ASN Gen Z: Hidup Transparan Biar Nggak Jadi Viral Salah Jalan

Gambar sampul ASN Gen Z: Hidup Transparan Biar Nggak Jadi Viral Salah Jalan

Maraknya stigma birokrasi yang identik dengan Korupsi, Gratifikasi, dan penyalahgunaan wewenang dikalangan Masyarakat membuat Citra ASN yang sudah bekerja keras, non homebase pula sering dipandang buruk. Ada yang bilang ”Cuma gabisin uang Rakyat”. Di Era Digital dan risiko viral, kesalahan sekecil apapun dari ASN bisa cepat terekspos ke publik lewat media sosial. Apalagi jika terjadi pada suatu Pelayanan Publik, kepercayaan Masyarakat di tmpat tersebut bisa langsung hilang. Perilaku koruptif ASN bisa langsung jadi sorotan, mencoreng Instansi bahkan Negara.

Indonesia tengah memasuki babak baru reformasi birokrasi, birokrasi Indonesia juga sedang mengalami ”bonus demografi”. Dari segi jumlah total ASN per Juli 2025 sebesar 5.221.381 (PNS dan PPPK). Dari jumlah tersebut, proporsi ASN Gen Z meningkat signifikan sejumlah 12% (BKN, 2025). Sementara itu, Gen Z (Generasi Z) ialah mereka yang lahir direntang tahun 1997 hingga 2012 dengan karakteristik utama meliputi keahlian digital yang tinggi sebagai generasi pertama yang tumbuh di era internet, serta sikap yang lebih toleran terhadap keberagaman, dan peduli terhadap isu sosial dan lingkungan.

Berbagai jokes di media sosial mengenai Gen Z dengan kontennya ”lebih baik nombok, daripada minus” yang mengisyaratkan Kami sebagai Gen Z memilih untuk tidak ribet pada suatu hal. Disisi lain, ASN Gen Z masuk dengan cara pandang baru untuk mengubah stigma birokrasi melalui integritasnya dan tidak ingin pula membuatnya jadi ”ribet ataupun bertele-tele”. Daripada melakukan tindakan Korupsi, Kami lebih memilih jadi Influencer yang berintegritas biar nggak viral salah jalan!

Tantangan ASN terutama Gen Z sebagai ujung tombak terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 untuk tidak menjadi viral karena salah jalan dimulai dari Budaya Integritasnya. Dalam Webinar Nasional Antikorupsi yang bertajuk ”Integritas dan Antikorupsi: Dari Kesadaran Menjadi Kebiasaan” yang dibawakan oleh Bapak Ibnu Basuki Widodo selaku Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada 3 (tiga) pesan kunci bagi ASN yakni membangun kesadaran antikorupsi, disiplin dalam pengendalian serta pencegahan, dan menjadikan perilaku antikorupsi sebagai budaya kerja. Integritas yang tinggi sangat diperlukan untuk mengubah budaya lama, tekanan dari Senior di lingkungan kerja, serta adanya godaan untuk mencari jalan pintas dalam pelayanan publik.

Kita semua sudah tahu bahwa kekuatan Gen Z ialah terbiasa terbuka dan transparan karena tumbuh di era digital. Hal ini sangat diharapkan Pemerintah untuk lebih mendorong digitalisasi layanan publik. Budaya speak up untuk lebih berani menyuarakan hal yang benar, lebih peduli pada citra pribadi dan instansi menjadikan role model integritas bagi ASN Gen Z di Masyarakat. Kami sebagai ASN Gen Z juga memiliki ketakutan yang besar jika tidak transparan, nantinya jadi sorotan netizen karena ”viral salah jalan”.

Diperlukan strategi khusus untuk mengelola ASN Gen Z agar memberikan kontribusi yang optimal dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pengembangan Skill yang mumpuni harus diberikan secara berkala, merata dan serius. Harapan Kami sebagai ASN Gen Z dapat menjadi garda terdepan perubahan birokrasi yang bersih dan terpercaya, karena bagi Kami hidup transparan bukan hanya pilihan moral, tapi juga tindakan yang tepat agar tidak viral karena salan jalan.

Bagikan :