ASN mengejar beasiswa? Nggak masalah!

Gambar sampul ASN mengejar beasiswa? Nggak masalah!

Menjadi Tenaga Kesehatan ASN yang bekerja di daerah pedalaman Kalimantan Tengah, bukan berarti tidak bisa berkembang. Kekhawatiran ini juga merasuki hati ketika pertama kali bertugas pada tahun 2014. Namun ternyata, bagaimana kita adalah tergantung dengan pikiran kita sendiri. Cara kita menyayangi, menghargai dan mengapresiasi diri kita sendiri tidak terbatas dengan dimana kita bekerja.

Sebagai lulusan D3 Kebidanan dan setelah bertugas sebagai bidan langsung terjun melayani masyarakat, aku merasa sangat kurang. Karenanya, ingin sekali rasanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pertanyaannya, bisakah ASN melanjutkan pendidikan? Tentu saja bisa, terlepas dimanapun kita ditempatkan. Ini merupakan proses pengembangan kompetensi melalui jalur pendidikan. Yang terbaru berdasarkan Surat Edaran dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui Jalur Pendidikan disebutkan bahwa tugas belajar dapat diberikan kepada PNS sesuai dengan rencana kebutuhan (yang pada saat aku mengajukan tugas belajar menggunakan Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Ijin Belajar).

Sebagai nakes yang bertugas di daerah, kitalah yang harus aktif mencari informasi. Ternyata ada banyak sekali beasiswa dari BPPSDM Kemenkes RI untuk nakes yang ingin melanjutkan pendidikan dan setiap tahun selalu dibuka pendaftaran. Pada waktu itu, akhir tahun 2016, aku akhirnya mendapatkan surat edaran tugas belajar dengan beasiswa dari BPPPSDM Kemenkes RI untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dengan penuh tekad, aku mengajukan berkas administrasi untuk mengikuti seleksi demi mendapatkan beasiswa tersebut yaitu dari unit kerja Puskesmas Maliku, Dinas Kesehatan Kabupaten, BKPP Kabupaten, dan terakhir di Dinas Kesehatan Provinsi yang kemudian berkas administrasi tersebut dikirimkan ke kantor BPPSDM Kemenkes RI di Jakarta selain juga mengisi data via online. Mengurus berkas administrasi yang terlihat mudah namun ternyata banyak juga yang harus disiapkan termasuk tes kesehatan jasmani dan tes narkoba tidak membuat tekadku surut.

Bulan Maret pengumuman keluar dan aku dinyatakan lulus tes seleksi administrasi, selanjutnya yang dilakukan adalah harus lulus tes akademik di kampus. Aku memulai persiapan dengan belajar mandiri, membeli buku-buku tes masuk perguruan tinggi dimana kampus yang ku tuju waktu itu adalah Poltekkes Kemenkes Semarang. 

Berkat kebaikan Tuhan, aku diterima dan mulai Agustus 2017 menjadi mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Semarang. Selama perkuliahan, aku sama sekali tidak dibebani oleh uang pendidikan karena semua sudah dibayarkan langsung oleh BPPSDM Kemenkes RI, bahkan aku mendapatkan bantuan biaya hidup yang pada saat itu bernilai sekitar 1,4 juta rupiah perbulannya. Selain itu, aku juga mendapatkan bantuan penelitian sebesar 7 juta rupiah dan tentu saja sebagai ASN aku tetap mendapatkan gajih selama menjalani tugas belajar.

Akhir Februari 2020 akhirnya aku dinyatakan lulus Pendidikan Profesi Bidan dan bulan April 2020 ditempatkan kembali di Puskesmas Maliku Kabupaten Pulang Pisau. Aku berusaha untuk menerapkan ilmu yang kudapatkan di bangku pendidikan untuk melayani masyarakat juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya Kecamatan Maliku.

Sebagai alumni penerima beasiswa dari BPPSDM Kemenkes RI, cita-citaku tak berhenti sampai di sini. Aku berharap jika tiba waktunya nanti bisa kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi tentunya akan berjuang mendapatkan beasiswa lagi.

Menjadi ASN tidak menutup langkah kita untuk mengembangkan talenta kita. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan baik itu dari jalur pendidikan seperti yang aku lakukan namun juga bisa melalui jalur yang lain. Banyak ASN sekarang yang melanjutkan pendidikan sampai keluar negeri dengan beasiswa, juga banyak ASN yang mengikuti berbagai kompetisi di dalam maupun diluar negeri. Tentunya semua harus berawal dari diri kita sendiri, apakah kita ingin mengembangkan talenta kita atau hanya menikmati zona nyaman yang ada karena memang untuk keluar dari zona nyaman memerlukan keberanian yang besar.

Tetap semangat dimanapun kita mengabdikan diri. Sering-sering mencari informasi tentang talenta yang kita minati. Jangan pernah menyerah meskipun kesulitan menghadang karena kesulitan itulah yang akan menjadikan kita lebih kuat sebagai pribadi dan ASN yang menginspirasi.

Bagikan :