ASN: Antara Mimpi, Tantangan, dan Hadiah Indah

Gambar sampul ASN:  Antara Mimpi, Tantangan, dan Hadiah Indah

Memiliki karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan cita-cita yang diimpikan banyak orang. Kesempatannya pun tak mudah diraih. Syukur Alhamdulillah, atas kehendak-Nya, saya berkesempatan menjadi bagian dari ASN Kementerian Agama pada tahun 2005. Momen itu bertepatan dengan masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perekrutan besar-besaran di Kementerian Agama kabupaten saya menjadi sebuah takdir yang indah bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan.

Sebelum pengumuman kelulusan diberitakan dimedia, saya sempat dilanda kegelisahan. Kegelisahan itu terwujud dalam tiga mimpi yang berturut-turut. Mimpi pertama, saya menjadi satu-satunya di tempat kerja yang tidak mendapatkan SK. Mimpi kedua, saya melihat secarik kertas kosong tanpa tulisan apa pun, kecuali nama saya. Dan mimpi ketiga, seorang lelaki tua renta dengan senyuman hangat menghampiri saya dan berkata, "Jalankan perintah ini dengan penuh amanah dan tanggung jawab." Sosoknya pun menghilang begitu saja sebelum saya sempat memanggilnya.

Ketiga mimpi tersebut meninggalkan kesan mendalam. Mimpi-mimpi itu seolah menjadi pertanda dan pengingat akan tanggung jawab besar yang akan saya emban sebagai ASN. Bahwa menjadi ASN bukan sekadar pekerjaan mencari nafkah, tetapi amanah yang harus dijalankan dengan penuh dedikasi dan integritas.

Hari itu, pengumuman kelulusan seleksi ASN terpampang di halaman Jawa Pos. Penuh antusias, ayah saya membeli koran di pagi hari. Lembar demi lembar isi berita dibuka dengan penuh harap.

Namun, ekspresi datar dan kecut terpancar di wajahnya saat tak menemukan nama saya. "Nak, sabar ya... rejeki mu tidak disini," ucap beliau. "Kamu harus lebih berusaha lagi menjadi guru yang baik. Siapa tau takdir mu ada di tahun depan."

Dengan intonasi biasa, saya menjawab, "Tidak apa-apa, Ayah... memang itu bukan rejeki saat ini." Jawaban saya menghibur beliau yang selama ini sangat berharap saya menjadi ASN. Setelah itu, saya meninggalkan ayah saya sendirian di ruang tamu dan saya segera bersiap diri untuk berangkat kesekolah swasta yang lain.

Tetapi, bunyi telepon rumah berdering. Saya berusaha mengangkatnya "Assalamu'alaikum, Bu... Bu... saya Pak Haji Munif. Apa Njenengan sudah baca koran hari ini?" tanya suara di seberang sana.

"Yang membaca koran ayah saya," jawab saya. "Kata beliau nama saya tidak ada."

"Lho... apa sudah teliti bacanya? Sini Bu... silahkan datang ke sekolah dengan segera dan bawa kartu ujiannya kemarin," kata Pak Haji Munif, kepala sekolah saya.

Dengan penuh semangat, saya bergegas ke sekolah. Sesampainya di sana, Pak Haji Munif langsung mencocokkan nomor ujian dengan nama saya. Ternyata, nama saya ada di daftar kelulusan!

Spontan, saya langsung bersujud syukur. Rupanya, ayah saya kurang teliti dalam membaca berita.

Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di usia muda merupakan sebuah kebanggaan yang tak terkira. Sejak awal, saya telah mengabdikan diri dengan penuh semangat dan dedikasi, menjalani setiap tahun dengan penuh ketelitian dan ketulusan. Tugas sebagai guru, wali kelas, dan berbagai tanggung jawab tambahan lainnya saya anggap sebagai amanah yang wajib saya emban dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan janji yang telah saya ikrarkan.

