Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta telah berusia 52 tahun di tanggal 12 April 2024. Ternyata rumah sakit khusus penanganan ketergantungan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya) ini sudah melewati usia emas-nya.
Tentunya setelah 52 tahun banyak sosok-sosok ASN yang inspiratif yang masih bekerja dan telah pensiun.
Bahkan diantara mereka memberi peran bagi masyarakat yang membutuhkan tidak hanya di RSKO Jakarta juga merambah keluar pagar RSKO.
Sebagai seorang Muslim, daku (saya) pernah mendengar sebuah kisah ada seorang laki-laki yang sedang berjalan, kemudian dia menyingkirkan duri dari tengah jalan yang membuat dirinya masuk ke dalam surga.
Dalam sebuah riwayat, dari Imam Muslim dan dari sahabat Abu Hurairah, beliau berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ada seseorang laki-laki yang melewati suatu ranting berduri berada di tengah jalan. Lalu lelaki itu berkata, 'Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan mendapat gangguan karenanya.' Maka Allah Swt pun memasukkannya ke dalam surga."
Dari riwayat itu kita tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apa pun, karena bisa saja kebaikan kecil itu membawa kita masuk surga.
Ada sosok inspiratif tapi sebagian orang yang menganggapnya aktivitasnya belum layak disebut inspiratif, tapi menurut ku dirinya memberi dampak besar bagi lingkungannya.
Sosok ini merupakan seorang koordinator di Instalasi laboratorium RSKO Jakarta. Sumardiyono yang telah mengabdi di RSKO Jakarta selama 27 tahun melebihi seperempat abad.
Mas Dion (panggilannya) seorang pecinta gowes, dan ternyata dirinya tidak malu beraktivitas dengan sampah.
Daku ingat sekali, disuatu waktu mas Dion memberi pesan "kalau ada sampah kardus, plastik atau karung tolong berikan ke saya untuk kegiatan bank sampah dilingkungan rumah" ucap nya.
Bahkan dirinya pernah bilang, kalau saya mengumpulkan kardus atau plastik, dirinya bersedia menjemput ke rumah saya di Cikeas.
Mas Dion awal tergerak mengelola sampah kemudian menjadi bank sampah dimulai tahun 2016 ketika melihat istrinya (Sutarti) mengumpulkan sampah plastik.
Ketika istrinya ditanya oleh tetangganya untuk apa ? istrinya menjawab kumpulan sampah plastik ini nanti dijual ke tukang rongsok hasilnya untuk anak yatim.
Dari jawaban itu, ada 3 (tiga) orang ikut terlibat untuk mengumpulkan sampah bersama-sama. Awalnya dapat dikisaran Rp.50 rb s/d Rp.80 rb selama pengumpulan 2 s/d 3 bulan.
Dari situ ada tetangga yang lain ikut bergabung, jumlahnya tidak banyak hanya 5 orang saja.
Sebelum mendapatkan lokasi yang khusus, rongsokan sampah diletakkan di ruang lantai dua rumah mas Dion yang masih kosong yang belum digunakan.
Pada saat tahun-tahun awal bank sampah warga ini terbentuk penjualan rongsokan sampah dilakukan 3 s/d 4 bulan sekali ke tukang rongsok keliling.
Pada tahun 2017 s/d 2018, bank sampah ini sudah dapat membelikan peralatan untuk sekolah anak yatim dan berekonomi kurang.
Dalam dua tahun (2020-2021) sudah bisa menjual sebanyak satu mobil bak sampah, dimana hasil penjualan dikisaran 1,3 s/d 1,7 juta perbulan, tergantung dapat barangnya apa saja semisal besi-besi rongsok.
Mulai 2020 bank sampah ini sudah bisa menyantuni anak yatim pada bulan Muharom, dan menjelang Ramadhan.
Bank sampah ini sudah rutin tiap bulan menyantuni anak yatim dan dhuafa di lingkungan RW tempat Mas Dion tinggal.
Bank sampah ini dikelola oleh Mas Dion, Karna, Gianta, Yono dan Dayat. Bank sampah di RT 5 Kampung Pos, Cibinong, Bogor, Jawa Barat ini sudah mendapatkan tempat baru di tanah kosong milik tetangga (Jumnan Kuswandana) yang diikhlaskan untuk digunakan sebagai bank sampah warga di tahun 2019.
Alamat bank sampah berlokasi di kampong Pos RT 005 / RW 010, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
G20 tahun ini dimana Indonesia terpilih menjadi presidensi, salah-satunya fokusnya ialah investasi hijau. Sumardiyono dengan bank sampahnya telah mencontohkan bagaimana investasi hijau dijalankan secara sederhana.