Abdi Skena Negara: Dari Waskat ke Moshing!

Gambar sampul Abdi Skena Negara: Dari Waskat ke Moshing!

ASN, A..nya Abdi, S…nya Skena!!!

Pada umumnya aktivitas ASN itu sangat statis. Pergi Jam 7 pagi dan sampai di rumah jam 5 teng. Tapi berbeda kisahnya dengan 2 ASN asal Kabupaten Malinau bernama Christoforus Freddy yang biasa di panggil Toper dan Muhammad Gustiaji yang akrab disapa Aji, mereka berdua merupakan ASN dengan segudang ide dan berbagai movement untuk muda-mudi di Malinau. Perlu diketahui secara bersama-sama, Malinau merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Pertemuan mereka cukup unik. Dimana Aji ga sengaja melihat Toper menggunakan baju waskat berlapis jaket Punk dan menggunakan sepatu Vans. Tentu hal ini ga boleh diabaikan. Tidak lama kemudian mereka saling bertukar cerita mengenai scene dari musik underground, lalu tercetuslah suatu ide menarik dan mereka menjadi inisiator event musik pertama di Malinau dengan ticketing. Event tersebut bertajuk LOKALIS, mengusung line up dari Musisi lokal yang mengusung Local Pride. Guest Star dalam event tersebut adalah Oethara yang mana ada Uyau Moris merupakan seniman Sa'pe dan Baken Nainggolan ialah Gitaris band Kapital. Tentu event ini tidak lepas lewat kolaborasi dengan berbagai teman-teman muda Malinau. Dan sejak itu pula Malinau menjadi kabupaten dengan corak yang atraktif.

Dalam ketidaksadaran, mereka nyatanya sudah menjalankan perintah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 10 huruf C yaitu Perekat dan Pemersatu Bangsa. Mereka mempersatukan anak muda dalam bingkai harmoni musik.

Setelah event ticketing pertama di Malinau tersebut terselenggara dengan epic. Inisiasi mereka berdua tidak berhenti sampai di event LOKALIS. Mereka bersama Putera atau yang kerap disapa Bang Apu a.k.a. Imam Besar owner Kedai Titik Kumpul, juga ada Bobby inisiator Sanggar seni Felefet, berhasil membuat movement non mainstream yang mereka namai dengan Pulang Malam.

Bagi mereka Pulang Malam adalah media untuk stress release sepulang kerja dan cara untuk tetap work life balance di tengah hiruk-pikuk dinamika perkerjaan. Pulang Malam sendiri merupakan program paling skena yang ada di Malinau. Dimana setiap Pulang Malam mereka saling bahu-membahu untuk mengadakan peralatan dan menjadi line up seta spirit DIY (Do It Yourself) yang tidak boleh terlepas dari Pulang Malam. Kolektif adalah arus utama dan jalan satu-satunya yang mereka miliki. Karena dengan kolektif kebersamaan itu tumbuh.

Kata gotong royong telah tergantikan dengan kata kolektif. Gotong royong merupakan nilai khas yang Indonesia miliki walaupun sering dikatakan budaya gotong royong belakangan ini sudah mulai ditinggalkan. Pulang Malam salah satunya. Anak muda seringkali dianggap apatis, namun kenyataannya sebaliknya, justru banyak pihak yang malah apatis melihat movement kolektif ini. Prinsip Negara Demokrasi Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat ada dalam semangat kolektif.

Gotong royong bukan hanya soal mengangkat cangkul, membersihkan sampah, merapikan area sekitar RT, Desa atau Kelurahan. Tapi gotong royong yang dilakukan anak muda kontemporer kini dengan mengangkat sound system, urunan membeli konsumsi, dan menjadi bagian yang terlibat langsung dalam performance music atau suatu pusaran moshing.

Dari Toper dan Aji ini dapat disimpulkan jadi ASN bukan hanya sekedar duduk di balik meja, namun juga hadir langsung di tengah masyarakat dan menjadi denyut nadi dalam pergerakan. Skena adalah cara lain mereka mengabdi sepulang kerja.

“Berikan aku 2 pemuda, maka akan ku nyalakan Malinau dengan pusaran moshing dan gelora kolektif.”

Instagram Event: @lokalis.crew & @pulangnyamalam

Bagikan :