Tak terasa, tahun demi tahun telah berlalu. Perjalanan saya sebagai ASN penuh dengan lika-liku dan tantangan. Namun, saya selalu teringat pada mimpi-mimpi itu dan tekad untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan berkontribusi pada kemajuan bangsa menjadi motivasi utama saya dalam bekerja.

Perjalanan sebagai guru ASN tak selalu mulus. Di tengah perjalanan, saya pun tak luput dari berbagai rintangan dan tantangan, baik dalam hubungan dengan rekan kerja dan  atasan bahkan dengan peserta didik. Dan hal itu pasti juga terjadi pada siapa saja. Namun, saya selalu menjunjung tinggi kehati-hatian dalam setiap tindakan dan senantiasa bersabar dalam menghadapinya. Keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu membimbing dan melindungi saya selalu tertanam kuat dalam hati.

Dua puluh tahun telah saya dedikasikan untuk mengabdi di tempat kerja lama. Namun, takdir berkata lain. Demi mengikuti suami bekerja, saya harus merelakan diri pindah ke tempat baru di kota lain. Meninggalkan tempat kerja yang sudah terasa bagaikan rumah kedua, meninggalkan orang tua, rumah yang telah lama dibangun, serta saudara, kerabat, dan sahabat, tentunya bukan hal yang mudah. Rasanya, hati ini benar-benar hancur saat itu.

Namun, di tengah rasa kehilangan, Allah SWT memberikan hikmah dan jalan keluar. Alhamdulillah, saya mendapatkan tempat kerja baru yang sangat baik dengan lingkungan yang kondusif dan suportif. Semangat untuk terus mengabdi dan berkarya pun kembali berkobar.

Tepat setahun saya bertugas ditempat baru, tahun 2023 menjadi tahun istimewa bagi saya.  Dengan support kepala dan rekan kerja, saya mencoba untuk mendaftarkan diri dalam pemilihan guru prestasi dengan memaparkan karya terbaik yang pernah saya miliki. Tak disangka, kerja keras dan dedikasi saya dihargai dengan penghargaan bergengsi: Piala Bupati sebagai Guru Prestasi. Penghargaan ini merupakan hadiah indah dari Allah SWT yang mengobati luka hati dan memberikan semangat baru untuk terus berkarya.

Pencapaian ini tak hanya membanggakan diri sendiri, tetapi juga keluarga, tempat kerja lama, dan tempat kerja baru. Rasa syukur dan terima kasih tak terhingga saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya.

Kini, setelah bertahun-tahun mengabdi menjadi guru ASN, saya telah banyak belajar dan berkembang. Pengalaman-pengalaman berharga tersebut telah menempa saya menjadi guru yang lebih tangguh dan bijaksana. Semangat untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan pendidikan selalu berkobar dalam diri saya.

Kisah saya ini menjadi bukti bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada hikmah dan kesempatan baru untuk meraih kebahagiaan. Semangat untuk terus belajar, berkarya, dan mengabdi dengan penuh dedikasi akan selalu menjadi pegangan saya dalam menjalani hidup.

Saya selalu menghibur hati dan ini juga bagian dari motivasi untuk semuanya, bahwa di tengah perjalanan hidup, keraguan dan rasa lelah mungkin melanda. Namun, ingatlah bahwa setiap langkah yang kau lalui, setiap keringat yang kau curahkan, adalah bagian dari amanah yang kau emban. Teruslah berkarya, kawan, dengan semangat yang tak pernah padam. Yakinlah bahwa di balik setiap rintangan, selalu ada hikmah indah yang menanti.

Perjalanan hidup bagaikan sungai yang mengalir, penuh dengan liku dan kelokan. Di sana, kau temukan air terjun yang deras, bebatuan yang terjal, dan arus yang deras. Namun, di balik itu semua, kau temukan keindahan alam yang mempesona, kicauan burung yang merdu, dan kesejukan air yang menyegarkan.

Tetaplah berkarya,  dengan semangat yang tak pernah padam. Tebarkan kebaikan di mana pun kau berada. Yakinlah bahwa kebaikan itu pasti akan kembali pada dirimu sendiri, membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupmu.

#ASNPunyaCerita

Bagikan :