Tidak banyak orang zaman dulu yang mampu menikmati bangku sekolahan apalagi seorang perempuan. Namun Ibu saya termasuk salah satu yang beruntung karena mampu menikmati empuknya bangku sekolah.
Sebagai seorang lulusan Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Ibu saya mengajar di Sekolah Dasar sebagai guru agama islam dan ikut aktif berkegiatan sosial untuk membantu masyarakat lain yang belum bisa membaca. Bertahun-tahun lamanya ibu saya menjadi guru honorer yang gajinya hanya cukup untuk membeli sabun pada masa itu, namun tetap Beliau jalani dengan harapan suatu saat dapat diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan hidup yang harus Ibu saya penuhi dan harapan menjadi ASN yang kian redup akhirnya beliau memilih untuk bekerja keluar negeri menjadi seorang TKW. Sepulangnya Ibu saya menjadi TKW, Beliau sesekali masih mendapatkan tawaran menjadi guru pengganti untuk menggantikan guru lain yang sedang cuti. Namun hingga akhir hayatnya Beliau kehilangannya impiannya menjadi seorang ASN.
Generasi 90 an tentu sudah tidak asing dengan karakter kartun bernama Hachi. Kartun tersebut berupa karakter lebah yang dikenal sebagai Hachi anak sebatang kara yang mencari ibunya. Karakter lebah ternyata tidak hanya dipakai sebagai kartun namun juga digunakan sebagai maskot Alfamart bernama Albi. Alfamart menjadi salah satu jaringan minimarket sukses yang paling ternama di Indonesia. Ada belasan ribu gerai Alfamart yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Apabila cerita lebah tersebut disatukan maka lebah yang sebatang kara tersebut akhirnya bisa meraih kesusksesann hari ini.
Mirip seperti kisah Hachi dan Albi yang disatukan. Cerita hidup saya menjadi sebatang kara semenjak kedua orang tua saya meninggal dunia. Saat itu saya masih duduk di bangku SMA, perjalanan saya ke depan masih sangat panjang dan berdarah-darah tentu saja. Melewati kerasnya kehidupan tanpa hangat dekapan orang tua dan support finansial dari mereka tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk siapapun lewati pastinya. Tapi perjalanan panjang tersebut saya lalui hingga akhirnya saya bisa menjadi seorang guru ASN PPPK. Mungkin impian dan cita-cita Ibu saya menjadi seorang ASN tidak tercapai namun hari ini saya persembahkan gelar dan jabatan saya untuk Ibu saya.
Percayalah bahwa meski mimpi kita hari ini belum tercapai, namun suatu hari nanti, mungkin suatu saat nanti, atau mungkin dilain kesempatan, mimpi tersebut akan terwujud melalui cara yang tidak disangka-sangka.