dan bahkan ayah saya sampai mencetak peraturan Undang-Undang, issue-issue strategis di masyarakat terkini dibuatkan jilid buku oleh ayah saya untuk dijadikan bekal mengikuti test CPNS.
Membaca dan mengerjakan soal-soal try out dari buku test CPNS yang telah dibeli di toko buku, kembali mempelajari seluruh materi-materi buku dari perkuliahan di bidang ekonomi. Semua kegiatan tersebut hampir dilakukan setiap hari sampai begadang di atas jam 1 subuh hingga jam 3 subuh. Betapa perjuangan dan tekad yang luar biasa, tidak lagi memusingkan kesehatan seorang ibu hamil, untuk bisa tembus lulus dalam ujian test CPNS demi sang buah hati dan harapan orangtua yang begitu besar.
Pelaksanaan test/seleksi CPNS
Tibalah waktu test CPNS pertama kali pada bulan November 2014. Seragam atasan putih, rok hitam, dengan perut besar dalam usia kandungan 8 bulan. Memasuki tempat ujian, semua mata seakan tertuju melihat perut besar ini. Seakan saya tidak mempedulikan pendapat orang, dalam pikiran selalu terbayang suatu visi dan ambisi yang kuat, sembari berdoa agar proses test berjalan lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada kondisi tubuh yang tidak biasa.
Sementara mengisi soal-soal, irama detak bayi dalam perut seakan menyemangati tubuh saya yang lelah dan letih, untuk kembali berpikir jernih serta teliti menjawab setiap pertanyaan yang harus dikerjakan dengan batas waktu yang sangat singkat.
Pengumuman Kelulusan
Test CAT selesai, keluarlah hasil yang bertuliskan "Anda Lulus!!!” Betapa bersyukurnya hati kepada Tuhan, kemudian berlanjut ke proses selanjutnya ialah test bidang. Setelah test bidang lalu menunggu hasil pengumuman akhir yang menentukan lulus tidaknya seseorang untuk menjadi seorang “Abdi Negara”.
Kelahiran Anak Pertama
19 Desember 2014 hari kelahiran anak pertama, seorang bayi perempuan cantik dan pintar yang telah belajar ilmu tentang negara selama dalam kandungan dan menjadi saksi perjuangan bersama ibu di dalam perut.
Di awal tahun 2015 akhirnya keluar hasil pengumuman terakhir kelulusan CPNS. Bersyukur sekali pengumuman kelulusan diumumkan setelah saya sudah melahirkan, Dan jreng...jreng... aku dinyatakan "Lulus test bidang" dan diterima menjadi seorang "Abdi Negara"
Puji Tuhan berkat berkali lipat yang didapat. Ternyata benar pepatah kelahiran seorang anak membawa rezeki yang tak terduga bagi setiap orangtua.
Anak Kedua
Perjuangan yang hampir mirip namun berbeda cerita dengan anak pertama.
Pada waktu hamil anak kedua di tahun 2018, status saya saat itu sudah menyandang seorang Abdi Negara. Saya ditugaskan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bendahara Penerimaan di luar kota. Atasan sedikit memaksa untuk harus ikut Diklat tersebut karena saya ditugaskan akan menggantikan Bendahara yang ada di tahun depan.
Shock dan kaget akan perintah atasan. Sudah menolak dengan berbagai alasan yang masuk akal, tetapi ujung-ujungnya tetap saja diarahkan pergi Diklat dan diberikan semangat pasti bisa menyelesaikannya dengan baik.
Sempat terpikir di benak kenapa atasan tega untuk membiarkan saya berangkat diklat sendirian dalam keadaan hamil tua yaitu 7 bulan dan dengan tugas yang cukup berat yaitu harus mengikuti Diklat selama 5 hari. Tentunya tidaklah sembarang seorang ibu hamil diizinkan untuk naik pesawat. Ada syarat yang harus dipenuhi agar bisa terbang. Saya mengunjungi dokter kandungan untuk bisa mendapatkan Surat keterangan sehat dan layak untuk terbang.
Akhirnya saya diizinkan naik pesawat dan pergi ke luar kota. Tiba di sana harus memesan taxi sendiri sampai ke hotel. Perasaan waktu itu cukup was-was tapi juga tenang karena untungnya sudah banyak kali pengalaman terbang ke luar kota sendirian.
Setibanya di tempat pelatihan syukurnya mendapatkan teman-teman yang perhatian dan baik. Dan sayapun mengikuti pelatihan Bendahara Penerima dan akhirnya bisa lulus dengan baik menjadi Bendahara Negara Tersertifikasi (BNT).
Puji Tuhan.. dua kehamilan yang memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Perjuangan dengan membawa seorang insan dalam perut, bisa mendapatkan berkat dan rezeki yang besar. Anak-anakku pembawa rezekiku.
#ASNPunyaCerita #KisahInspiratifASN